ABSTRAK
Sampai saat ini , infeksi menular seksual masih menjadi masalah
kesehatan, sosial maupun ekonomi di berbagai negara. Di beberapa negara
disebutkan bahwa pelaksanaan program penyuluhan yang intensif akan
menurunkan insidens infeks i menular seksual atau paling tidak insidensnya relatif
tetap. Namun demikian, di sebagian besar negara insidens infeksi menular seksual
relatif masih tinggi . Kebanyakan penderita infeksi menular seksual adalah remaja
usia 15- 29 tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya.
Tingginya kasus penyakit infeksi menular seksual, khususnya pada kelompok usia
remaja, salah satu penyebabn ya adalah tingkat pengetahuan remaja yang relatif
masih rendah. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi sikap remaja terhadap
infeksi menular seksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap
siswa/i SMA Wiyata Dharma Medan terhadap infeksi menular seksual. Penelitian
yang dilakukan bersifat deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan
pendekatan cross sectional . Populasi penelitian adalah seluruh siswa/i SMA
Wiyata Dharma Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 orang
dengan tingat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan
secara proposional berdasarkan tingkatan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik
deskriptif.
Hasil uji tin gkat pengetahuan dan sikap siswa/i SMA Wiyata Dharma
Medan terhadap infeksi menular seksual menunjukkan bahwa sebagian besar
pengetahuan siswa/i SMA Wiyata Dharma Medan berada dalam kategori kurang
baik (52,4%) dan sikap siswa/i tersebut termasuk dalam kategori cukup baik
(57,1%).
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan pihak sekolah maupun luar
sekolah dapat memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan
pendidikan seks kepada siswa/i tersebut.
Sampai saat ini , infeksi menular seksual masih menjadi masalah
kesehatan, sosial maupun ekonomi di berbagai negara. Di beberapa negara
disebutkan bahwa pelaksanaan program penyuluhan yang intensif akan
menurunkan insidens infeks i menular seksual atau paling tidak insidensnya relatif
tetap. Namun demikian, di sebagian besar negara insidens infeksi menular seksual
relatif masih tinggi . Kebanyakan penderita infeksi menular seksual adalah remaja
usia 15- 29 tahun, tetapi ada juga bayi yang tertular karena tertular dari ibunya.
Tingginya kasus penyakit infeksi menular seksual, khususnya pada kelompok usia
remaja, salah satu penyebabn ya adalah tingkat pengetahuan remaja yang relatif
masih rendah. Hal ini pada akhirnya akan mempengaruhi sikap remaja terhadap
infeksi menular seksual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap
siswa/i SMA Wiyata Dharma Medan terhadap infeksi menular seksual. Penelitian
yang dilakukan bersifat deskriptif dan dilakukan dengan metode survei dengan
pendekatan cross sectional . Populasi penelitian adalah seluruh siswa/i SMA
Wiyata Dharma Medan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 84 orang
dengan tingat ketepatan relatif (d) sebesar 0,1. Pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik stratified random sampling. Sampel kemudian didistribusikan
secara proposional berdasarkan tingkatan kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket dan analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik
deskriptif.
Hasil uji tin gkat pengetahuan dan sikap siswa/i SMA Wiyata Dharma
Medan terhadap infeksi menular seksual menunjukkan bahwa sebagian besar
pengetahuan siswa/i SMA Wiyata Dharma Medan berada dalam kategori kurang
baik (52,4%) dan sikap siswa/i tersebut termasuk dalam kategori cukup baik
(57,1%).
Dari hasil penelitian tersebut diharapkan pihak sekolah maupun luar
sekolah dapat memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi dan
pendidikan seks kepada siswa/i tersebut.