RINGKASAN
Berbagai penelitian mengenai gejala refluks gastroesofagus pada infan telah
dilakukan namun penelitian pada anak dan dan remaja masih sangar sedikit Data
mengenai jumlah penderita gejala refluks gastroesofagus belum diketahui secara pasti,
baik data di seluruh dunia maupun di Indonesia. Gejala yang mengarah ke refluks
gastroesofagus tidak jarang ditemui pada populasi umum. Diagnosa refluks esofagus
terutama berdasarkan gejala klinis dan didukung beberapa pemeriksaan yang invasif.
Pengobatan terhadap penyakit refluks gastroesofagus telah dapat diberikan hanya
berdasarkan klinissaja. Gejala klinisrefluks gastroesofagus sangat bervariasi dan berbeda
- beda pada setiap kelompok usia. Itulah sebabnya mengapa beberapa penelitian
meneoba meneati gejala refluks gastroesofagus yang paling penting sebagai petanda
penyakit refluks gasrroesofagus. Beberapa kuesioner penelitian telah dibuat, berisikan
pertanyaan - pertanyaan lengkap yang dianggap telah mewakili semua gejala refluks
gastroesofagus. Kuesioner unruk anak dan remaja merupakan modifikasi dari kuesioner
penelitian pada orang dewasa.
Telah dilakukan penelitian sekat lintang untuk menentukan prevalens gejala
refluks gastroesofagus pada usia sekolah dasar di kota Medan. Penelitian dilakukan pada
bulan Februari 2002 di Sekolah Dasar 060900 di Keeamatan Medan johor Medan.
Penelitian dilakukan dengan rnempergunakan kuesioner untuk anak dan orang rua,
Kuesioner tersebut berisi empat kelompok pertanyaan, yaitu pertanyaan tentang
demografi, gejala refluks gastroesofagus, paparan yang dianggap berhubungan dengan
40
gejala refluks, dan tiwayat pengobatan gejala refluks gasttoesofagus. Jawaban orangtua
dan anak akan dibandingkan. Untuk mood kelas satu sampai riga, kuesioner diisi oleh
orang tua, sedangkan untuk rnurid kelas empat sampai enam, kuesioner diisi oleh orang
tuadan anak,
Didapatkan bahwa sakit perut merupakan keluhan yang paling banyak dilaporkan
baik dati orang rna maupun anak, diikucikeluhan sakit menelan, mual dan muntah. Dati
analisa statistik didapatkan perbedaan yang bermakna antara laporan orang tua dan anak
hanya pada keluhan muntah. Ditemukan adanya hubungan antara merokok (pasi£)
dengan keluhan gejala mual, sakit perut dan rasa asam di mulut Ditemukan adanya
hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan keluhan gejala muntah, sakit u1uhatidan
rasa asam di mulut
Pada peneIitian ini ditemukan bahwa hanya sedikit anak - anak penderita gejala
refluks gastroesofagus yang mendapat pengobatan « 5%). Antasida merupakan satu -
satunya obat yang dipakai untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus, karena dapat
dibeli secara bebas, Dirernukan juga bahwa sampel penelitian be1um memanfaatkan
fasilitaskesehatan untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus.
Berbagai penelitian mengenai gejala refluks gastroesofagus pada infan telah
dilakukan namun penelitian pada anak dan dan remaja masih sangar sedikit Data
mengenai jumlah penderita gejala refluks gastroesofagus belum diketahui secara pasti,
baik data di seluruh dunia maupun di Indonesia. Gejala yang mengarah ke refluks
gastroesofagus tidak jarang ditemui pada populasi umum. Diagnosa refluks esofagus
terutama berdasarkan gejala klinis dan didukung beberapa pemeriksaan yang invasif.
Pengobatan terhadap penyakit refluks gastroesofagus telah dapat diberikan hanya
berdasarkan klinissaja. Gejala klinisrefluks gastroesofagus sangat bervariasi dan berbeda
- beda pada setiap kelompok usia. Itulah sebabnya mengapa beberapa penelitian
meneoba meneati gejala refluks gastroesofagus yang paling penting sebagai petanda
penyakit refluks gasrroesofagus. Beberapa kuesioner penelitian telah dibuat, berisikan
pertanyaan - pertanyaan lengkap yang dianggap telah mewakili semua gejala refluks
gastroesofagus. Kuesioner unruk anak dan remaja merupakan modifikasi dari kuesioner
penelitian pada orang dewasa.
Telah dilakukan penelitian sekat lintang untuk menentukan prevalens gejala
refluks gastroesofagus pada usia sekolah dasar di kota Medan. Penelitian dilakukan pada
bulan Februari 2002 di Sekolah Dasar 060900 di Keeamatan Medan johor Medan.
Penelitian dilakukan dengan rnempergunakan kuesioner untuk anak dan orang rua,
Kuesioner tersebut berisi empat kelompok pertanyaan, yaitu pertanyaan tentang
demografi, gejala refluks gastroesofagus, paparan yang dianggap berhubungan dengan
40
gejala refluks, dan tiwayat pengobatan gejala refluks gasttoesofagus. Jawaban orangtua
dan anak akan dibandingkan. Untuk mood kelas satu sampai riga, kuesioner diisi oleh
orang tua, sedangkan untuk rnurid kelas empat sampai enam, kuesioner diisi oleh orang
tuadan anak,
Didapatkan bahwa sakit perut merupakan keluhan yang paling banyak dilaporkan
baik dati orang rna maupun anak, diikucikeluhan sakit menelan, mual dan muntah. Dati
analisa statistik didapatkan perbedaan yang bermakna antara laporan orang tua dan anak
hanya pada keluhan muntah. Ditemukan adanya hubungan antara merokok (pasi£)
dengan keluhan gejala mual, sakit perut dan rasa asam di mulut Ditemukan adanya
hubungan antara kebiasaan minum kopi dengan keluhan gejala muntah, sakit u1uhatidan
rasa asam di mulut
Pada peneIitian ini ditemukan bahwa hanya sedikit anak - anak penderita gejala
refluks gastroesofagus yang mendapat pengobatan « 5%). Antasida merupakan satu -
satunya obat yang dipakai untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus, karena dapat
dibeli secara bebas, Dirernukan juga bahwa sampel penelitian be1um memanfaatkan
fasilitaskesehatan untuk mengatasi gejala refluks gastroesofagus.