ABSTRAK
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data
faktor-faktor risiko yang menyebabk an terjadinya relaps pada pasien
skizofrenia paranoid dan untuk mengetahui faktor risiko yang paling
berpengaruh dalam menyebabkan rela ps pada pasien skizofrenia
paranoid.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional
dengan disain case-control yang menilai hubungan ant ara faktor risiko
dengan kejadian relaps dengan cara membandingkan sekelompok pasien
yang mengalami relaps (kasus, n=100) dan sekelompok pasien yang
terkontrol (kontrol, n=100) setelah dilakukan matching group pada jenis
kelamin dan usia, di Rumah Sakit J iwa Daerah Propinsi Sumatera Utara
Medan. Penelitian dilakukan selama 6 bulan, te rhitung sejak Mei 2008 s/d
Oktober 2008. Data-data dikum pulkan dengan meng gunakan instrumen
penelitian berupa kriteria diagnostik untuk skizofrenia paranoid menurut
PPDGJ-III dan Positive And Negative Syndrome Scale (PANSS) yang
sudah divalidasi oleh Departemen Ps ikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia dibantu oleh seorang interater yang telah
mendapatkan pelatihan (nilai uji korelasi peringkat 0.85, signifikansi pada
level 0.001), dan data sekunder didas arkan pada catatan yang ada pada
buku status pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara Medan.
Hasil Penelitian : Terdapat hubungan bermakna antara ketidakpatuhan
dan stresor psikososial secara um um dengan kejadian relaps. Faktor
sehubungan dengan pasien, sehubungan dengan pengoba tan dan faktor
lingkungan sebagai bagian dari keti dakpatuhan juga memiliki hubungan
bermakna dengan kejadian relaps, sedangkan faktor sehubungan dengan
dokter tidak ada dilaporkan oleh re sponden. Pada stresor psikososial
Yusak P Simanjuntak : Faktor Risiko Terjadinya Relaps Pada Pasien Skizofrenia Paranoid, 2008
USU e-Repository © 2008
problem dengan primary support group , problem pekerjaan, dan problem
ekonomi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian relaps. Problem
berkaitan dengan lingkungan sosial, pr oblem dengan akses pelayanan
kesehatan dan problem psikososial dan masalah lingkungan lain tidak
memiliki hubungan bermakna dengan kejadian relaps. Problem
pendidikan, problem perumahan dan pr oblem berkaitan dengan sistem
hukum/kriminal tidak ada dilaporkan oleh responden. Setelah dilakukan uji
regresi logistik ganda didap atkan bahwa problem dengan primary support
group merupakan faktor risiko pali ng dominan dengan nilai OR 131.2,
diikuti faktor lingkungan (OR 18.5) dan problem ekonomi (OR 13.0).
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara ketidakpatuhan dan
stresor psikososial secara umum dengan kejadian relaps, dan problem
dengan primary support group merupakan faktor ri siko paling dominan
dalam menyebabkan relaps.
Kata Kunci : Relaps, skizofrenia paranoi d, ketidakpatuhan, stresor
psikososial.
Tujuan Penelitian : Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data
faktor-faktor risiko yang menyebabk an terjadinya relaps pada pasien
skizofrenia paranoid dan untuk mengetahui faktor risiko yang paling
berpengaruh dalam menyebabkan rela ps pada pasien skizofrenia
paranoid.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional
dengan disain case-control yang menilai hubungan ant ara faktor risiko
dengan kejadian relaps dengan cara membandingkan sekelompok pasien
yang mengalami relaps (kasus, n=100) dan sekelompok pasien yang
terkontrol (kontrol, n=100) setelah dilakukan matching group pada jenis
kelamin dan usia, di Rumah Sakit J iwa Daerah Propinsi Sumatera Utara
Medan. Penelitian dilakukan selama 6 bulan, te rhitung sejak Mei 2008 s/d
Oktober 2008. Data-data dikum pulkan dengan meng gunakan instrumen
penelitian berupa kriteria diagnostik untuk skizofrenia paranoid menurut
PPDGJ-III dan Positive And Negative Syndrome Scale (PANSS) yang
sudah divalidasi oleh Departemen Ps ikiatri Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia dibantu oleh seorang interater yang telah
mendapatkan pelatihan (nilai uji korelasi peringkat 0.85, signifikansi pada
level 0.001), dan data sekunder didas arkan pada catatan yang ada pada
buku status pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Pemerintah Propinsi
Sumatera Utara Medan.
Hasil Penelitian : Terdapat hubungan bermakna antara ketidakpatuhan
dan stresor psikososial secara um um dengan kejadian relaps. Faktor
sehubungan dengan pasien, sehubungan dengan pengoba tan dan faktor
lingkungan sebagai bagian dari keti dakpatuhan juga memiliki hubungan
bermakna dengan kejadian relaps, sedangkan faktor sehubungan dengan
dokter tidak ada dilaporkan oleh re sponden. Pada stresor psikososial
Yusak P Simanjuntak : Faktor Risiko Terjadinya Relaps Pada Pasien Skizofrenia Paranoid, 2008
USU e-Repository © 2008
problem dengan primary support group , problem pekerjaan, dan problem
ekonomi memiliki hubungan bermakna dengan kejadian relaps. Problem
berkaitan dengan lingkungan sosial, pr oblem dengan akses pelayanan
kesehatan dan problem psikososial dan masalah lingkungan lain tidak
memiliki hubungan bermakna dengan kejadian relaps. Problem
pendidikan, problem perumahan dan pr oblem berkaitan dengan sistem
hukum/kriminal tidak ada dilaporkan oleh responden. Setelah dilakukan uji
regresi logistik ganda didap atkan bahwa problem dengan primary support
group merupakan faktor risiko pali ng dominan dengan nilai OR 131.2,
diikuti faktor lingkungan (OR 18.5) dan problem ekonomi (OR 13.0).
Kesimpulan: Terdapat hubungan bermakna antara ketidakpatuhan dan
stresor psikososial secara umum dengan kejadian relaps, dan problem
dengan primary support group merupakan faktor ri siko paling dominan
dalam menyebabkan relaps.
Kata Kunci : Relaps, skizofrenia paranoi d, ketidakpatuhan, stresor
psikososial.