ABSTRAK
Tujuan. Membandingkan efikasi Kinin-Az itromisin (KA) dengan Kinin-
Klindamisin (KK), sebagai terapi alternatif pada pengobatan malaria
falsiparum tanpa komplikasi pada anak.
Metode. Suatu penelitian uji klinis acak te rbuka yang dilakukan sejak Juli-
Agustus 2007 pada anak berusia 5 sampai 18 tahun, yang positif
P.falciparum pada apusan darah tepi, di Kabupaten Mandailing Natal,
Propinsi Sumatera Utara. Kelompok KA mendapat kinin selama 7 hari (10
mg/kgBB terbagi 3 dosis selama 4 hari pertama , dilanjutkan dengan
5 mg/kgBB terbagi 3 dosis sela ma 3 hari) dan diberikan azit romisin
(10 mg/kgBB/dosis) diberikan per oral selama 3 hari pertama. Kelompok KK
juga mendapatkan kinin dikombinasik an dengan klindamisin (5 mg/kgBB
terbagi 2 dosis) selama 3 hari pertama. Parasitemia dihitung pada hari ke 0,
2, 7, dan 28.
Hasil. Secara acak, 246 anak yang positif menderita malaria falsiparum,
dibagi menjadi 2 kelompok. Hanya 121 anak pada kelompok KA dan 123
anak pada kelompok KK yang memenuh i kriteria inklusi dan mengikuti
penelitian sampai akhir. Dari apus an darah tepi pada hari ke-2, didapati
angka kesembuhan 100% ( P=0,0001). Tidak dijumpai rekrudensi pada hari
ke-2, 7, dan 28 (P =1,000). Pada kelompok KA didapati efek samping berupa
sakit kepala dan muntah sebanyak 21 dan 6 ( P =0.0001; 0012) secara
berturutan.
Kesimpulan. Kedua kombinasi obat dapat digunakan sebagai terapi
alternatif untuk pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak.
Kata Kunci. Kinin-Azitromisin, Kinin-Klinda misin, malaria falsiparum tanpa
komplikasi.
Tujuan. Membandingkan efikasi Kinin-Az itromisin (KA) dengan Kinin-
Klindamisin (KK), sebagai terapi alternatif pada pengobatan malaria
falsiparum tanpa komplikasi pada anak.
Metode. Suatu penelitian uji klinis acak te rbuka yang dilakukan sejak Juli-
Agustus 2007 pada anak berusia 5 sampai 18 tahun, yang positif
P.falciparum pada apusan darah tepi, di Kabupaten Mandailing Natal,
Propinsi Sumatera Utara. Kelompok KA mendapat kinin selama 7 hari (10
mg/kgBB terbagi 3 dosis selama 4 hari pertama , dilanjutkan dengan
5 mg/kgBB terbagi 3 dosis sela ma 3 hari) dan diberikan azit romisin
(10 mg/kgBB/dosis) diberikan per oral selama 3 hari pertama. Kelompok KK
juga mendapatkan kinin dikombinasik an dengan klindamisin (5 mg/kgBB
terbagi 2 dosis) selama 3 hari pertama. Parasitemia dihitung pada hari ke 0,
2, 7, dan 28.
Hasil. Secara acak, 246 anak yang positif menderita malaria falsiparum,
dibagi menjadi 2 kelompok. Hanya 121 anak pada kelompok KA dan 123
anak pada kelompok KK yang memenuh i kriteria inklusi dan mengikuti
penelitian sampai akhir. Dari apus an darah tepi pada hari ke-2, didapati
angka kesembuhan 100% ( P=0,0001). Tidak dijumpai rekrudensi pada hari
ke-2, 7, dan 28 (P =1,000). Pada kelompok KA didapati efek samping berupa
sakit kepala dan muntah sebanyak 21 dan 6 ( P =0.0001; 0012) secara
berturutan.
Kesimpulan. Kedua kombinasi obat dapat digunakan sebagai terapi
alternatif untuk pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi pada anak.
Kata Kunci. Kinin-Azitromisin, Kinin-Klinda misin, malaria falsiparum tanpa
komplikasi.