ABSTRAK
Masalah polusi logam berat termasuk plumbum merupakan masalah yang serius
di negara-negara maju maupun negara be rkembang seperti Indonesia. Pemaparan
plumbum dapat melalui saluran pernafasan, pencernaan dan permukaan kulit, dan di
dalam tubuh plumbum akan terakumula si pada jaringan keras maupun lunak.
Pemaparan terhadap plumbum secara berulang-ulang akan meningkatkan konsentrasi
nya dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan organ.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek pemaparan plumbum yang
diberikan dalam jangka waktu bertingkat terhadap kerusakan organ hati dan ginjal.
Penelitian ini merupakan penelitian eksp erimen pada 25 ekor hewan percobaan
mencit jantan, sehat, berat badan 30-50gr. Hewan percobaan dibagi 5 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, diberi Pb asetat 100mg/kgBB/hari/oral
dimana kelompok P1 (selama 4 minggu), P2 (selama 8 minggu), P3 (selama 12
minggu), P4 (selama 16 minggu) dan kelompok kontrol (tidak diberi Pb asetat).
Kemudian diperiksa kadar Pb dala m jaringan dengan menggunakan alat AAS
(Atomic Absorption Test) serta kerusakan hati dan ginjal secara makroskopis dan
mikroskopis. Data yang diperoleh di analisa dengan uji Kruskal Wallis Test.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penin gkatan kadar Pb dalam jaringan hati
dan ginjal . Derajat kerusakan hati dan ginjal secara makrosopis terlihat pada minggu
ke-8. Pada hati abnormal (+) sebesar 100% , sedangkan pada ginjal abnormal (+)
60%, abnormal (++) 20% dan abnormal (+++) 20%. Derajat kerusakan secara
mikroskopis pada hati mulai terlihat pada minggu ke-8 yaitu abnormal (+) 80%,
abnormal (++) 20%, sedangkan pada ginjal te rlihat lebih awal yaitu sejak minggu
ke-4, abnormal (+) sebesar 20%.
Kata kunci : plumbum, intoksikasi plumbum, hati, ginjal, AAS
Masalah polusi logam berat termasuk plumbum merupakan masalah yang serius
di negara-negara maju maupun negara be rkembang seperti Indonesia. Pemaparan
plumbum dapat melalui saluran pernafasan, pencernaan dan permukaan kulit, dan di
dalam tubuh plumbum akan terakumula si pada jaringan keras maupun lunak.
Pemaparan terhadap plumbum secara berulang-ulang akan meningkatkan konsentrasi
nya dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan organ.
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek pemaparan plumbum yang
diberikan dalam jangka waktu bertingkat terhadap kerusakan organ hati dan ginjal.
Penelitian ini merupakan penelitian eksp erimen pada 25 ekor hewan percobaan
mencit jantan, sehat, berat badan 30-50gr. Hewan percobaan dibagi 5 kelompok,
masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor, diberi Pb asetat 100mg/kgBB/hari/oral
dimana kelompok P1 (selama 4 minggu), P2 (selama 8 minggu), P3 (selama 12
minggu), P4 (selama 16 minggu) dan kelompok kontrol (tidak diberi Pb asetat).
Kemudian diperiksa kadar Pb dala m jaringan dengan menggunakan alat AAS
(Atomic Absorption Test) serta kerusakan hati dan ginjal secara makroskopis dan
mikroskopis. Data yang diperoleh di analisa dengan uji Kruskal Wallis Test.
Hasil penelitian menunjukkan terjadi penin gkatan kadar Pb dalam jaringan hati
dan ginjal . Derajat kerusakan hati dan ginjal secara makrosopis terlihat pada minggu
ke-8. Pada hati abnormal (+) sebesar 100% , sedangkan pada ginjal abnormal (+)
60%, abnormal (++) 20% dan abnormal (+++) 20%. Derajat kerusakan secara
mikroskopis pada hati mulai terlihat pada minggu ke-8 yaitu abnormal (+) 80%,
abnormal (++) 20%, sedangkan pada ginjal te rlihat lebih awal yaitu sejak minggu
ke-4, abnormal (+) sebesar 20%.
Kata kunci : plumbum, intoksikasi plumbum, hati, ginjal, AAS