BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan
signifikan karena hampir seluruh aspek kehidupan menggunakan konsep
matematika. Matematika ini sudah diterapkan pada anak usia dini. Konsep
matematika telah ditanamkan pada anak didik, dan diterapkan pada setiap
kelas, baik SD, SMP maupun SMA sampai perguruan tinggi. Bahkan di TK
pun matematika sudah dikenalkan pada anak. Dalam kehidupan sehari-haripun
matematika sering digunakan sebagai perhitungan.
Materi yang diberikan di SD kelas 1 tidaklah sama dengan materi yang
diberikan di SD kelas 2, 3, 4, 5, dan 6. Pada anak SD konsep pembelajaran
matematika yang nantinya akan digunakan sebagai bekal di masa depan,
untuk itu penanaman konsep yang dilakukan haruslah benar-benar matang dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan yang tepat untuk belajar. Hal tertentu
dengan baik. Sebagai contoh seorang ahli psikologi Swiss, Jean Piaget (Good
dan Brophy, 1990) merumuskan perkembangan kognitif kedalam tahap-tahap.
1. Sensorimotorik (lahir -11/2 tahun)
2. Operasi awal (11/2 – 7 tahun)
3. Operasi konkret (7 – 12 tahun)
4. Operasi formal (12 tahun keatas)
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik,
merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa
sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,
mempunyai kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan
lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individual
antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Disamping itu siswa
sebagai pelajar, senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
proses belajar.
Yang telah dikemukakan di atas, merupakan beberapa, aspek psikologi
dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik, dan dapat
menimbulkan berbagai masalah. Timbulnya masalah-masalah psikologi
menurut adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan koseling.
Bimbingan dan koseling diberikan kepada anak yang mengalami
kesulitan dalam belajarnya dan adanya penyimpangan-penyimpangan tingkah
lakunya. Guru harus memberikan bimbingan koseling karena diharapkan
dengan melakukan bimbingan tersebut anak yang mengalami kesulitan belajar
maka akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan memperbaiki
tingkah laku pada anak yang menyimpang.
Dalam perkembangan anak ada diantaranya menunjukan penyimpangan,
disini jelas telah diketahui bahwa tidak semua anak mencapai titik
perkembangan yang sama pada usia yang sama. Disinilah tugas guru untuk
melakukan bimbingan terhadap anak yang mengalami penyimpangan dan
kesulitan dalam belajar.
Bimbingan belajar adalah salah satu komponen yang erat kaitannya
dalam penyelenggaraan pendidikan kebutuhan pelaksanaan bimbingan
berlatar belakang beberapa aspek psikologi, sosiologi, kultural dan
paedagogis. Dalam aspek psikologi banyak sekali masalah, salah satu
diantaranya adalah masalah belajar. Masalah ini muncul dan terkait erat
dengan perkembangan pendidikan yang diidentifikasi dengan ada nya
perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti
kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber dan
sebagainya. Proses penyesuaian diri tersebut memerlukan bantuan yang
terarah dan sistematis melalui layanan bimbingan konseling.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan di atas, dapat diuraikan rumusan masalah
sebagai berikut :
Bagaimana peranan bimbingan belajar yang dilakukan guru terhadap
kemampuan dalam memahami mata pelajaran matematika terutama dalam
melakukan operasi hitung pembagian bilangan cacah pada siswa SD ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari perkembangan bimbingan terhadap anak yang mengalami
kesulitan dalam melakukan operasi pembagian adalah
1. Anak lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran matematika.
2. Anak dapat melakukan operasi hitung perkalian.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bimbingan individu yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan operasi pembagian bilangan cacah.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi PDSD UNNES
Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk membantu
melaksanakan kegiatan perkuliahan
b. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman jika suatu saat nanti penulis membuat skripsi
c. Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik dalam menerima dan memahami materi pada
mata pelajaran tertentu.
Memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran tertentu.
d. Bagi Guru
Untuk memotivasi guru agar lebih baik dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan matematika merupakan pelajaran yang sangat penting dan
signifikan karena hampir seluruh aspek kehidupan menggunakan konsep
matematika. Matematika ini sudah diterapkan pada anak usia dini. Konsep
matematika telah ditanamkan pada anak didik, dan diterapkan pada setiap
kelas, baik SD, SMP maupun SMA sampai perguruan tinggi. Bahkan di TK
pun matematika sudah dikenalkan pada anak. Dalam kehidupan sehari-haripun
matematika sering digunakan sebagai perhitungan.
