BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang tangguh dan prod uktif. Tujuan tersebut dapat tercapai
dengan upaya mengusahakan tumbuh kemb ang anak seoptimal mungkin setaraf
potensinya. Dal am usaha “Kel angsungan hi dup, Perkembangan dan Perlindungan
Anak” juga tidak lepas dari tujuan membina SDM yang tangguh dan berkualitas.1
Tumbuh kembang seorang anak dipengaruhi oleh berbagai k ondisi, baik dari
dalam diri an ak it u sen diri mau pun k ondisi lin gkungan sekitarnya.2,3 Untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang opti mal, maka kebutuhan dasar
anak harus terpenuhi , mel iputi kebutuhan fisik/biomedik, kebutuhan emosi /kasih
sayang dan kebutuhan stimulasi/pendidikan.2,4 Anak yang mendapat stimulasi yang
terarah dan teratur akan le bih cepat berkembang diband ingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi. 2 Berbagai penel itian yang mendukung hal i ni
telah ban yak dilakukan. F ield mengatakan bah wa st imulasi taktil/kinestetik dalam
meningkatkan pertumbuhan dan tingkah laku pada neonatus prematur yang sangat
kecil dari segi biaya sangat efektif. 5 Sementara i tu Kuperus menemukan bahwa
anak-anak dengan resi ko bi ologis ti nggi mampu mengejar ketinggalan di bidang
kognitif dengan pemberian stimulasi yang tinggi di lingkungan rumahnya.6
Masa kanak-kanak khususnya masa balita, merupakan masa kritis yang akan
menentukan hasi l proses tumbuh kembang anak selanjutnya. Agar anak dapat
bertumbuh kembang secara optimal diperlukan si tuasi yang mendukung. Kel uarga
atau orangtua khususnya i bu , merupakan l ingkungan yang pertama dan utama
bagi seorang anak usia balita. 2,7 Tahun-tahun pertama ke hidupan merupakan
periode yang sangat penti ng karena pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
ketrampilan motorik dan sosial emosi berjalan demikian pe satnya. Sehinggga
dapatlah dikatakan bahwa keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagi an besar
menentukan masa depan anak tersebut. 7,8
Peran seorang i bu dalam pengasuhan an ak, juga dalam pemberian stimulasi
mental pada anaknya sangat besar. 8 Karena itu diperlukan pemahaman yang benar
mengenai masalah ini. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap dan perilak u ibu dalam masalah k esehatan antara l ain : umur i bu, ti ngkat
pendidikan, dan jumlah anak, jumlah balita.9
Di Indonesia seperti juga kemungki nan besar di negara-negara yang sedang
berkembang l ainnya masi h banyak di temukan praktek pengasuhan bal ita yang
kurang kaya sti mulasi mental di ni. Seda ngkan stimulasi mental di ni i ni sangat
penting untuk perkembangan mental psikososial anak tersebut. 10
Dari h asil pen elitian di daerah k umuh di kel urahan Pul ogadung Jakarta
ditemukan bahwa pengetahuan i bu tentan g stimulasi bagi perkembangan anak
masih sangat kurang. Hanya seki tar 1,3% yang mempunyai pengetahuan ti nggi
1 ©2003 Digitized by USU digital library
tentang stimulasi; 34,4% berpengetahuan sedang dan 64,3% berpengetahuan
rendah tentang stimulasi.10
Perkembangan perekonomi an dan meni ngkatnya taraf pendi dikan serta
ketrampilan wanita Indonesia semakin membuka lapangan kerja untuk wani ta dan
semakin banyak ibu yang bekerja di luar rumah.4 Selain itu, adanya krisis ekonomi
di negara ki ta mengharuskan sebagian besar kaum ibu untuk ikut bekerja mencari
nafkah sehingga akses ke pendidikan anak berkurang. Dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 1999 dipe roleh bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja 49,2%
adalah wanita, dengan rincian 85,8% di sektor formal dan 14,2% di sektor
informal.11 Hal tersebut dikhawatirkan akan berakibat kurang menguntungkan pada
pengasuhan anak karena di samping ku rangnya akses ke pendidikan juga
tercurahnya sebagian besar waktu para ibu bekerja di sektor ekonomi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan lat ar belak ang pen elitian tersebut diatas dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : apak ah i bu bekerja berhubungan dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi pada pengasuhan anak balitanya,
apakah ada perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi antara ibu
bekerja dan tidak bekerja.
- Pengetahuan
- Sikap
- Perilaku
Imunisasi
1.3. Kerangka konsep
Ibu bekerja
Ibu tidak
Ibu balita
-Pendidikan
-Usia
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gbr.1. Kerangka konsep penelitian pe ngetahuan, sikap dan perilaku ibu
bekerja dan tidak bekerja tentang stimulasi
1.4. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui ti ngkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi
pada pengasuhan anak balita pada ibu bekerja
b. Untuk mengetahui ti ngkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi
pada pengasuhan anak balita pada ibu tidak bekerja
c. Untuk membandi ngkan ti ngkat penget ahuan, si kap dan perilaku tentang
stimulasi pada pengasuhan anak balita pada ibu bekerja dan tidak bekerja
d. Menilai apakah karakteristik pada ibu ( usia , tingkat pendidikan, jumlah anak,
jumlah balita ) berhubungan dengan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
tentang stimulasi pada pengasuhan anak balitanya
1.5. Hipotesis
Hipotesis nol penelitian ini adalah:
a. Tidak ada perbedaan pengetahuan, si kap dan perilaku ibu bekerja tentang
stimulasi pada pengasuhan anak balita dibanding dengan ibu tidak bekerja
b. Tidak ada hubungan antara usi a i bu, tingkat pendidikan, jumlah anak dan
jumlah balita dengan pengetahuan, si kap dan perilaku ibu tentang stimulasi
pada pengasuhan anak balitanya
©2003 Digitized by USU digital library 2
1.6. Manfaat Penelitian
a. Dapat digunakan sebagai bahan/data dasar untuk penyul uhan agar dapat
meningkatkan pengetahuan, si kap dan pe rilaku ibu tentang st imulasi pada
perkembangan anak balitanya
b. Memacu petugas kesehatan untuk meni ngkatkan penyul uhan tentang
manfaat stimulasi pada pengasuhan anak balita
c. Dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan Nasional jangka panjang menitikberatkan pada kualitas sumber
daya manusia (SDM) yang tangguh dan prod uktif. Tujuan tersebut dapat tercapai
dengan upaya mengusahakan tumbuh kemb ang anak seoptimal mungkin setaraf
potensinya. Dal am usaha “Kel angsungan hi dup, Perkembangan dan Perlindungan
Anak” juga tidak lepas dari tujuan membina SDM yang tangguh dan berkualitas.1
Tumbuh kembang seorang anak dipengaruhi oleh berbagai k ondisi, baik dari
dalam diri an ak it u sen diri mau pun k ondisi lin gkungan sekitarnya.2,3 Untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang opti mal, maka kebutuhan dasar
anak harus terpenuhi , mel iputi kebutuhan fisik/biomedik, kebutuhan emosi /kasih
sayang dan kebutuhan stimulasi/pendidikan.2,4 Anak yang mendapat stimulasi yang
terarah dan teratur akan le bih cepat berkembang diband ingkan dengan anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi. 2 Berbagai penel itian yang mendukung hal i ni
telah ban yak dilakukan. F ield mengatakan bah wa st imulasi taktil/kinestetik dalam
meningkatkan pertumbuhan dan tingkah laku pada neonatus prematur yang sangat
kecil dari segi biaya sangat efektif. 5 Sementara i tu Kuperus menemukan bahwa
anak-anak dengan resi ko bi ologis ti nggi mampu mengejar ketinggalan di bidang
kognitif dengan pemberian stimulasi yang tinggi di lingkungan rumahnya.6
Masa kanak-kanak khususnya masa balita, merupakan masa kritis yang akan
menentukan hasi l proses tumbuh kembang anak selanjutnya. Agar anak dapat
bertumbuh kembang secara optimal diperlukan si tuasi yang mendukung. Kel uarga
atau orangtua khususnya i bu , merupakan l ingkungan yang pertama dan utama
bagi seorang anak usia balita. 2,7 Tahun-tahun pertama ke hidupan merupakan
periode yang sangat penti ng karena pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan,
ketrampilan motorik dan sosial emosi berjalan demikian pe satnya. Sehinggga
dapatlah dikatakan bahwa keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagi an besar
menentukan masa depan anak tersebut. 7,8
Peran seorang i bu dalam pengasuhan an ak, juga dalam pemberian stimulasi
