BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Salah satu tanaman suku Palmae yang dapat menghasilkan minyak adalah
kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari daging buah kelapa
sawit disebut crude palm oil (CPO) sedangkan minyak yang dihasilkan oleh
inti kelapa sawit disebut palm kernel oil (PKO).
Secara organoleptis CPO berwarna kuning dan PKO tidak berwarna atau
jernih, warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan karena asam -asam lemak dan gliserida masing -masing tidak
berwarna, warna orange atau kuning pada CPO disebabkan adanya pigmen
karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara
alami, juga terjadi akibat adanya asam -asam lemak berantai pendek akibat
kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh
persenyawaan betaionone. (Ketaren, 1986).
Minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena
memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak
menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan
dan industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah
dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain:
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
1.Tingkat efisien minyak s awit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO
menjadi sumber minyak nabati termurah.
2.Produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ha, sedangkan minyak kedelai,
lobak, kopra dan minyak bunga matahari masing-masing 0,34, 0,51, 0,57, dan
0,53 ton/ha.
3.Memiliki keluwesan dan keluasan dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan
maupun nonpangan.
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi
diantaranya kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan
minyak nabati lainnya. Kadar sterol dalam CPO antara 360-620 ppm dengan
kadar kolestrol hanya sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001%. Sehingga minyak
sawit dapat dikatakan sebagai minyak goreng nonkolestrol (kadar kolestrol
rendah). (Yan fauzi, 2002).
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu CPO adalah kadar air dalam
minyak sawit, jika kadar air di dalam minyak sawit sangat besar dapat
mengakibatkan hidrolisis gliserida.
Syarat kadar air dalam CPO produksi adalah 0,20% dengan syarat kualitas
yang direkomendasikan oleh PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk.
1.2. Perumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas masalahnya adalah sebagai berikut:
- Bagaimana cara penentuan kadar air dalam CPO.
- Berapa kadar air yang terdapat dalam CPO.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui c ara penentuan kadar air dalam CPO di PT. PP. London
Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oil Mill.
- Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam CPO di PT. PP.
London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oil Mill.
1.4. Manfaat
- Untuk mengetahui cara penentuan kadar air dari CPO.
- Untuk mengetahui berapa kadar air sesuai dengan standar mutu CPO.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman kelapa sawit
Asal tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jack). Secara pasti belum
bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu
Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elaeis
oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis
berasal dari Afrika (Guenia).
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang
dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan
terdiri dari bunga dan buah.
2.1.1. Bagian vegetatif
a. Akar
Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Akar kelapa sawit akan
tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuartener. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas permukaan
air tanah. Sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartener tumbuh sejajar dengan
permukaan air tanah, bahkan akar tertier dan kuartener menuju ke lapisan atas
atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Fungsi utama akar adalah
menyangga bagian atas tanaman dan menyerap zat hara. (Tim penulis, 1992).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
b. Batang
Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, maka batangnya tidak
mempunyai kambium dan pada umumnya tidak bercabang. Batang berfungsi
sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan.
(Tim penulis, 1992).
c. Daun
Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu
membentuk susunan tajuk majemuk. Daun muda yang masih kuncup berwarna
kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin
efektif menjalankan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan
juga sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, maka
semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi tanaman kelapa
sawit akan meningkat. (Tim penulis, 1992).
2.1.2. Bagian generatif
a. Bunga
Bunga kelapa sawit berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga jantan
dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Tandan
bunga terletak di ketiak daun,mulai tumbuh setelah tanaman berumur sekitar satu
tahun. Letak Bu nga jantan satu dengan lainnya sangat rapat dan membentuk
cabang-cabang bunga yang panjangnya antara 10 -20 cm. Bunga jantan ini terdiri
dari enam helai benang sari dan enam perhiasan bunga. Sedangkan bunga betina
terletak dalam tandan bunga. Bunga betina m emiliki tiga putik dan enam
perhiasan bunga. Di antara bakal buah hanya satu yang subur dan jarang terdapat
dua ataupun lebih. (Setyamidjaja, 1991).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
b. Buah
Buah kelapa sawit menempel dikarangan yang disebut tandan buah. Dalam
satu tandan terdiri dari pu luhan sampai ribuan buah. Tandan buah akan mencapai
ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5- 5 bulan. Pada umur ini mulai dibentuk
zat-zat minyak yang disusun dalam sel- sel penyusun disela -sela sabut buah
minyak sawit berwarna jingga karena banyak mengandung karoten. Bersamaan
dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah dari ungu menjadi
orange merah.
