ABSTRAK
Latar Belakang
Ototoksitas adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan pada koklea
ataupun apparatus vestibularis yang diakibatkan oleh paparan dari bahan kimia
termasuk obat-obatan. Cisplatin merupa kan suatu antineoplastik yang sangat
potensial dan digunakan secara luas terhad ap kemoterapi tumor ganas kepala dan
leher, namun sering menimbulkan efek sa mping, salah satu dari sekian banyak
efek toksiknya adalah ototoksik. Ciri kha s dari ototoksik ini adalah terjadinya
penurunan ketajaman pendengaran yang bers ifat sensorineural pada frekwensi
tinggi, bilateral, cepat dan progresif da pat sementara namun umumnya menetap,
pada paparan yang lebih lanjut bisa me libatkan frekwensi menengah atapun pada
semua frekwensi. Insidensi dari ototoksik sangat bervariasi tergantung dari dosis
dan lamanya paparan, pada beberapa penelitian terdapat perbedaan insidensi
mulai dari 11% hingga 33% dan bahkan ada yang melaporkan sampai 90%. Perlu
dilakukan penelitian angka kejadian ototoks ik cisplatin di Departemen THT-KL
FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, oleh karena cisplatin merupakan obat
standar yang diberikan untuk kemoterapi pada pada tumor ganas kepala dan leher
di Departemen tersebut.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat angka kejadian ototoksik cisplatin
pada kemoterapi tumor ganas kepala dan leher di Departemen THT-KL FK USU /
RSUP H. Adam Malik Medan, melihat perbedaan kejadian bila dihubungkan
dengan peningkatan siklus terapi.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yang bersifat prosfektif
observasional, yaitu melihat gambaran a udiometri nada murni pada 22 penderita
8
sebelum di lakukan kemoterapi dan sesudah kemoterapi pertama, kedua dan
ketiga.
Hasil Penelitian
Dari 22 penderita sebagai subyek pene litian di temukan angka kejadian
ototoksik pada kemoterapi pertama 2 pe nderita, pada kemoterapi kedua terjadi
penigkatan menjadi 4 penderita dan pada kemoterapi ketiga ditemukan 5
penderita. Pada hasil pene litian ditemukan angka keja dian ototoksik sebanyak 5
penderita dari 22 sampel ( 22,7% ). Semu a penderita laki-laki, kelompok usia
terbanyak adalah umur 50-59 tahun, ototoks iknya bersifat bilateral dan menetap
selama waktun periode penelitian.
Kesimpulan
Terbukti ada hubungan yang signifikan an tara kemoterapi cisplatin dengan
kejadian ototoksik, dimana pada uji marg inal homogenitas di dapatkan nilai p =
0,027, berarti p < 0,05. Kata Kunci : ototoksik, cisplatin, kemoterapi, tumor ganas kepala dan leher.
Latar Belakang
Ototoksitas adalah suatu keadaan dimana terjadi kerusakan pada koklea
ataupun apparatus vestibularis yang diakibatkan oleh paparan dari bahan kimia
termasuk obat-obatan. Cisplatin merupa kan suatu antineoplastik yang sangat
potensial dan digunakan secara luas terhad ap kemoterapi tumor ganas kepala dan
leher, namun sering menimbulkan efek sa mping, salah satu dari sekian banyak
efek toksiknya adalah ototoksik. Ciri kha s dari ototoksik ini adalah terjadinya
penurunan ketajaman pendengaran yang bers ifat sensorineural pada frekwensi
tinggi, bilateral, cepat dan progresif da pat sementara namun umumnya menetap,
pada paparan yang lebih lanjut bisa me libatkan frekwensi menengah atapun pada
semua frekwensi. Insidensi dari ototoksik sangat bervariasi tergantung dari dosis
dan lamanya paparan, pada beberapa penelitian terdapat perbedaan insidensi
mulai dari 11% hingga 33% dan bahkan ada yang melaporkan sampai 90%. Perlu
dilakukan penelitian angka kejadian ototoks ik cisplatin di Departemen THT-KL
FK USU / RSUP H. Adam Malik Medan, oleh karena cisplatin merupakan obat
standar yang diberikan untuk kemoterapi pada pada tumor ganas kepala dan leher
di Departemen tersebut.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk melihat angka kejadian ototoksik cisplatin
pada kemoterapi tumor ganas kepala dan leher di Departemen THT-KL FK USU /
RSUP H. Adam Malik Medan, melihat perbedaan kejadian bila dihubungkan
dengan peningkatan siklus terapi.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian yang bersifat prosfektif
observasional, yaitu melihat gambaran a udiometri nada murni pada 22 penderita
8
sebelum di lakukan kemoterapi dan sesudah kemoterapi pertama, kedua dan
ketiga.
Hasil Penelitian
Dari 22 penderita sebagai subyek pene litian di temukan angka kejadian
ototoksik pada kemoterapi pertama 2 pe nderita, pada kemoterapi kedua terjadi
penigkatan menjadi 4 penderita dan pada kemoterapi ketiga ditemukan 5
penderita. Pada hasil pene litian ditemukan angka keja dian ototoksik sebanyak 5
penderita dari 22 sampel ( 22,7% ). Semu a penderita laki-laki, kelompok usia
terbanyak adalah umur 50-59 tahun, ototoks iknya bersifat bilateral dan menetap
selama waktun periode penelitian.
Kesimpulan
Terbukti ada hubungan yang signifikan an tara kemoterapi cisplatin dengan
kejadian ototoksik, dimana pada uji marg inal homogenitas di dapatkan nilai p =
0,027, berarti p < 0,05. Kata Kunci : ototoksik, cisplatin, kemoterapi, tumor ganas kepala dan leher.