ABSTRAK
Aktifitas Fisik Maksimal (AFM) dapat meningkatkan ambilan oksigen pada sel
otot yang aktif, menimbulkan pembentukan radikal bebas yang pada akhirnya dapat
menyebabkan peningkatan jumlah leukosit dan mempengaruhi persentase hitung jenis
leukosit. Jumlah leukosit perifer dapat me njadi sumber informasi untuk diagnostik
dan prognosa adanya gambaran kerusakan organ dan pemulihan setelah aktifitas fisik.
Tujuan penelitian untuk mengetahui penga ruh aktifitas fisik maksimal terhadap
jumlah leukosit dan hitung jenis sel leukosit.
Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pretest-posttest group
design. Subyek penelitian adalah mencit jantan Mus musculus L, strain Balpsy,
berumur kira-kira 2 – 4 bulan dengan berat badan antara 30 – 35 gram. Hewan coba
diperoleh dari Badan Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Medan. Pada
subyek diberikan aktifitas fisik maksimal berupa renang sekuat-kuatnya sampai
hampir tenggelam. Selanjutnya dilakukan uji normalitas distribusi data, kemudian
dilanjutkan analisis data dengan menggunakan uji t berpasangan (jika distribusi data
normal) atau Wilcoxon (bila distribusi data tidak normal).
Terjadi peningkatan jumlah leukosit sebelum dan setelah AFM (6338.10 ±
525.81–11542.86 ± 1084.70) secara signifikan (p = 0.000). Terjadi peningkatan
hitung jenis leukosit sebelum dan setelah AFM, limfosit (37.95 ± 2.94 – 59.95 ± 4.50)
secara signifikan (p = 0.000). Terjadi penurunan hitung jenis leukosit sebelum dan
setelah AFM, neutrofil (57.19 ± 2.84 – 38.90 ± 4.34) secara signifikan (p = 0.000),
eosinofil (1.52 ± 0.51 – 0.19 ± 0.4) secara si gnifikan (p = 0.000), monosit (3.19 ±
0.75 – 1.10 ± 0.44) secara signifikan (p = 0.000), sedangkan hitung jenis basofil tidak
terjadi perubahan.
AFM dapat meningkatkan jumlah leukosit dan hitung jenis limfosit secara
signifikan dan AFM dapat menurunkan hitung jenis neutrofil, eosinofil dan monosit
secara signifikan, sedangkan hitung jenis basofil tidak ada perubahan.
Kata kunci : Leukosit, Aktifitas fisik maksimal.
Aktifitas Fisik Maksimal (AFM) dapat meningkatkan ambilan oksigen pada sel
otot yang aktif, menimbulkan pembentukan radikal bebas yang pada akhirnya dapat
menyebabkan peningkatan jumlah leukosit dan mempengaruhi persentase hitung jenis
leukosit. Jumlah leukosit perifer dapat me njadi sumber informasi untuk diagnostik
dan prognosa adanya gambaran kerusakan organ dan pemulihan setelah aktifitas fisik.
Tujuan penelitian untuk mengetahui penga ruh aktifitas fisik maksimal terhadap
jumlah leukosit dan hitung jenis sel leukosit.
Penelitian ini adalah eksperimental dengan rancangan pretest-posttest group
design. Subyek penelitian adalah mencit jantan Mus musculus L, strain Balpsy,
berumur kira-kira 2 – 4 bulan dengan berat badan antara 30 – 35 gram. Hewan coba
diperoleh dari Badan Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Medan. Pada
subyek diberikan aktifitas fisik maksimal berupa renang sekuat-kuatnya sampai
hampir tenggelam. Selanjutnya dilakukan uji normalitas distribusi data, kemudian
dilanjutkan analisis data dengan menggunakan uji t berpasangan (jika distribusi data
normal) atau Wilcoxon (bila distribusi data tidak normal).
Terjadi peningkatan jumlah leukosit sebelum dan setelah AFM (6338.10 ±
525.81–11542.86 ± 1084.70) secara signifikan (p = 0.000). Terjadi peningkatan
hitung jenis leukosit sebelum dan setelah AFM, limfosit (37.95 ± 2.94 – 59.95 ± 4.50)
secara signifikan (p = 0.000). Terjadi penurunan hitung jenis leukosit sebelum dan
setelah AFM, neutrofil (57.19 ± 2.84 – 38.90 ± 4.34) secara signifikan (p = 0.000),
eosinofil (1.52 ± 0.51 – 0.19 ± 0.4) secara si gnifikan (p = 0.000), monosit (3.19 ±
0.75 – 1.10 ± 0.44) secara signifikan (p = 0.000), sedangkan hitung jenis basofil tidak
terjadi perubahan.
AFM dapat meningkatkan jumlah leukosit dan hitung jenis limfosit secara
signifikan dan AFM dapat menurunkan hitung jenis neutrofil, eosinofil dan monosit
secara signifikan, sedangkan hitung jenis basofil tidak ada perubahan.
Kata kunci : Leukosit, Aktifitas fisik maksimal.