Perubahan kulit buah yang terjadi saat turun hujan menyebabkan buah-
buah yang berjatuhan tersebut akan lepas dari tandannya (rontok). Berdasarka n
buah-buah yang berjatuhan tersebut dapat ditentukan kriteria kemasakan buah.
Buah kelapa sawit memiliki bagian -bagian sebagai berikut:
a. Eksokarp atau kulit luar yang keras dan licin. Ketika buah masih muda,
warnanya hitam atau ungu tua atau hijau. Semakin tua, warnanya berubah
menjadi orange merah atau kuning orange.
b. Mesokarp atau sabut. Diantara jaringan-jaringannya ada sel pengisi seperti
spons atau karet busa yang sangat banyak mengandung minyak (CPO),
jika buah sedang masak.
c. Endokarp atau tempurung. K etika buah masih muda, endokarp memiliki
tekstur lunak dan berwarna putih. Ketika buah sudah tua, endokarp
berubah menjadi keras dan berwarna hitam. Ketebalan endokarp
tergantung pada varietasnya, contohnya varietas dura memiliki endokarp
sangat tebal, se dangkan varietas pisifera sangat tipis, bahkan tanpa
endokarp.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
d. Kernel, biji atau inti. Inti dapat disamakan dengan daging buah dalam
kelapa, tetapi bentuknya lebih padat dan tidak berisi air buah. Kernel
mengandung minyak (PKO) sebesar 3% dari berat tandan, berwarna
jernih, dan bermutu sangat tinggi. (Sastrosayono, 2003).
2.2. Klasifikasi kelapa sawit
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Palmales
Suku : Palmae
Marga : Elaeis
Jenis : Elaeis guineensis Jack
(Sastrosayono, 2003).
2.3. Pemanenan kelapa sawit
Pemanenan dilakukan pada saat buah mulai masak, kandungan minyak
dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya
proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Setelah kadar minyak
dalam buah mencapai maksimal, buah akan lepas (brondol) dari tandannya. Asam
lemak bebas dalam buah akan terus naik. Ciri -ciri tandan buah yang masak
ditentukan oleh angka kematangan, yaitu jumlah buah yang brondol dari
tandannya, tidak ditentukan oleh warna buahnya. (Sastrosayono, 2003).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
2.4. Tahapan proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit
yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan
memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan atau brondolan dari
Tempat Pemungutan Hasil (TPH) ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit
dan hasil -hasil sampingnya.
Secara ringkas, tahap -tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan
minyak akan diuraikan sebagai berikut ini:
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Salah satu tanaman suku Palmae yang dapat menghasilkan minyak adalah
kelapa sawit. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari daging buah kelapa
sawit disebut crude palm oil (CPO) sedangkan minyak yang dihasilkan oleh
inti kelapa sawit disebut palm kernel oil (PKO).
Secara organoleptis CPO berwarna kuning dan PKO tidak berwarna atau
jernih, warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah
proses pemucatan karena asam -asam lemak dan gliserida masing -masing tidak
berwarna, warna orange atau kuning pada CPO disebabkan adanya pigmen
karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara
alami, juga terjadi akibat adanya asam -asam lemak berantai pendek akibat
kerusakan minyak. Sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh
persenyawaan betaionone. (Ketaren, 1986).
Minyak kelapa sawit dapat dimanfaatkan di berbagai industri karena
memiliki susunan dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak
menggunakan minyak kelapa sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan
dan industri nonpangan seperti kosmetik dan farmasi. Bahkan minyak sawit telah
dikembangkan sebagai salah satu bahan bakar.
Beberapa keunggulan minyak sawit antara lain:
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
1.Tingkat efisien minyak s awit tinggi sehingga mampu menempatkan CPO
menjadi sumber minyak nabati termurah.
2.Produktivitas minyak sawit tinggi yaitu 3,2 ton/ha, sedangkan minyak kedelai,
lobak, kopra dan minyak bunga matahari masing-masing 0,34, 0,51, 0,57, dan
0,53 ton/ha.
