Abstrak
Salah satu variabel metode analisis yang sangat penting dalam
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah fase gerak karena komposisi
fase gerak berpengaruh nyata terhadap kinerja kromatografi. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam analisis perlu dilakukan optimasi
terhadap fase gerak. Selain fase gerak, terdapat beberapa variabel penting lainnya,
yaitu kolom (fase diam), suhu dan pH. Adapun optimasi yang paling sederhana
dan yang paling sering dilakukan yaitu optimasi terhadap komposisi fase gerak
dan laju alir.
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar pada sediaan farmasi yang
mengandung guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dengan terlebih dahulu
dilakukan optimasi fase gerak dan laju alir dengan cara menyuntikan larutan
guaifenesin BPFI dengan konsentrasi 1200 mcg/ml dan larutan dekstrometorfan
HBr BPFI dengan konsentrasi 180 mcg/ml ke dalam sistem KCKT dengan
perbandingan fase gerak metanol : air: buffer amonium format (45:54:1),
(55:44:1), dan (65:34:1) dengan laju alir yang berbeda yaitu 1,0 ml/menit, 1,1
ml/menit, 1,2 ml/menit, 1,3 ml/menit, 1,4 ml/menit dan 1,5 ml/menit. Dari hasil
optimasi, diperoleh kondisi optimal dengan perbandingan fase gerak metanol : air:
buffer amonium format (55:44:1) dan laju alir 1,5 ml/menit, waktu tambat
guaifenesin 3,1 menit dan dekstrometorfan HBr 5,4 menit dengan tekanan kolom
182 kgf/cm2. Kondisi optimal ini dipilih karena diperoleh waktu tambat yang
c
epat, theoritical plate yang besar, dan resolusi yang lebih baik.
Dari hasil analisis guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dalam sampel diperoleh
b
ahwa sirup Dextrosin dan Dextrofort memenuhi persyaratan kadar guaifenesin yang
tertera dalam USP 30 tahun 2007 yaitu mengandung guaifenesin tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, sedangkan sirup Vicks
Anak-Anak Formula 44 tidak memenuhi persyaratan. Selain itu, diperoleh bahwa sirup
vi
D
extrosin memenuhi persyaratan kadar dekstrometorfan HBr yang tertera dalam USP 30
tahun 2007 yaitu mengandung dekstrometorfan HBr tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, sedangkan sirup Vicks Anak-Anak
Formula 44 dan sirup Dextrofort tidak memenuhi persyaratan. Dari uji validasi metode
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode ini memenuhi persyaratan uji validasi
dengan persen perolehan kembali guaifenesin 100,8243 % dan dekstrometorfan HBr
100,9337 %, Relatif Standar Deviasi (RSD) guaifenesin 0,3521 % dan dekstrometorfan
HBr 0,2790 %, batas deteksi (LOD) guaifenesin 47,6866 mcg/ml dan dekstrometorfan
HBr 5,8694 mcg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) guaifenesin 144,5049 mcg/ml dan
dekstrometorfan HBr 17,7860 mcg/ml.
Salah satu variabel metode analisis yang sangat penting dalam
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) adalah fase gerak karena komposisi
fase gerak berpengaruh nyata terhadap kinerja kromatografi. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan kondisi yang optimal dalam analisis perlu dilakukan optimasi
terhadap fase gerak. Selain fase gerak, terdapat beberapa variabel penting lainnya,
yaitu kolom (fase diam), suhu dan pH. Adapun optimasi yang paling sederhana
dan yang paling sering dilakukan yaitu optimasi terhadap komposisi fase gerak
dan laju alir.
Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar pada sediaan farmasi yang
mengandung guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dengan terlebih dahulu
dilakukan optimasi fase gerak dan laju alir dengan cara menyuntikan larutan
guaifenesin BPFI dengan konsentrasi 1200 mcg/ml dan larutan dekstrometorfan
HBr BPFI dengan konsentrasi 180 mcg/ml ke dalam sistem KCKT dengan
perbandingan fase gerak metanol : air: buffer amonium format (45:54:1),
(55:44:1), dan (65:34:1) dengan laju alir yang berbeda yaitu 1,0 ml/menit, 1,1
ml/menit, 1,2 ml/menit, 1,3 ml/menit, 1,4 ml/menit dan 1,5 ml/menit. Dari hasil
optimasi, diperoleh kondisi optimal dengan perbandingan fase gerak metanol : air:
buffer amonium format (55:44:1) dan laju alir 1,5 ml/menit, waktu tambat
guaifenesin 3,1 menit dan dekstrometorfan HBr 5,4 menit dengan tekanan kolom
182 kgf/cm2. Kondisi optimal ini dipilih karena diperoleh waktu tambat yang
c
epat, theoritical plate yang besar, dan resolusi yang lebih baik.
Dari hasil analisis guaifenesin dan dekstrometorfan HBr dalam sampel diperoleh
b
ahwa sirup Dextrosin dan Dextrofort memenuhi persyaratan kadar guaifenesin yang
tertera dalam USP 30 tahun 2007 yaitu mengandung guaifenesin tidak kurang dari 90,0%
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, sedangkan sirup Vicks
Anak-Anak Formula 44 tidak memenuhi persyaratan. Selain itu, diperoleh bahwa sirup
vi
D
extrosin memenuhi persyaratan kadar dekstrometorfan HBr yang tertera dalam USP 30
tahun 2007 yaitu mengandung dekstrometorfan HBr tidak kurang dari 90,0% dan tidak
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket, sedangkan sirup Vicks Anak-Anak
Formula 44 dan sirup Dextrofort tidak memenuhi persyaratan. Dari uji validasi metode
yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa metode ini memenuhi persyaratan uji validasi
dengan persen perolehan kembali guaifenesin 100,8243 % dan dekstrometorfan HBr
100,9337 %, Relatif Standar Deviasi (RSD) guaifenesin 0,3521 % dan dekstrometorfan
HBr 0,2790 %, batas deteksi (LOD) guaifenesin 47,6866 mcg/ml dan dekstrometorfan
HBr 5,8694 mcg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) guaifenesin 144,5049 mcg/ml dan
dekstrometorfan HBr 17,7860 mcg/ml.