ABSTRAK
Tujuan : membandingkan kwalitas nyeri Visual Analogue Score (VAS) sebelum dan sesudah
operasi Spondilitis Tuberkulosa di Rumah Sakit Tempat Pendidikan FK USU.
Latar belakang : Spondilitis Tuberkulosa masih merupakan masalah serius di Indonesia
dengan komplikasi berupa nyeri yang hebat 97 % dan defisit neurologis 50 %.Nyeri yang timbul
pada Spondilitis Tuberkulosa adalah nyeri yang kronis yang dapat dibedakan atas 2 tipe yaitu
nyeri nociceptif dan neuropatik dimana ke duanya harus dibedakan karena penyebab dan
penanganannya berbeda.Sejak tahun 2005 telah rutin dilakukan operasi Spondilitis Tuberkulosa
di rumah sakit tempat pendidikan FK USU medan , namun hasil klinis mengenai perbaikan
kwalitas nyeri dan defisit neurologist sebelum dan sesudah operasi belum pernah dilaporkan.
Abdeen melaporkan terdapat perbaikan nyeri dan defisit neurologis setelah operasi Spondilitis
Tuberkulosa cervical pada 10 penderita di Arab Saudi dalam 1-2 bulan sesudah operasi.Peneliti
sependapat bahwa terdapat perbaikan nyeri dan defisit neurologi sebelum dan sesudah operasi
Spondilitis Tuberkulosa dibandingkan dengan perawatan secara konservatif.
Metode : Penelitian dilakukan pada 31 pasien Spondilitis Tuberkulosa dengan keluhan
nyeri,deformitas dan defisit neurologis yang dilakukan operasi debridement dan stabilisasi
tulang belakang di sub bagian bedah orthopedi rumah sakit H Adam Malik dan RS haji medan
dari 1 januari 2008 – 1 juli 2008. Penderita dinilai kwalitas nyeri dengan VAS dan defisit
neurologis dengan klasifikasi Frankle pada saat datang pertama kali , sesaat sebelum operasi dan
dievaluasi 4 minggu dan 12 minggu setelah operasi .Dengan kata lain dilakukan 4 kali
pemeriksaan dengan lembar data yang berbeda.Untuk VAS diperkenalkan skala 0-10 lalu pasien
menentukan sendiri kwalitas nyeri yang dirasakannya.untuk Klasifikasi Frankle peneliti bersama
pembimbing melakukan penilaian langsung terhadap penderita.Data yang diperoleh untuk yang
terukur VAS dianalisa dengan T-test dan yang tidak terukur klasifikasi Frankle dianalisa dengan
Wilcoxon test dengan tingkat kebermaknaan p< 0,05. Hasil : dengan T-test nilai VAS nyeri nocisepif (7,19±1,19) dan neuropati (6,32±1,70) sebelum operasi menjadi (1,87±0,96) dan (1,32±1,02) 12 minggu setelah operasi p<0,0001.Dan dengan Wilcoxon test klasifikasi Frankle (A,B,C,D dan E) sebelum operasi menjadi (D dan E) 12 minggu setelah operasi p<0,0001. Kesimpulan : Tindakan operasi debridement dan stabilisasi pada tulang belakang memperbaiki keluhan nyeri dan fisik penderita Spondilitis Tuberkulosa .
Tujuan : membandingkan kwalitas nyeri Visual Analogue Score (VAS) sebelum dan sesudah
operasi Spondilitis Tuberkulosa di Rumah Sakit Tempat Pendidikan FK USU.
Latar belakang : Spondilitis Tuberkulosa masih merupakan masalah serius di Indonesia
dengan komplikasi berupa nyeri yang hebat 97 % dan defisit neurologis 50 %.Nyeri yang timbul
pada Spondilitis Tuberkulosa adalah nyeri yang kronis yang dapat dibedakan atas 2 tipe yaitu
nyeri nociceptif dan neuropatik dimana ke duanya harus dibedakan karena penyebab dan
penanganannya berbeda.Sejak tahun 2005 telah rutin dilakukan operasi Spondilitis Tuberkulosa
di rumah sakit tempat pendidikan FK USU medan , namun hasil klinis mengenai perbaikan
kwalitas nyeri dan defisit neurologist sebelum dan sesudah operasi belum pernah dilaporkan.
Abdeen melaporkan terdapat perbaikan nyeri dan defisit neurologis setelah operasi Spondilitis
Tuberkulosa cervical pada 10 penderita di Arab Saudi dalam 1-2 bulan sesudah operasi.Peneliti
sependapat bahwa terdapat perbaikan nyeri dan defisit neurologi sebelum dan sesudah operasi
Spondilitis Tuberkulosa dibandingkan dengan perawatan secara konservatif.
Metode : Penelitian dilakukan pada 31 pasien Spondilitis Tuberkulosa dengan keluhan
nyeri,deformitas dan defisit neurologis yang dilakukan operasi debridement dan stabilisasi
tulang belakang di sub bagian bedah orthopedi rumah sakit H Adam Malik dan RS haji medan
dari 1 januari 2008 – 1 juli 2008. Penderita dinilai kwalitas nyeri dengan VAS dan defisit
neurologis dengan klasifikasi Frankle pada saat datang pertama kali , sesaat sebelum operasi dan
dievaluasi 4 minggu dan 12 minggu setelah operasi .Dengan kata lain dilakukan 4 kali
pemeriksaan dengan lembar data yang berbeda.Untuk VAS diperkenalkan skala 0-10 lalu pasien
menentukan sendiri kwalitas nyeri yang dirasakannya.untuk Klasifikasi Frankle peneliti bersama
pembimbing melakukan penilaian langsung terhadap penderita.Data yang diperoleh untuk yang
terukur VAS dianalisa dengan T-test dan yang tidak terukur klasifikasi Frankle dianalisa dengan
Wilcoxon test dengan tingkat kebermaknaan p< 0,05. Hasil : dengan T-test nilai VAS nyeri nocisepif (7,19±1,19) dan neuropati (6,32±1,70) sebelum operasi menjadi (1,87±0,96) dan (1,32±1,02) 12 minggu setelah operasi p<0,0001.Dan dengan Wilcoxon test klasifikasi Frankle (A,B,C,D dan E) sebelum operasi menjadi (D dan E) 12 minggu setelah operasi p<0,0001. Kesimpulan : Tindakan operasi debridement dan stabilisasi pada tulang belakang memperbaiki keluhan nyeri dan fisik penderita Spondilitis Tuberkulosa .