mental pada anaknya sangat besar. 8 Karena itu diperlukan pemahaman yang benar
mengenai masalah ini. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan,
sikap dan perilak u ibu dalam masalah k esehatan antara l ain : umur i bu, ti ngkat
pendidikan, dan jumlah anak, jumlah balita.9
Di Indonesia seperti juga kemungki nan besar di negara-negara yang sedang
berkembang l ainnya masi h banyak di temukan praktek pengasuhan bal ita yang
kurang kaya sti mulasi mental di ni. Seda ngkan stimulasi mental di ni i ni sangat
penting untuk perkembangan mental psikososial anak tersebut. 10
Dari h asil pen elitian di daerah k umuh di kel urahan Pul ogadung Jakarta
ditemukan bahwa pengetahuan i bu tentan g stimulasi bagi perkembangan anak
masih sangat kurang. Hanya seki tar 1,3% yang mempunyai pengetahuan ti nggi
1 ©2003 Digitized by USU digital library
tentang stimulasi; 34,4% berpengetahuan sedang dan 64,3% berpengetahuan
rendah tentang stimulasi.10
Perkembangan perekonomi an dan meni ngkatnya taraf pendi dikan serta
ketrampilan wanita Indonesia semakin membuka lapangan kerja untuk wani ta dan
semakin banyak ibu yang bekerja di luar rumah.4 Selain itu, adanya krisis ekonomi
di negara ki ta mengharuskan sebagian besar kaum ibu untuk ikut bekerja mencari
nafkah sehingga akses ke pendidikan anak berkurang. Dari Survei Sosial Ekonomi
Nasional (Susenas) 1999 dipe roleh bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja 49,2%
adalah wanita, dengan rincian 85,8% di sektor formal dan 14,2% di sektor
informal.11 Hal tersebut dikhawatirkan akan berakibat kurang menguntungkan pada
pengasuhan anak karena di samping ku rangnya akses ke pendidikan juga
tercurahnya sebagian besar waktu para ibu bekerja di sektor ekonomi.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan lat ar belak ang pen elitian tersebut diatas dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : apak ah i bu bekerja berhubungan dengan
pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi pada pengasuhan anak balitanya,
apakah ada perbedaan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi antara ibu
bekerja dan tidak bekerja.
- Pengetahuan
- Sikap
- Perilaku
Imunisasi
1.3. Kerangka konsep
Ibu bekerja
Ibu tidak
Ibu balita
-Pendidikan
-Usia
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gbr.1. Kerangka konsep penelitian pe ngetahuan, sikap dan perilaku ibu
bekerja dan tidak bekerja tentang stimulasi
1.4. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui ti ngkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi
pada pengasuhan anak balita pada ibu bekerja
b. Untuk mengetahui ti ngkat pengetahuan, sikap dan perilaku tentang stimulasi
pada pengasuhan anak balita pada ibu tidak bekerja
c. Untuk membandi ngkan ti ngkat penget ahuan, si kap dan perilaku tentang
stimulasi pada pengasuhan anak balita pada ibu bekerja dan tidak bekerja
d. Menilai apakah karakteristik pada ibu ( usia , tingkat pendidikan, jumlah anak,
jumlah balita ) berhubungan dengan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
tentang stimulasi pada pengasuhan anak balitanya
1.5. Hipotesis
Hipotesis nol penelitian ini adalah:
a. Tidak ada perbedaan pengetahuan, si kap dan perilaku ibu bekerja tentang
stimulasi pada pengasuhan anak balita dibanding dengan ibu tidak bekerja
b. Tidak ada hubungan antara usi a i bu, tingkat pendidikan, jumlah anak dan
jumlah balita dengan pengetahuan, si kap dan perilaku ibu tentang stimulasi
pada pengasuhan anak balitanya
©2003 Digitized by USU digital library 2
1.6. Manfaat Penelitian
a. Dapat digunakan sebagai bahan/data dasar untuk penyul uhan agar dapat
meningkatkan pengetahuan, si kap dan pe rilaku ibu tentang st imulasi pada
perkembangan anak balitanya
b. Memacu petugas kesehatan untuk meni ngkatkan penyul uhan tentang
manfaat stimulasi pada pengasuhan anak balita
c. Dapat dipergunakan untuk penelitian selanjutnya.