3.Memiliki keluwesan dan keluasan dalam ragam kegunaan baik di bidang pangan
maupun nonpangan.
Minyak sawit juga memiliki keunggulan dalam hal susunan dan nilai gizi
diantaranya kadar sterol dalam minyak sawit relatif lebih rendah dibandingkan
minyak nabati lainnya. Kadar sterol dalam CPO antara 360-620 ppm dengan
kadar kolestrol hanya sekitar 10 ppm atau sebesar 0,001%. Sehingga minyak
sawit dapat dikatakan sebagai minyak goreng nonkolestrol (kadar kolestrol
rendah). (Yan fauzi, 2002).
Salah satu faktor yang mempengaruhi mutu CPO adalah kadar air dalam
minyak sawit, jika kadar air di dalam minyak sawit sangat besar dapat
mengakibatkan hidrolisis gliserida.
Syarat kadar air dalam CPO produksi adalah 0,20% dengan syarat kualitas
yang direkomendasikan oleh PT. PP. London Sumatera Indonesia Tbk.
1.2. Perumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas masalahnya adalah sebagai berikut:
- Bagaimana cara penentuan kadar air dalam CPO.
- Berapa kadar air yang terdapat dalam CPO.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
1.3. Tujuan
- Untuk mengetahui c ara penentuan kadar air dalam CPO di PT. PP. London
Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oil Mill.
- Untuk mengetahui kadar air yang terkandung dalam CPO di PT. PP.
London Sumatera Indonesia Tbk Turangie Oil Mill.
1.4. Manfaat
- Untuk mengetahui cara penentuan kadar air dari CPO.
- Untuk mengetahui berapa kadar air sesuai dengan standar mutu CPO.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman kelapa sawit
Asal tanaman kelapa sawit ( Elaeis guineensis Jack). Secara pasti belum
bisa diketahui. Namun, ada dugaan kuat tanaman ini berasal dari dua tempat, yaitu
Amerika Selatan dan Afrika (Guenia). Spesies Elaeis melanococca atau Elaeis
oleivera diduga berasal dari Amerika Selatan dan spesies Elaeis guineensis
berasal dari Afrika (Guenia).
Tanaman kelapa sawit dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian
vegetatif dan bagian generatif. Bagian vegetatif kelapa sawit meliputi akar, batang
dan daun, sedangkan bagian generatif yang merupakan alat perkembangbiakan
terdiri dari bunga dan buah.
2.1.1. Bagian vegetatif
a. Akar
Tanaman kelapa sawit mempunyai akar serabut. Akar kelapa sawit akan
tumbuh ke bawah dan ke samping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuartener. Akar primer tumbuh ke bawah di dalam tanah sampai batas permukaan
air tanah. Sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartener tumbuh sejajar dengan
permukaan air tanah, bahkan akar tertier dan kuartener menuju ke lapisan atas
atau ke tempat yang banyak mengandung zat hara. Fungsi utama akar adalah
menyangga bagian atas tanaman dan menyerap zat hara. (Tim penulis, 1992).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
b. Batang
Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil, maka batangnya tidak
mempunyai kambium dan pada umumnya tidak bercabang. Batang berfungsi
sebagai penyangga tajuk serta menyimpan dan mengangkut bahan makanan.
(Tim penulis, 1992).
c. Daun
Susunan daun tanaman kelapa sawit mirip dengan tanaman kelapa yaitu
membentuk susunan tajuk majemuk. Daun muda yang masih kuncup berwarna
kuning pucat. Pada tanah yang subur, daun cepat membuka sehingga makin
efektif menjalankan fungsinya sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis dan
juga sebagai alat respirasi. Semakin lama proses fotosintesis berlangsung, maka
semakin banyak bahan makanan yang dibentuk sehingga produksi tanaman kelapa
sawit akan meningkat. (Tim penulis, 1992).
