ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit in feksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dan merupakan salah satu penyebab kematian paling
banyak di Indonesia. Kasus TB di Indone sia adalah nomor 3 terbesar di dunia
sesudah India dan China. Menurut perkiraan WHO, sepertiga penduduk dunia
terinfeksi TB dan kematian oleh TB akan meningkat hinggá 35 juta orang pada tahun
2000-2020. Anak yang terinfeksi TB lebih kurang 5 – 15 % dari seluruh penderita
TB.
Anak kontak serumah (kontak erat) dengan penderita TB BTA (+) dapat
terinfeksi bila tidak segera dideteksi. Kejadian anak terinfeksi TB bervariasi
tergantung pada tingkat sosio-ekonomi, kese hatan masyarakat, umur dan status gizi.
Imunisasi BCG meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi Mycobacterium
tuberculosis yang virulen. Imunitas yang terbent uk tidaklah mutlak menjamin tidak
terjadi infeksi TB pada anak, namun infe ksi yang terjadi tidak progesif dan tidak
menimbulkan komplikasi yang berat seperti TB Milier dan TB Meninggitis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penderita TB BTA (+) yang
kontak serumah (kontak erat) dapat mengi nfeksi anak umur 3 bulan-16 tahun, dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Pe nelitian dilakukan secara Observasional
cross sectional analitik, di Kabupate n Simeulue, Provivsi Nanggroe Aceh
Darussalam, selama 6 bulan. Subjek penelitian adalah anak serumah dengan penderita
TB BTA (+) yang mendapat pengobatan OAT pada tahun 2005, 2006 dan 2007.
Data dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner. Kemudian dilakukan
analisa statistik mempergunakan perangka t SPSS 15 dengan metode Kai kuadrat
dengan angka kepercayaan 95 %.
Hasil yang didapat, dari 205 anak kont ak serumah dengan penderita TB BTA
(+), 90 anak (46,34%) telah terinfeksi TB yang ditandai dengan hasil uji Mantoux (+),
dimana 23 anak (25,6%) pernah mendapat im unisasi BCG. Selanjutnya di dapat hasil
yang bermakna ( p < 0,05 ) pada penghasi lan keluarga yang rendah, dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah.
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit in feksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dan merupakan salah satu penyebab kematian paling
banyak di Indonesia. Kasus TB di Indone sia adalah nomor 3 terbesar di dunia
sesudah India dan China. Menurut perkiraan WHO, sepertiga penduduk dunia
terinfeksi TB dan kematian oleh TB akan meningkat hinggá 35 juta orang pada tahun
2000-2020. Anak yang terinfeksi TB lebih kurang 5 – 15 % dari seluruh penderita
TB.
Anak kontak serumah (kontak erat) dengan penderita TB BTA (+) dapat
terinfeksi bila tidak segera dideteksi. Kejadian anak terinfeksi TB bervariasi
tergantung pada tingkat sosio-ekonomi, kese hatan masyarakat, umur dan status gizi.
Imunisasi BCG meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi Mycobacterium
tuberculosis yang virulen. Imunitas yang terbent uk tidaklah mutlak menjamin tidak
terjadi infeksi TB pada anak, namun infe ksi yang terjadi tidak progesif dan tidak
menimbulkan komplikasi yang berat seperti TB Milier dan TB Meninggitis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penderita TB BTA (+) yang
kontak serumah (kontak erat) dapat mengi nfeksi anak umur 3 bulan-16 tahun, dan
faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Pe nelitian dilakukan secara Observasional
cross sectional analitik, di Kabupate n Simeulue, Provivsi Nanggroe Aceh
Darussalam, selama 6 bulan. Subjek penelitian adalah anak serumah dengan penderita
TB BTA (+) yang mendapat pengobatan OAT pada tahun 2005, 2006 dan 2007.
Data dikumpulkan dengan mempergunakan kuesioner. Kemudian dilakukan
analisa statistik mempergunakan perangka t SPSS 15 dengan metode Kai kuadrat
dengan angka kepercayaan 95 %.
Hasil yang didapat, dari 205 anak kont ak serumah dengan penderita TB BTA
(+), 90 anak (46,34%) telah terinfeksi TB yang ditandai dengan hasil uji Mantoux (+),
dimana 23 anak (25,6%) pernah mendapat im unisasi BCG. Selanjutnya di dapat hasil
yang bermakna ( p < 0,05 ) pada penghasi lan keluarga yang rendah, dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah.