ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan :Cara kerja Injeksi kontrasepsi
kombinasi bila diberikan dalam dosis yang direkomendasikan
kepada wanita setiap bulan akan menghambat sekresi
gonadotropin, yang bertujuan untuk mencegah maturasi follicular
dan ovulasi, pengentalan dan penurunan volume lendir cervix
sehingga mengurangi penetrasi sperma dan penipisan
endometrium dan memperkecil kem ungkinan implantasi, tetapi
tidak menekan produksi estradiol sehingga diharapkan tidak
menyebabkan penurunan densitas mineral tulang. Cara kerja
utama DMPA sebagai kontraseps i adalah menekan ovulasi.
DMPA menghambat sekresi hipofis e, terutama pelepasan siklik
dari Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone
(FSH), dengan menekan sintesis estradiol (E2) dan progesteron
dari ovarium. Karena estrogen memegang peranan kunci dalam
mencapai massa tulang, efek DMPA mungkin dapat
menyebabkan osteopenia dan meningkatkan resiko jangka
panjang dari fraktur. Di harapkan dari penelitian ini dapat diketahui
seberapa jauh perbedaa n perubahan densitas mineral tulang
yang ditimbulkan injeksi kombinasi dan DMPA sebagai metode
kontrasepsi.
Rancangan penelitian : Suatu penelitian quasi eksperimental dan
dilakukan analisa perbandingan penurunan densitas mineral
tulang antara kelompok peserta in jeksi kombinasi dan KB DMPA
yang memenuhi kriteria penerim aan mulai januari 2006 hingga
jumlah sampel tercapai di wilayah kerja Puskesmas Mandala
Analisa Statistik : Data dianalisa dengan u ji statistik Chi square,
uji t-test independent , dan uji exact fisher dengan taraf signifikan
(α) sebesar 0,05.
Miranda Diza : Perbandingan Densitas Mineral Tulang Pada Pemakai Kontrasepsi Kombinasi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Hasil: Sampel dibagi atas 2 kelompok penelitian yaitu 20 orang
peserta injeksi kombinasi dan 20 orang KB DMPA. Didapatkan
rerata DMT pada kelompok pemakai injeksi kombinasi dengan T-
score 0,498 ± 0,990 dan Z score 0,511 ± 0,989. Sementara pada
kelompok injeksi DMPA dijum pai rerata DMT dengan T-score -
0,438 ± 1,13 dan Z score -0,295 ± 1,059. Secara statistik dengan
mengunakan uji t-test inde penden didapati perbedaan densitas
mineral tulang yang bermakna antara kelompok pemakai KB
injeksi kombinasi dengan kelompok pemakai KB DMPA (p < 0,05 ), baik nilai DMT berdasarkan nilai T-score maupun Z-score. Hasil penelitian ini tidak ditemukan kasus osteoporosis dan 2 pasien osteopeni (T-score –1,74 dan –1,02) pada kelompok pemakai KB injeksi kombinasi. Pada pemakai KB DMPA ditemukan 1 kasus osteoporosis dengan T-score ( -2,94 ), dan 2 pasien dengan osteopeni (T-score –2,36 dan -1, 61 ). Tidak dijumpai perbedaan densitas mineral tulang yang berm akna berdasarkan pada lama pemakaian kontrasepsi, perbeda an umur peserta KB , BMI, kebiasaan hidup, dan pola reproduksi pada kedua kelompok penelitian. Kesimpulan: Didapatkan densitas mineral tulang menurun secara bermakna pada kelompok pemakai KB DMPA lebih dari 2 tahun dibandingkan dengan kelompok pemakai KB injeksi kombinasi. Densitas mineral tulang tidak berbeda bermakna berdasarkan pada lama pemakaian, perbedaan umur peserta KB , BMI, kebiasaan, dan pola reproduksi pada kedua kelompok Kata kunci : KB injeksi kombinasi , injeksi KB DMPA, densitas mineral tulang.
Latar belakang dan tujuan :Cara kerja Injeksi kontrasepsi
kombinasi bila diberikan dalam dosis yang direkomendasikan
kepada wanita setiap bulan akan menghambat sekresi
gonadotropin, yang bertujuan untuk mencegah maturasi follicular
dan ovulasi, pengentalan dan penurunan volume lendir cervix
sehingga mengurangi penetrasi sperma dan penipisan
endometrium dan memperkecil kem ungkinan implantasi, tetapi
tidak menekan produksi estradiol sehingga diharapkan tidak
menyebabkan penurunan densitas mineral tulang. Cara kerja
utama DMPA sebagai kontraseps i adalah menekan ovulasi.
DMPA menghambat sekresi hipofis e, terutama pelepasan siklik
dari Luteinizing Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone
(FSH), dengan menekan sintesis estradiol (E2) dan progesteron
dari ovarium. Karena estrogen memegang peranan kunci dalam
mencapai massa tulang, efek DMPA mungkin dapat
menyebabkan osteopenia dan meningkatkan resiko jangka
panjang dari fraktur. Di harapkan dari penelitian ini dapat diketahui
seberapa jauh perbedaa n perubahan densitas mineral tulang
yang ditimbulkan injeksi kombinasi dan DMPA sebagai metode
kontrasepsi.
Rancangan penelitian : Suatu penelitian quasi eksperimental dan
dilakukan analisa perbandingan penurunan densitas mineral
tulang antara kelompok peserta in jeksi kombinasi dan KB DMPA
yang memenuhi kriteria penerim aan mulai januari 2006 hingga
jumlah sampel tercapai di wilayah kerja Puskesmas Mandala
Analisa Statistik : Data dianalisa dengan u ji statistik Chi square,
uji t-test independent , dan uji exact fisher dengan taraf signifikan
(α) sebesar 0,05.
Miranda Diza : Perbandingan Densitas Mineral Tulang Pada Pemakai Kontrasepsi Kombinasi Dengan…, 2008
USU e-Repository © 2008
Hasil: Sampel dibagi atas 2 kelompok penelitian yaitu 20 orang
peserta injeksi kombinasi dan 20 orang KB DMPA. Didapatkan
rerata DMT pada kelompok pemakai injeksi kombinasi dengan T-
score 0,498 ± 0,990 dan Z score 0,511 ± 0,989. Sementara pada
kelompok injeksi DMPA dijum pai rerata DMT dengan T-score -
0,438 ± 1,13 dan Z score -0,295 ± 1,059. Secara statistik dengan
mengunakan uji t-test inde penden didapati perbedaan densitas
mineral tulang yang bermakna antara kelompok pemakai KB
injeksi kombinasi dengan kelompok pemakai KB DMPA (p < 0,05 ), baik nilai DMT berdasarkan nilai T-score maupun Z-score. Hasil penelitian ini tidak ditemukan kasus osteoporosis dan 2 pasien osteopeni (T-score –1,74 dan –1,02) pada kelompok pemakai KB injeksi kombinasi. Pada pemakai KB DMPA ditemukan 1 kasus osteoporosis dengan T-score ( -2,94 ), dan 2 pasien dengan osteopeni (T-score –2,36 dan -1, 61 ). Tidak dijumpai perbedaan densitas mineral tulang yang berm akna berdasarkan pada lama pemakaian kontrasepsi, perbeda an umur peserta KB , BMI, kebiasaan hidup, dan pola reproduksi pada kedua kelompok penelitian. Kesimpulan: Didapatkan densitas mineral tulang menurun secara bermakna pada kelompok pemakai KB DMPA lebih dari 2 tahun dibandingkan dengan kelompok pemakai KB injeksi kombinasi. Densitas mineral tulang tidak berbeda bermakna berdasarkan pada lama pemakaian, perbedaan umur peserta KB , BMI, kebiasaan, dan pola reproduksi pada kedua kelompok Kata kunci : KB injeksi kombinasi , injeksi KB DMPA, densitas mineral tulang.