2.1.2. Bagian generatif
a. Bunga
Bunga kelapa sawit berumah satu. Pada satu batang terdapat bunga jantan
dan bunga betina yang letaknya terpisah pada tandan bunga yang berbeda. Tandan
bunga terletak di ketiak daun,mulai tumbuh setelah tanaman berumur sekitar satu
tahun. Letak Bu nga jantan satu dengan lainnya sangat rapat dan membentuk
cabang-cabang bunga yang panjangnya antara 10 -20 cm. Bunga jantan ini terdiri
dari enam helai benang sari dan enam perhiasan bunga. Sedangkan bunga betina
terletak dalam tandan bunga. Bunga betina m emiliki tiga putik dan enam
perhiasan bunga. Di antara bakal buah hanya satu yang subur dan jarang terdapat
dua ataupun lebih. (Setyamidjaja, 1991).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
b. Buah
Buah kelapa sawit menempel dikarangan yang disebut tandan buah. Dalam
satu tandan terdiri dari pu luhan sampai ribuan buah. Tandan buah akan mencapai
ukuran maksimal (terbesar) pada umur 4,5- 5 bulan. Pada umur ini mulai dibentuk
zat-zat minyak yang disusun dalam sel- sel penyusun disela -sela sabut buah
minyak sawit berwarna jingga karena banyak mengandung karoten. Bersamaan
dengan pembentukan minyak, warna kulit buah akan berubah dari ungu menjadi
orange merah.
Perubahan kulit buah yang terjadi saat turun hujan menyebabkan buah-
buah yang berjatuhan tersebut akan lepas dari tandannya (rontok). Berdasarka n
buah-buah yang berjatuhan tersebut dapat ditentukan kriteria kemasakan buah.
Buah kelapa sawit memiliki bagian -bagian sebagai berikut:
a. Eksokarp atau kulit luar yang keras dan licin. Ketika buah masih muda,
warnanya hitam atau ungu tua atau hijau. Semakin tua, warnanya berubah
menjadi orange merah atau kuning orange.
b. Mesokarp atau sabut. Diantara jaringan-jaringannya ada sel pengisi seperti
spons atau karet busa yang sangat banyak mengandung minyak (CPO),
jika buah sedang masak.
c. Endokarp atau tempurung. K etika buah masih muda, endokarp memiliki
tekstur lunak dan berwarna putih. Ketika buah sudah tua, endokarp
berubah menjadi keras dan berwarna hitam. Ketebalan endokarp
tergantung pada varietasnya, contohnya varietas dura memiliki endokarp
sangat tebal, se dangkan varietas pisifera sangat tipis, bahkan tanpa
endokarp.
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
d. Kernel, biji atau inti. Inti dapat disamakan dengan daging buah dalam
kelapa, tetapi bentuknya lebih padat dan tidak berisi air buah. Kernel
mengandung minyak (PKO) sebesar 3% dari berat tandan, berwarna
jernih, dan bermutu sangat tinggi. (Sastrosayono, 2003).
2.2. Klasifikasi kelapa sawit
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Palmales
Suku : Palmae
Marga : Elaeis
Jenis : Elaeis guineensis Jack
(Sastrosayono, 2003).
2.3. Pemanenan kelapa sawit
Pemanenan dilakukan pada saat buah mulai masak, kandungan minyak
dalam daging buah (mesokarp) meningkat cepat. Hal ini disebabkan adanya
proses konversi karbohidrat menjadi lemak dalam buah. Setelah kadar minyak
dalam buah mencapai maksimal, buah akan lepas (brondol) dari tandannya. Asam
lemak bebas dalam buah akan terus naik. Ciri -ciri tandan buah yang masak
ditentukan oleh angka kematangan, yaitu jumlah buah yang brondol dari
tandannya, tidak ditentukan oleh warna buahnya. (Sastrosayono, 2003).
Henni Chaerani Siregar : Penetapan Kad ar Air Dalam Crude Palm Oil (C PO) Secara Gravimetris , 2008.
USU Repository © 2009
2.4. Tahapan proses pengolahan tandan buah segar (TBS)
Pengolahan TBS di pabrik bertujuan untuk memperoleh minyak sawit
yang berkualitas baik. Proses tersebut berlangsung cukup panjang dan
memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan atau brondolan dari
Tempat Pemungutan Hasil (TPH) ke pabrik sampai dihasilkannya minyak sawit
dan hasil -hasil sampingnya.
Secara ringkas, tahap -tahap proses pengolahan TBS sampai dihasilkan
minyak akan diuraikan sebagai berikut ini: