ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan: Nyeri merupakan salah satu masalah yang penting
mulai dari sebelum, selama, dan pa ska pembedahan, karena banyak kerugian-
kerugian yang timbul bila nyeri tersebut tidak diatasi seperti atelektasis paru,
disritmia jantung, pelepasan beta-endorphine dan ACTH. Maka dibuat beberapa
metode dan jenis obat untuk mengatasi nyeri tadi. Penelitian ini dibuat untuk
melihat manfaat metode preemptif analgesia dengan memakai obat ketorolak
dibandingkan dengan parecoxib.
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental pada
manusia dengan acak buta berganda y ang dilaksanakan di Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran USU Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik. Populasi pada pene litian ini adalah semua pasien yang
menjalani pembedahan dengan anestesi umum. Selanjutnya dari semua
populasi tadi dibuat kriteria inklusi dan eksklusi untuk menjadi sampel penelitian.
Dari 53 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan s udah menjalani penelitian
dipertengahan penelitian 9 pasien dikeluarkan karena memerlukan analgetik lain
selain yang diteliti (1 pasien) dan oper asi berlangsung lama (8 pasien). Dari 44
pasien yang tersisa pasien dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok ketorolak
mendapat ketorolak (R/ Xefolac) 30 mg iv dan kelompok parecoxib mendapat
parecoxib (R/ Dynastat) 40 mg iv 1 ja m sebelum pembedahan dilakukan. Semua
sampel dari kedua kelompok dinilai tingk at nyerinya dengan VAS (Visual Analog
Scale) sebelum pembedahan dan 1,2,3, 4,5 jam paska pembedahan. Semua
sampel dari kedua kelompok m endapat perlakuan yang sama dengan
premedikasi petidin dan midazolam, N 2O + O 2 + Halotan/ Isoflurane untuk
maintenance selama pembedahan.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna VAS paska pembedahan pada
kedua kelompok. Dengan Mann-Whitney test didapat p 1 jam paska
pembedahan 0,375; 2 jam pa ska pembedahan 0,65; 3 jam paska pembedahan
xi
0,78; 4 jam paska pembedahan 0,98; dan 5 jam paska pembedahan 0,89.
Semua nilai p nya < 0,05 Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat nyeri paska pembedahan setelah penggunaan ketorola k dibanding dengan parecoxib sebagai preemptif analgesia. Lamany a pembedahan tidak mempengaruhi VAS paska pembedahan dengan tehnik preemptif analgesia. Kata kunci : nyeri, preemptif analgesia, Visu al Analog Scale, ketorolak, parecoxib.
Latar belakang dan tujuan: Nyeri merupakan salah satu masalah yang penting
mulai dari sebelum, selama, dan pa ska pembedahan, karena banyak kerugian-
kerugian yang timbul bila nyeri tersebut tidak diatasi seperti atelektasis paru,
disritmia jantung, pelepasan beta-endorphine dan ACTH. Maka dibuat beberapa
metode dan jenis obat untuk mengatasi nyeri tadi. Penelitian ini dibuat untuk
melihat manfaat metode preemptif analgesia dengan memakai obat ketorolak
dibandingkan dengan parecoxib.
Metode: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental pada
manusia dengan acak buta berganda y ang dilaksanakan di Departemen
Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran USU Rumah Sakit Umum
Pusat H. Adam Malik. Populasi pada pene litian ini adalah semua pasien yang
menjalani pembedahan dengan anestesi umum. Selanjutnya dari semua
populasi tadi dibuat kriteria inklusi dan eksklusi untuk menjadi sampel penelitian.
Dari 53 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan s udah menjalani penelitian
dipertengahan penelitian 9 pasien dikeluarkan karena memerlukan analgetik lain
selain yang diteliti (1 pasien) dan oper asi berlangsung lama (8 pasien). Dari 44
pasien yang tersisa pasien dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok ketorolak
mendapat ketorolak (R/ Xefolac) 30 mg iv dan kelompok parecoxib mendapat
parecoxib (R/ Dynastat) 40 mg iv 1 ja m sebelum pembedahan dilakukan. Semua
sampel dari kedua kelompok dinilai tingk at nyerinya dengan VAS (Visual Analog
Scale) sebelum pembedahan dan 1,2,3, 4,5 jam paska pembedahan. Semua
sampel dari kedua kelompok m endapat perlakuan yang sama dengan
premedikasi petidin dan midazolam, N 2O + O 2 + Halotan/ Isoflurane untuk
maintenance selama pembedahan.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna VAS paska pembedahan pada
kedua kelompok. Dengan Mann-Whitney test didapat p 1 jam paska
pembedahan 0,375; 2 jam pa ska pembedahan 0,65; 3 jam paska pembedahan
xi
0,78; 4 jam paska pembedahan 0,98; dan 5 jam paska pembedahan 0,89.
Semua nilai p nya < 0,05 Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna tingkat nyeri paska pembedahan setelah penggunaan ketorola k dibanding dengan parecoxib sebagai preemptif analgesia. Lamany a pembedahan tidak mempengaruhi VAS paska pembedahan dengan tehnik preemptif analgesia. Kata kunci : nyeri, preemptif analgesia, Visu al Analog Scale, ketorolak, parecoxib.