BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Appendisitis akut merupakan kasus terbanyak dari akut abdomen, 1% dari semua
kasus bedah, sangat jarang pada infant, insidens bertambah sesuai dengan umur,
dengan puncak pada umur 10 – 30 tahun, ratio laki -laki dibandingkan dengan
perempuan pada usia remaja 3:2 dan menjadi 1 :1 sesudah usia 25 tahun 1.2 Diagnosa
appendisitis akut masih sulit dan merupakan salah satu problem pada bidang bedah,
angka negative appendectomy berkisar 20 – 35% 3. Selama ini appendisitis akut
berdasarkan anamnese, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yaitu hitung
leukosit > 10.000/mm 3. dan hitung jenis leukosit dengan pergeseran kekiri yaitu
peningkatan persentase neutrophil. 1-6,17. Namun sepertiga kasus (terutama orang tua)
leukosit dan hitung jenis leukosit dalam batas normal ataupun peninggian leukosit dan
persentase neuthrophil tidak dibanding lurus dengan keparahan appendisitis 1.3
Groonroors dan Groonroos menyatakan akurasi diagnosa appendisitis akut berdasarkan
anamnese, nyeri McBurney dan leukositosis kurang dari 80%. 7 Untuk itu perlu adanya
pemeriksaan laboratorium tambahan untuk menegakkan diagnosa appendisitis akut
untuk menghindari appendektomy yang tidak perlu.
C-ractive rotein (CRP) menurut Lorentz R merupakan indikator yang sensitif terhadap
infeksi bakteri, peradangan dan kerusakan jaringan 8. Chen dan Wang melaporkan
dalam penelitiannya sensitivitas, spesifitas dan akurasi CRP untuk diagnosa appendisitis
akut adalah 89,5%, 100% dan 90,9%. 12. Peneliti lain Gurleyik mendapatkan
sensitivitas, spesivitas dan akurasi CRP untuk mendiagnosa akut adalah 93,5%, 80%
dan 91% 13 Nilai CRP pada keadaan normal <0,8 mg/dl dan meninggi > 1 mg/dl pada
keadaan patologis.11
1.2. Perumusan Masalah
Belum adanya indikator yang definitif untuk menegakkan diagnosa appendisitis akut.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah CRP ( C -Reactive Protein) meninggi pada kasus appendisitis
akut dan peninggian kadar protein darah berbanding lurus dengan tingkat keparahan
appendisitis. 12,13,14,15
1.4. Kontribusi Penelitian
Diharapkan C -Reactive Protein bisa digunakan sebagai indikator untuk menegakkan
diagnosa appendisitis akut.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Appendisitis akut merupakan kasus terbanyak dari akut abdomen, 1% dari semua
kasus bedah, sangat jarang pada infant, insidens bertambah sesuai dengan umur,
dengan puncak pada umur 10 – 30 tahun, ratio laki -laki dibandingkan dengan
perempuan pada usia remaja 3:2 dan menjadi 1 :1 sesudah usia 25 tahun 1.2 Diagnosa
appendisitis akut masih sulit dan merupakan salah satu problem pada bidang bedah,
angka negative appendectomy berkisar 20 – 35% 3. Selama ini appendisitis akut
berdasarkan anamnese, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yaitu hitung
leukosit > 10.000/mm 3. dan hitung jenis leukosit dengan pergeseran kekiri yaitu
peningkatan persentase neutrophil. 1-6,17. Namun sepertiga kasus (terutama orang tua)
leukosit dan hitung jenis leukosit dalam batas normal ataupun peninggian leukosit dan
persentase neuthrophil tidak dibanding lurus dengan keparahan appendisitis 1.3
Groonroors dan Groonroos menyatakan akurasi diagnosa appendisitis akut berdasarkan
anamnese, nyeri McBurney dan leukositosis kurang dari 80%. 7 Untuk itu perlu adanya
pemeriksaan laboratorium tambahan untuk menegakkan diagnosa appendisitis akut
untuk menghindari appendektomy yang tidak perlu.
C-ractive rotein (CRP) menurut Lorentz R merupakan indikator yang sensitif terhadap
infeksi bakteri, peradangan dan kerusakan jaringan 8. Chen dan Wang melaporkan
dalam penelitiannya sensitivitas, spesifitas dan akurasi CRP untuk diagnosa appendisitis
akut adalah 89,5%, 100% dan 90,9%. 12. Peneliti lain Gurleyik mendapatkan
sensitivitas, spesivitas dan akurasi CRP untuk mendiagnosa akut adalah 93,5%, 80%
dan 91% 13 Nilai CRP pada keadaan normal <0,8 mg/dl dan meninggi > 1 mg/dl pada
keadaan patologis.11
1.2. Perumusan Masalah
Belum adanya indikator yang definitif untuk menegakkan diagnosa appendisitis akut.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah CRP ( C -Reactive Protein) meninggi pada kasus appendisitis
akut dan peninggian kadar protein darah berbanding lurus dengan tingkat keparahan
appendisitis. 12,13,14,15
1.4. Kontribusi Penelitian
Diharapkan C -Reactive Protein bisa digunakan sebagai indikator untuk menegakkan
diagnosa appendisitis akut.