ABSTRAK
Masalah gizi ganda merupakan masalah gizi yang dihadapi para ahli gizi
di dunia. Terdapat kecenderungan peningkatan kembali prevalensi gizi buruk dan
gizi kurang di atas tahun 2005. Kasus gizi buruk dapat dicegah dan diminimalkan
apabila ibu membawa anaknya ke Posyandu setiap bulan sekali untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita sebagai awal deteksi dini. Penilaian status
gizi demikian yaitu dengan menggunakan grafik KMS (Kartu Menuju Sehat).
Akan tetapi, hanya 18% ibu balita yang mengetahui arti grafik pertmbuhan KMS.
Penelitian ini berupa studi deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan pada ibu -ibu balita Kelurahan Glugur Darat I.
Pengumpulan data dilakukan Juli hingga September 2009. Pengetahuan ibu diukur
dengan menggunakan kusioner, sementara status gizi dengan membandingkan
BB/U balita dengan BB/U tabel WHO/NCHS. Perbandingan dua vari abel ini
ditujukan untuk melihat hubungan pengetahuan ibu dalam membaca grafik
pertumbuhan KMS dengan status gizi balita.
Dari 100 total responden, 9 di antaranya memiliki pengetahuan yang baik
dalam membaca grafik pertumbuhan KMS. Sementara itu, 91 respon den lainnya
memiliki pengetahuan yang kurang baik. Dari 9 responden dengan pengetahuan
membaca grafik pertumbuhan yang baik, 88,9% di antaranya memiliki status gizi
balita yang baik. Sementara itu, dari 91 responden dengan pengetahuan kurang
baik, 28,6% di antaranya memiliki status gizi balita yang tidak baik. Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,242 (p>α, α=0,05).
Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dalam membaca grafik pertumbuhan dengan status gizi balita.
Hal ini diakibatkan masalah status gizi yang kompleks tidak dipengaruhi oleh satu
faktor saja.
Masalah gizi ganda merupakan masalah gizi yang dihadapi para ahli gizi
di dunia. Terdapat kecenderungan peningkatan kembali prevalensi gizi buruk dan
gizi kurang di atas tahun 2005. Kasus gizi buruk dapat dicegah dan diminimalkan
apabila ibu membawa anaknya ke Posyandu setiap bulan sekali untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan balita sebagai awal deteksi dini. Penilaian status
gizi demikian yaitu dengan menggunakan grafik KMS (Kartu Menuju Sehat).
Akan tetapi, hanya 18% ibu balita yang mengetahui arti grafik pertmbuhan KMS.
Penelitian ini berupa studi deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan pada ibu -ibu balita Kelurahan Glugur Darat I.
Pengumpulan data dilakukan Juli hingga September 2009. Pengetahuan ibu diukur
dengan menggunakan kusioner, sementara status gizi dengan membandingkan
BB/U balita dengan BB/U tabel WHO/NCHS. Perbandingan dua vari abel ini
ditujukan untuk melihat hubungan pengetahuan ibu dalam membaca grafik
pertumbuhan KMS dengan status gizi balita.
Dari 100 total responden, 9 di antaranya memiliki pengetahuan yang baik
dalam membaca grafik pertumbuhan KMS. Sementara itu, 91 respon den lainnya
memiliki pengetahuan yang kurang baik. Dari 9 responden dengan pengetahuan
membaca grafik pertumbuhan yang baik, 88,9% di antaranya memiliki status gizi
balita yang baik. Sementara itu, dari 91 responden dengan pengetahuan kurang
baik, 28,6% di antaranya memiliki status gizi balita yang tidak baik. Berdasarkan
hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,242 (p>α, α=0,05).
Penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dalam membaca grafik pertumbuhan dengan status gizi balita.
Hal ini diakibatkan masalah status gizi yang kompleks tidak dipengaruhi oleh satu
faktor saja.