ABSTRAK
Telah dilakukan studi pemantauan efek tivitas gentamisin dosis berganda
intravenus terhadap 3 orang pasien pneumonia komuniti ( community aquired
pneumonia) di rumah sakit H. Adam Malik Medan Departemen Pulmunologi dan
Saluran Pernafasan. Gentamisin diberikan secara intravenus bolus dosis 80 mg tiap
12 jam. Pengamatan kadar gentamisin dalam darah dilakukan dengan mengumpulkan
cuplikan serum sebanyak 3 kali, yaitu 30 menit setelah injeksi pertama saat steady
state untuk menentukan konsentrasi maksimum, 6 jam setelah injeksi untuk
menentukan manifestasi klinis dan 5 me nit sebelum injeksi berikutnya untuk
menentukan konsentrasi minimum. Sebelum da n selama terapi gentamisin, penderita
menjalani pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal (BUN dan serum kreatinin) dan uji
sensitivitas mikroba.
Berdasarkan hasil pengujian konsentrasi gentamisin dalam darah
menggunakan Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 Roche diperoleh data
bahwa pasien DI mempunyai C maks = 8,41 mcg/ml, C 6jam = 6,83 mcg/ml dan C min =
2,41 cmg/ml; pasien RS mempunyai C maks = 6,72 mcg/ml, C 6jam = 2,0 mcg/ml dan
Cmin = 1,1 mcg/ml; pasien SS mempunyai C maks = 4,32 mcg/ml, C 6jam = 1,35 mcg/ml
dan Cmin = 0,9 mcg/ml.
Dosis individu ditetapkan berdasarkan metode keadaan mantap dan diperoleh
dosis untuk pasien DI adalah 60 mg, RS sebesar 100 mg dan SS sebesar 150 mg
sehingga Cmaks berada dalam range terapi sehingg a efektif melawan penyebab infeksi
dengan efek samping yang minimal.
Berdasarkan studi ini dapat disimpulka n bahwa pemberian gentamisin dosis
80 mg tiap 12 jam tanpa mempertimbangkan berat badan dan fungsi ginjal akan
menyebabkan variabilitas yang besar dalam pencapaian konsentrasi terapetik
Telah dilakukan studi pemantauan efek tivitas gentamisin dosis berganda
intravenus terhadap 3 orang pasien pneumonia komuniti ( community aquired
pneumonia) di rumah sakit H. Adam Malik Medan Departemen Pulmunologi dan
Saluran Pernafasan. Gentamisin diberikan secara intravenus bolus dosis 80 mg tiap
12 jam. Pengamatan kadar gentamisin dalam darah dilakukan dengan mengumpulkan
cuplikan serum sebanyak 3 kali, yaitu 30 menit setelah injeksi pertama saat steady
state untuk menentukan konsentrasi maksimum, 6 jam setelah injeksi untuk
menentukan manifestasi klinis dan 5 me nit sebelum injeksi berikutnya untuk
menentukan konsentrasi minimum. Sebelum da n selama terapi gentamisin, penderita
menjalani pemeriksaan darah lengkap, faal ginjal (BUN dan serum kreatinin) dan uji
sensitivitas mikroba.
Berdasarkan hasil pengujian konsentrasi gentamisin dalam darah
menggunakan Chemistry Autoanalyzer COBAS INTEGRA 400 Roche diperoleh data
bahwa pasien DI mempunyai C maks = 8,41 mcg/ml, C 6jam = 6,83 mcg/ml dan C min =
2,41 cmg/ml; pasien RS mempunyai C maks = 6,72 mcg/ml, C 6jam = 2,0 mcg/ml dan
Cmin = 1,1 mcg/ml; pasien SS mempunyai C maks = 4,32 mcg/ml, C 6jam = 1,35 mcg/ml
dan Cmin = 0,9 mcg/ml.
Dosis individu ditetapkan berdasarkan metode keadaan mantap dan diperoleh
dosis untuk pasien DI adalah 60 mg, RS sebesar 100 mg dan SS sebesar 150 mg
sehingga Cmaks berada dalam range terapi sehingg a efektif melawan penyebab infeksi
dengan efek samping yang minimal.
Berdasarkan studi ini dapat disimpulka n bahwa pemberian gentamisin dosis
80 mg tiap 12 jam tanpa mempertimbangkan berat badan dan fungsi ginjal akan
menyebabkan variabilitas yang besar dalam pencapaian konsentrasi terapetik