INTI SARI
Di unit rekam medis rumah sakit La ncang Kuning petugas masih bekerja
merangkap sebagai operator dan admitting office atau pendaftaran rawat inap
sehingga pekerjaan pokok sebagai rekam medis sering terbengkalai. Sedangkan
dalam pengolahan data dan statistik ruma h sakit masih dikerjakan secara manual
meskipun sudah mempunyai SIMRS karena SIMRS yang ada di rekam medis
hanya sebatas penginputan data pasien saja, sehinga semua ini mengakibatkan
terlambatnya petugas dalam menyajikan st atistik kegiatan pelayanan rumah sakit
dan fungsi unit rekam medis yang diharapkan tidak bisa terlaksana sebagaimana
mestinya. Dan tujuan penelitian adalah mengetahui SDM, Sarana dan Prasarana,
kerjasama tim, Standar Operasional Prosedur dan alur rekam medis di rumah sakit
Lancang Kuning Pekanbaru tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, yang dilakukan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru
mulai bulan Agustus 2008 dengan tujuan me ndapatkan informasi tentang sistem
pengelolaan rekam medis. Informan utam a adalah Direktur Rumah Sakit Lancang
Kuning, Koordinator rekam medis, pet ugas rekam medis, sedangkan informan
penunjang adalah perawat UGD, perawat rawat inap di Rumah Sakit Lancang
Kuning Pekanbaru.
Hasil penelitian adalah jumlah tenaga rekam medis memang kurang
mengingat beban kerja yang mereka la kukan merangkap sebagai operator,
pendaftaran pasien rawat inap dan sebaga i pengolahan data dan statistik rumah
sakit, sedangkan jumlah mereka hanya 5 orang yang mana dinas per shift nya 1
orang dan ini tidak memungkinkan untuk petugas da lam menjalankan
kegiatannya. Untuk sarana dan prasaran a di rekam medis masih kurang karena
komputer yang ada hanya 2 unit sedangkan dalam pelaksanaannya yang
dibutuhkan minimal 3 unit karena mereka mempunyai 2 loket pendaftaran yaitu
rawat inap dan poliklinik sedangkan 1 unit lagi untuk pengolahan data rekam
medis, kemudian SIMRS yang ada pemanf aatannya belum optimal karena masih
sebatas penginputan data pasien. Hubunga n kerjasama tim dan antar unit sudah
terjalin dengan baik walaupun kadang-kada ng terjadi selisih paham, tapi bisa
diatasi dengan cepat. Untuk SOP pada rekam medis sudah ada tapi belum
disahkan oleh pihak manajemen, kare na dari pihak manajemen tidak ada
menanyakannya sehingga petugas tidak terlalu terpaku bekerja sesuai dengan SOP
yang ada, selain SOP rekam medis juga membuat job descrpition untuk masing-
iv
masing petugas tetapi petugas tidak menj alani sepenuhnya karena terfokus pada
operator telepon atau custumer service dan pendaftaran pasien rawat inap. Untuk
alur pasien sudah baik ha nya alur rekam medis saja yang dinilai belum efektif
karena berkas pasien pulang lambat masuk ke rekam medis sehingga petugas
terkendala dalam pengolahan data.
Kesimpulannya Jumlah Sumber Daya Manusia rekam medis yang berjumlah 5
orang di nilai belum cukup dan efektif dalam pengelolaan rekam medis supaya
tercapainya tertib administrasi rumah sakit, dikarenakan petugas yang bertugas
per shift 1 orang kecuali shift pagi berjumlah 2 orang. Karena job yang
dibebankan kepada petugas selain j ob rekam medis juga merangkap sebagai
operator telepon dan pelayanan admitting atau pendaftaran pasien baik rawat inap
maupun poliklinik, sehingga job utama seri ng terbengkalai. Sarana dan Prasarana
di ruang rekam medis masih minim se hingga petugas tidak maksimal dalam
bekerja, karena jumlah komputer yang masih kurang yang hanya ada 2 buah
sedangkan minimal 3 buah yaitu untuk pendaftaran pasien rawat inap karena loket
pendaftarannnya berada jauh dari ruang rekam medis, untuk pendaftaran pasien
poliklinik harus ada 1 unit komputer jadi petugas tidak perlu mendaftarkan secara
manual dan satu unit komputer untuk pengol ahan data dan pembuatan statistik
rumah sakit yang berada di ruang pengol ahan. Kemudian SIMRS ruangan rekam
medis belum optimal dalam pemanfaatannya, serta rak penyimpanan rekam medis
perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal kerjasama tim dan antar unit lain
tidak ada masalah atau kendala yang dapat menghambat pelayanan kesehatan
sehinga petugas dapat bekerja denga baik dan benar. Standar Operasional
Prosedur (SOP) di ruang rekam medis s udah ada dan di buat oleh petugas rekam
medis, tetapi belum disahkan oleh pi hak manajemen karena tidak pernah
ditanyakan. Kemudian selain SOP reka m medis juga membuat job desctiption
masing-masing petugas sebagai pedoman da lam bekerja tetapi karena ada nya
penambahan tanggung jawab kepada pe tugas rekam medis yaitu merangkap
sebagai operator jadi pet ugas tidak terpaku pada SO P dan Job Description yang
ada. Alur rekam medis dalam hal ini untuk alur berkas rekam medis masih
berbelit sehingga petugas rekam medis dalam pembuatan sensus harian untuk
statistik rumah sakit tidak tepat pada waktnya.
