ABSTRAK
Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana peranan konseling terhadap pasien pra tubektomi
terhadap fungsi seksual pasca tubektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr.
Pirngadi Medan selama 5 tahun.
Rancangan Penelitian : Penelitian ini adalah penelitia n deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini diambil dari data – data pasien untuk kasus tube ktomi pomeroy yang
dilakukan di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan mu lai Januari 2004 s/d
Desember 2008. Responden yang memenuhi kriteria inklusi diberikan instrumen penyaring
Skala-L MMPI sampai terpenuhi jumlah sampel 43 orang, dan dilanjutkan dengan pengisian
kuesioner tentang konseling dan kuesioner Indeks Fungsi Seks ual Wanita yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.
Hasil Penelitian : Populasi pada penelitia n ini adalah pasien-pas ien yang telah dilakukan
tubektomi pomeroy baik secara laparatomi maupun mini laparatomi di RSUP H. Adam
Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Meda n sejak Januari 2004 s/d Desember 2008.
Dengan jumlah sampel 43 orang, diperoleh dari rumus besar sampel Simple Random
Sampling. Dari karakteristik umur responden penelitian, didapati seluruh responden berusia
> 26 tahun sebanyak 43 orang (100 %), dari karakt eristik paritas responden didapati paritas
yang paling tinggi adalah 3-4 sebanyak 31 responden (72,09%), dari karakteristik tingkat
pendidikan responden didapati responden dengan tingkat pe ndidikan SMA adalah yang
paling banyak yaitu 21 orang (48%). Dari seluruh responden, didapatkan responden yang
mendapat konseling pra tubektomi dengan baik menempati urutan terbanyak yaitu sebanyak
31 orang (72,09%), responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik
memiliki indeks fungsi seksual wanita kategor i sedang yang paling banyak yaitu 21 orang
(67,74 %), responden yang kurang mendapat konse ling pra tubektomi seluruhnya memiliki
indeks fungsi seksual kate gori buruk sebanyak 1 orang (100%), responden yang tidak
mendapat konseling pra tubektomi memiliki indeks fungsi seksual kategori sedang yang
paling banyak yaitu 6 orang (54,55%).
Kesimpulan : Responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik sebanyak 31
orang (72,09%), responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik memiliki
indeks fungsi seksual wanita kategori seda ng yang paling banyak yaitu 21 orang (67,74 %),
responden yang kurang mendapat konseling pra tubektomi seluruhnya memiliki indeks
fungsi seksual kategori buruk sebanyak 1 orang (100%), responden yang tidak mendapat
konseling pra tubektomi memiliki indeks fungsi seksual kategori sedang yang paling banyak
yaitu 6 orang (54,55%).
Kata Kunci : Konseling, Tubektomi, Fungsi Seksual
Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana peranan konseling terhadap pasien pra tubektomi
terhadap fungsi seksual pasca tubektomi di RSUP. H. Adam Malik Medan dan RSUD. Dr.
Pirngadi Medan selama 5 tahun.
Rancangan Penelitian : Penelitian ini adalah penelitia n deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini diambil dari data – data pasien untuk kasus tube ktomi pomeroy yang
dilakukan di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan mu lai Januari 2004 s/d
Desember 2008. Responden yang memenuhi kriteria inklusi diberikan instrumen penyaring
Skala-L MMPI sampai terpenuhi jumlah sampel 43 orang, dan dilanjutkan dengan pengisian
kuesioner tentang konseling dan kuesioner Indeks Fungsi Seks ual Wanita yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya.
Hasil Penelitian : Populasi pada penelitia n ini adalah pasien-pas ien yang telah dilakukan
tubektomi pomeroy baik secara laparatomi maupun mini laparatomi di RSUP H. Adam
Malik Medan dan RSUD Dr. Pirngadi Meda n sejak Januari 2004 s/d Desember 2008.
Dengan jumlah sampel 43 orang, diperoleh dari rumus besar sampel Simple Random
Sampling. Dari karakteristik umur responden penelitian, didapati seluruh responden berusia
> 26 tahun sebanyak 43 orang (100 %), dari karakt eristik paritas responden didapati paritas
yang paling tinggi adalah 3-4 sebanyak 31 responden (72,09%), dari karakteristik tingkat
pendidikan responden didapati responden dengan tingkat pe ndidikan SMA adalah yang
paling banyak yaitu 21 orang (48%). Dari seluruh responden, didapatkan responden yang
mendapat konseling pra tubektomi dengan baik menempati urutan terbanyak yaitu sebanyak
31 orang (72,09%), responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik
memiliki indeks fungsi seksual wanita kategor i sedang yang paling banyak yaitu 21 orang
(67,74 %), responden yang kurang mendapat konse ling pra tubektomi seluruhnya memiliki
indeks fungsi seksual kate gori buruk sebanyak 1 orang (100%), responden yang tidak
mendapat konseling pra tubektomi memiliki indeks fungsi seksual kategori sedang yang
paling banyak yaitu 6 orang (54,55%).
Kesimpulan : Responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik sebanyak 31
orang (72,09%), responden yang mendapat konseling pra tubektomi dengan baik memiliki
indeks fungsi seksual wanita kategori seda ng yang paling banyak yaitu 21 orang (67,74 %),
responden yang kurang mendapat konseling pra tubektomi seluruhnya memiliki indeks
fungsi seksual kategori buruk sebanyak 1 orang (100%), responden yang tidak mendapat
konseling pra tubektomi memiliki indeks fungsi seksual kategori sedang yang paling banyak
yaitu 6 orang (54,55%).
Kata Kunci : Konseling, Tubektomi, Fungsi Seksual