Materi yang diberikan di SD kelas 1 tidaklah sama dengan materi yang
diberikan di SD kelas 2, 3, 4, 5, dan 6. Pada anak SD konsep pembelajaran
matematika yang nantinya akan digunakan sebagai bekal di masa depan,
untuk itu penanaman konsep yang dilakukan haruslah benar-benar matang dan
disesuaikan dengan tahap perkembangan yang tepat untuk belajar. Hal tertentu
dengan baik. Sebagai contoh seorang ahli psikologi Swiss, Jean Piaget (Good
dan Brophy, 1990) merumuskan perkembangan kognitif kedalam tahap-tahap.
1. Sensorimotorik (lahir -11/2 tahun)
2. Operasi awal (11/2 – 7 tahun)
3. Operasi konkret (7 – 12 tahun)
4. Operasi formal (12 tahun keatas)
Dalam proses pendidikan di sekolah, siswa sebagai subjek didik,
merupakan pribadi-pribadi yang unik dengan segala karakteristiknya. Siswa
sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,
mempunyai kebutuhan dan dinamika dalam interaksinya dengan
lingkungannya. Sebagai pribadi yang unik terdapat perbedaan individual
antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya. Disamping itu siswa
sebagai pelajar, senantiasa terjadi adanya perubahan tingkah laku sebagai hasil
proses belajar.
Yang telah dikemukakan di atas, merupakan beberapa, aspek psikologi
dalam pendidikan yang bersumber dari siswa sebagai subjek didik, dan dapat
menimbulkan berbagai masalah. Timbulnya masalah-masalah psikologi
menurut adanya upaya pemecahan melalui layanan bimbingan koseling.
Bimbingan dan koseling diberikan kepada anak yang mengalami
kesulitan dalam belajarnya dan adanya penyimpangan-penyimpangan tingkah
lakunya. Guru harus memberikan bimbingan koseling karena diharapkan
dengan melakukan bimbingan tersebut anak yang mengalami kesulitan belajar
maka akan lebih mudah dalam memahami pelajaran dan memperbaiki
tingkah laku pada anak yang menyimpang.
Dalam perkembangan anak ada diantaranya menunjukan penyimpangan,
disini jelas telah diketahui bahwa tidak semua anak mencapai titik
perkembangan yang sama pada usia yang sama. Disinilah tugas guru untuk
melakukan bimbingan terhadap anak yang mengalami penyimpangan dan
kesulitan dalam belajar.
Bimbingan belajar adalah salah satu komponen yang erat kaitannya
dalam penyelenggaraan pendidikan kebutuhan pelaksanaan bimbingan
berlatar belakang beberapa aspek psikologi, sosiologi, kultural dan
paedagogis. Dalam aspek psikologi banyak sekali masalah, salah satu
diantaranya adalah masalah belajar. Masalah ini muncul dan terkait erat
dengan perkembangan pendidikan yang diidentifikasi dengan ada nya
perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti
kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber dan
sebagainya. Proses penyesuaian diri tersebut memerlukan bantuan yang
terarah dan sistematis melalui layanan bimbingan konseling.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan di atas, dapat diuraikan rumusan masalah
sebagai berikut :
Bagaimana peranan bimbingan belajar yang dilakukan guru terhadap
kemampuan dalam memahami mata pelajaran matematika terutama dalam
melakukan operasi hitung pembagian bilangan cacah pada siswa SD ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari perkembangan bimbingan terhadap anak yang mengalami
kesulitan dalam melakukan operasi pembagian adalah
1. Anak lebih mudah menerima dan memahami materi pelajaran matematika.
2. Anak dapat melakukan operasi hitung perkalian.
D. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Bimbingan individu yang dilakukan peneliti dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan operasi pembagian bilangan cacah.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi PDSD UNNES
Sebagai referensi yang dapat digunakan untuk membantu
melaksanakan kegiatan perkuliahan
b. Bagi Penulis
Sebagai pengalaman jika suatu saat nanti penulis membuat skripsi
c. Bagi Peserta Didik
Membantu peserta didik dalam menerima dan memahami materi pada
mata pelajaran tertentu.
Memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran tertentu.
d. Bagi Guru
Untuk memotivasi guru agar lebih baik dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.