ABSTRAK
Plumbum (Pb) adalah unsur yang terdap at secara luas di lingkungan. Pb di
lingkungan kebanyakan berasal dari pembak aran bahan bakar minyak kendaraan
bermotor dan industri. Pb banyak terdap at di biosphere dan diketahui sebagai
hepatotoksikan. Tujuan dari peneli tian ini adalah untuk mengetahui efek
hepatoprotektif dari vitami n C dalam melawan intoksikasi Pb asetat pada mencit.
Untuk itu mencit dibagi dalam kelompok kontrol (aquadest dan Pb asetat) dan
kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan ad alah kelompok yang diberi prevensi
vitamin C dalam tiga dosis (200 mg/kg BB, 500mg/kg dan 1000mg/kg) secara oral
sehari sekali selama tujuh hari. Mencit ke mudian diberi Pb asetat (20 mg/kgBB)
secara intraperitoneal pada hari ke tujuh satu jam setelah pemberian vitamin C. Dua
hari kemudian dilakukan pengambilan dara h dan organ hati kemudian dilakukan
pemeriksaan untuk menilai kadar enzim tran saminase dan perubahan pada gambaran
histopatologi hati mencit. Diperoleh ha sil bahwa pemberian Pb 20 mg/kgBB dosis
tunggal secara signifikan meningkatkan kadar enzim tran saminase dan persentase sel
hati yang mengalami nekrosis, sebaliknya prevensi vitamin C dapat menurunkan
kadar enzim transaminase dan persentase sel hati yang nekrosis apabila dibandingkan
dengan kelompok percobaan yang hanya diberi Pb. Kenyataan tersebut membuktikan
bahwa vitamin C merupakan suatu antioks idan yang dapat meredam akifitas Pb
dalam menimbulkan stres oksidatif. Se lain itu kemampuan vitamin C dalam
mencegah peroksidasi lipid sel terbukti de ngan semakin berkurangnya kerusakan sel
dengan semakin meningkatnya dosis vitamin C.
Kata kunci: Plumbum, hati, vitamin C, transaminase, nekrosis
Plumbum (Pb) adalah unsur yang terdap at secara luas di lingkungan. Pb di
lingkungan kebanyakan berasal dari pembak aran bahan bakar minyak kendaraan
bermotor dan industri. Pb banyak terdap at di biosphere dan diketahui sebagai
hepatotoksikan. Tujuan dari peneli tian ini adalah untuk mengetahui efek
hepatoprotektif dari vitami n C dalam melawan intoksikasi Pb asetat pada mencit.
Untuk itu mencit dibagi dalam kelompok kontrol (aquadest dan Pb asetat) dan
kelompok perlakuan. Kelompok perlakuan ad alah kelompok yang diberi prevensi
vitamin C dalam tiga dosis (200 mg/kg BB, 500mg/kg dan 1000mg/kg) secara oral
sehari sekali selama tujuh hari. Mencit ke mudian diberi Pb asetat (20 mg/kgBB)
secara intraperitoneal pada hari ke tujuh satu jam setelah pemberian vitamin C. Dua
hari kemudian dilakukan pengambilan dara h dan organ hati kemudian dilakukan
pemeriksaan untuk menilai kadar enzim tran saminase dan perubahan pada gambaran
histopatologi hati mencit. Diperoleh ha sil bahwa pemberian Pb 20 mg/kgBB dosis
tunggal secara signifikan meningkatkan kadar enzim tran saminase dan persentase sel
hati yang mengalami nekrosis, sebaliknya prevensi vitamin C dapat menurunkan
kadar enzim transaminase dan persentase sel hati yang nekrosis apabila dibandingkan
dengan kelompok percobaan yang hanya diberi Pb. Kenyataan tersebut membuktikan
bahwa vitamin C merupakan suatu antioks idan yang dapat meredam akifitas Pb
dalam menimbulkan stres oksidatif. Se lain itu kemampuan vitamin C dalam
mencegah peroksidasi lipid sel terbukti de ngan semakin berkurangnya kerusakan sel
dengan semakin meningkatnya dosis vitamin C.
Kata kunci: Plumbum, hati, vitamin C, transaminase, nekrosis