Di unit rekam medis rumah sakit La ncang Kuning petugas masih bekerja
merangkap sebagai operator dan admitting office atau pendaftaran rawat inap
sehingga pekerjaan pokok sebagai rekam medis sering terbengkalai. Sedangkan
dalam pengolahan data dan statistik ruma h sakit masih dikerjakan secara manual
meskipun sudah mempunyai SIMRS karena SIMRS yang ada di rekam medis
hanya sebatas penginputan data pasien saja, sehinga semua ini mengakibatkan
terlambatnya petugas dalam menyajikan st atistik kegiatan pelayanan rumah sakit
dan fungsi unit rekam medis yang diharapkan tidak bisa terlaksana sebagaimana
mestinya. Dan tujuan penelitian adalah mengetahui SDM, Sarana dan Prasarana,
kerjasama tim, Standar Operasional Prosedur dan alur rekam medis di rumah sakit
Lancang Kuning Pekanbaru tahun 2008.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif, yang dilakukan di Rumah Sakit Lancang Kuning Pekanbaru
mulai bulan Agustus 2008 dengan tujuan me ndapatkan informasi tentang sistem
pengelolaan rekam medis. Informan utam a adalah Direktur Rumah Sakit Lancang
Kuning, Koordinator rekam medis, pet ugas rekam medis, sedangkan informan
penunjang adalah perawat UGD, perawat rawat inap di Rumah Sakit Lancang
Kuning Pekanbaru.
Hasil penelitian adalah jumlah tenaga rekam medis memang kurang
mengingat beban kerja yang mereka la kukan merangkap sebagai operator,
pendaftaran pasien rawat inap dan sebaga i pengolahan data dan statistik rumah
sakit, sedangkan jumlah mereka hanya 5 orang yang mana dinas per shift nya 1
orang dan ini tidak memungkinkan untuk petugas da lam menjalankan
kegiatannya. Untuk sarana dan prasaran a di rekam medis masih kurang karena
komputer yang ada hanya 2 unit sedangkan dalam pelaksanaannya yang
dibutuhkan minimal 3 unit karena mereka mempunyai 2 loket pendaftaran yaitu
rawat inap dan poliklinik sedangkan 1 unit lagi untuk pengolahan data rekam
medis, kemudian SIMRS yang ada pemanf aatannya belum optimal karena masih
sebatas penginputan data pasien. Hubunga n kerjasama tim dan antar unit sudah
terjalin dengan baik walaupun kadang-kada ng terjadi selisih paham, tapi bisa
diatasi dengan cepat. Untuk SOP pada rekam medis sudah ada tapi belum
disahkan oleh pihak manajemen, kare na dari pihak manajemen tidak ada
menanyakannya sehingga petugas tidak terlalu terpaku bekerja sesuai dengan SOP
yang ada, selain SOP rekam medis juga membuat job descrpition untuk masing-
iv
masing petugas tetapi petugas tidak menj alani sepenuhnya karena terfokus pada
operator telepon atau custumer service dan pendaftaran pasien rawat inap. Untuk
alur pasien sudah baik ha nya alur rekam medis saja yang dinilai belum efektif
karena berkas pasien pulang lambat masuk ke rekam medis sehingga petugas
terkendala dalam pengolahan data.
Kesimpulannya Jumlah Sumber Daya Manusia rekam medis yang berjumlah 5
orang di nilai belum cukup dan efektif dalam pengelolaan rekam medis supaya
tercapainya tertib administrasi rumah sakit, dikarenakan petugas yang bertugas
per shift 1 orang kecuali shift pagi berjumlah 2 orang. Karena job yang
dibebankan kepada petugas selain j ob rekam medis juga merangkap sebagai
operator telepon dan pelayanan admitting atau pendaftaran pasien baik rawat inap
maupun poliklinik, sehingga job utama seri ng terbengkalai. Sarana dan Prasarana
di ruang rekam medis masih minim se hingga petugas tidak maksimal dalam
bekerja, karena jumlah komputer yang masih kurang yang hanya ada 2 buah
sedangkan minimal 3 buah yaitu untuk pendaftaran pasien rawat inap karena loket
pendaftarannnya berada jauh dari ruang rekam medis, untuk pendaftaran pasien
poliklinik harus ada 1 unit komputer jadi petugas tidak perlu mendaftarkan secara
manual dan satu unit komputer untuk pengol ahan data dan pembuatan statistik
rumah sakit yang berada di ruang pengol ahan. Kemudian SIMRS ruangan rekam
medis belum optimal dalam pemanfaatannya, serta rak penyimpanan rekam medis
perlu dibuat sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal kerjasama tim dan antar unit lain
tidak ada masalah atau kendala yang dapat menghambat pelayanan kesehatan
sehinga petugas dapat bekerja denga baik dan benar. Standar Operasional
Prosedur (SOP) di ruang rekam medis s udah ada dan di buat oleh petugas rekam
medis, tetapi belum disahkan oleh pi hak manajemen karena tidak pernah
ditanyakan. Kemudian selain SOP reka m medis juga membuat job desctiption
masing-masing petugas sebagai pedoman da lam bekerja tetapi karena ada nya
penambahan tanggung jawab kepada pe tugas rekam medis yaitu merangkap
sebagai operator jadi pet ugas tidak terpaku pada SO P dan Job Description yang
ada. Alur rekam medis dalam hal ini untuk alur berkas rekam medis masih
berbelit sehingga petugas rekam medis dalam pembuatan sensus harian untuk
statistik rumah sakit tidak tepat pada waktnya.