BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak orang tertarik latihan fisik ka rena dapat memperbaiki kesehatan dan
kemampuan fisiknya. 1 Manfaat latihan fisik adalah m encegah penyakit pembuluh
darah koroner, diabetes melitus, obesit as, hipertensi dan hiperkolesterol. 2-4
Pengaruh utama latihan fisik adalah peningkatan frekuens i jantung, tekanan darah
dan curah jantung. Aliran dar ah meningkat ke jantung, ot ot dan kulit, sehingga
menyebabkan aktifnya metabolisme dan menghasilkan karbon dioksida (CO 2) dan
ion hidrogen (H+) di dalam otot. Akibatnya pernapasan menjadi cepat dan dalam, hal
tersebut untuk mensuplai oksigen (O 2) yang digunakan dalam proses metabolisme
tubuh.1 Sejumlah besar CO 2 diproduksi dalam sel otot dan meninggalkan tubuh
melalui ventilasi dari ruang alve olus. Dengan cara difusi dari ruang intraselular otot
ke dalam darah dan keluar dari darah ke r uang udara di paru-paru melewati barier
kapiler alveolus.5
Secara garis besar sistem energi dala m latihan fisik terdiri dari anaerobik
dan aerobik. Anaerobik adalah kegiatan yang tidak membutuhkan O2, sumber energi
berasal dari sistem Adenosine Triphosphate – Creatine Phosphate (ATP-CP) dan
asam laktat serta waktu yang diperlukan unt uk melakukan gerakan sangat singkat,
sehingga tidak memerlukan O 2 untuk pembakaran. Aerobik adalah kegiatan yang
dilakukan secara kontinu dalam waktu rela tif lebih lama (lebih dari 3 menit) dan
membutuhkan O 2 untuk menguraikan gliko gen atau glukosa menjadi CO 2 dan air
(H2O) melalui siklus Krebs. Glikogen atau gl ukosa diuraikan menjadi asam piruvat
dan dengan adanya O 2 maka asam laktat tidak menumpuk. Asam piruvat yang
terbentuk selanjutnya memasuki siklus Krebs, sehingga terbentuk Adenosine
Triphosphate (ATP) untuk kontraksi otot.6
Pada latihan fisik berat, hampir semua cadangan O 2 digunakan untuk
metabolisme aerobik. Setelah latihan fisik, cadangan O 2 harus dicukupi kembali
melalui pernafasan tam bahan sehingga dibutuhkan O 2 dengan jumlah di atas
kebutuhan normal. 4 Salah satu cara untuk meningkatkan kadar O 2 di dalam darah
adalah minum air beroksigen. Jenkins dkk (2002) mendapatkan adanya perbedaan
yang bermakna peningkatan saturasi O 2 antara air beroksigen dengan air suling
sebelum latihan fisik ya itu 91.3% dibanding 87.3%. 7 Oksigen dapat memperbaiki
metabolisme dan proses oksidasi se l dengan cara meningkatkan cadangan O 2
mitokondria sel.8
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan
masalah: (1) apakah terdapat perubahan kadar serum pH, PCO 2, HCO3
-, dan TCO 2
sebelum dan sesudah latihan fisik dengan pemberian minuman beroksigen dan
plasebo; (2) apakah terdapat perbedaan perubahan kadar serum pH, PCO 2, HCO3
-,
dan TCO2 sebelum dan sesudah latihan fisik akibat pemberian minuman beroksigen.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui:
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak orang tertarik latihan fisik ka rena dapat memperbaiki kesehatan dan
kemampuan fisiknya. 1 Manfaat latihan fisik adalah m encegah penyakit pembuluh
darah koroner, diabetes melitus, obesit as, hipertensi dan hiperkolesterol. 2-4
Pengaruh utama latihan fisik adalah peningkatan frekuens i jantung, tekanan darah
dan curah jantung. Aliran dar ah meningkat ke jantung, ot ot dan kulit, sehingga
menyebabkan aktifnya metabolisme dan menghasilkan karbon dioksida (CO 2) dan
ion hidrogen (H+) di dalam otot. Akibatnya pernapasan menjadi cepat dan dalam, hal
tersebut untuk mensuplai oksigen (O 2) yang digunakan dalam proses metabolisme
tubuh.1 Sejumlah besar CO 2 diproduksi dalam sel otot dan meninggalkan tubuh
melalui ventilasi dari ruang alve olus. Dengan cara difusi dari ruang intraselular otot
ke dalam darah dan keluar dari darah ke r uang udara di paru-paru melewati barier
kapiler alveolus.5
Secara garis besar sistem energi dala m latihan fisik terdiri dari anaerobik
dan aerobik. Anaerobik adalah kegiatan yang tidak membutuhkan O2, sumber energi
berasal dari sistem Adenosine Triphosphate – Creatine Phosphate (ATP-CP) dan
asam laktat serta waktu yang diperlukan unt uk melakukan gerakan sangat singkat,
sehingga tidak memerlukan O 2 untuk pembakaran. Aerobik adalah kegiatan yang
dilakukan secara kontinu dalam waktu rela tif lebih lama (lebih dari 3 menit) dan
membutuhkan O 2 untuk menguraikan gliko gen atau glukosa menjadi CO 2 dan air
(H2O) melalui siklus Krebs. Glikogen atau gl ukosa diuraikan menjadi asam piruvat
dan dengan adanya O 2 maka asam laktat tidak menumpuk. Asam piruvat yang
terbentuk selanjutnya memasuki siklus Krebs, sehingga terbentuk Adenosine
Triphosphate (ATP) untuk kontraksi otot.6
Pada latihan fisik berat, hampir semua cadangan O 2 digunakan untuk
metabolisme aerobik. Setelah latihan fisik, cadangan O 2 harus dicukupi kembali
melalui pernafasan tam bahan sehingga dibutuhkan O 2 dengan jumlah di atas
kebutuhan normal. 4 Salah satu cara untuk meningkatkan kadar O 2 di dalam darah
adalah minum air beroksigen. Jenkins dkk (2002) mendapatkan adanya perbedaan
yang bermakna peningkatan saturasi O 2 antara air beroksigen dengan air suling
sebelum latihan fisik ya itu 91.3% dibanding 87.3%. 7 Oksigen dapat memperbaiki
metabolisme dan proses oksidasi se l dengan cara meningkatkan cadangan O 2
mitokondria sel.8
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan
masalah: (1) apakah terdapat perubahan kadar serum pH, PCO 2, HCO3
-, dan TCO 2
sebelum dan sesudah latihan fisik dengan pemberian minuman beroksigen dan
plasebo; (2) apakah terdapat perbedaan perubahan kadar serum pH, PCO 2, HCO3
-,
dan TCO2 sebelum dan sesudah latihan fisik akibat pemberian minuman beroksigen.
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui: