BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai
prinsip – prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa
aktiv itas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi.
Gagne dan Barliner ( 1983: 252 ) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari
pengalaman. Morgan et.al. ( 1986: 140 ) menyatakan belajar merupakan
perubahan relative pemanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman. Slavin ( 1994: 152 ) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne ( 1977: 3 )
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan
manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Dari keempat pengertian
tersebut tampak bahwa konsep tentang beljar mengandung tiga unsur utama,
yaitu :
1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah
seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku
sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi
perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah
belajar. Perilaku tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
tertentu, seperti menulis, membaca, berhitung yang dilakukan secara
sendiri – sendiri, atau kombinasi dari pelbagai tindakan, sperti seseorang
guru yang menjelaskan materi pembelajaran di samping memberi
penjelasan secara lisan juga menulis di papan tulis, dan memberikan
pertanyaan.
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti
tinggi dan berat badan, dan kekuatan fisik tidak disebut sebagai hasil
belajar.
3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relative permanen. Lamanya
perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk
diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari,
satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun – tahun.
Belajar merupakan sebuah system yang di dalamnya terdapat pelbagai unsure
yang saling kait – mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku ( Gagne,
1977: 4 ). Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan
peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang
digunakan untuk menangkap rangsangan ; otak yang digunakan untuk
mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang
kompleks; dan syarat atau otot yang diguanakan untuk menampilkan
kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Rangsangan
(stimulus) yang diterima oleh pembelajar kemudian diorganisir dalam
bentuk kegiatan syarat, beberapa rangsangan itu disimpan di dalam
memorinya. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan
yang dapat diamati sperti gerakan syarat atau otot dalam merespon
sesuatu.
2. Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan
pembelajar disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang terdapat
banyak stimulus yang berada di lingkungannya. Suara, sinar, warna, panas,
dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di
lingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus
memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
3. Memori, Memori pembelajar berisi pelbagai kemampuan yang berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar
sebelumnya.
4. Respon. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon.
Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di
dalam dirinya kemudian memberikqan respon terhadap stimulus tersebut.
Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang
disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance).
Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara
situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu
sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada
diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas
belajar.
B. MASALAH
Dari uraian – uraian latar belakang terdapat beberapa unsure diantaranya
pembelajar, rangsangan (stimulus), memori, respon. Unsur – unsur ini dapat
menghasilkan perubahan perilaku dalam pembelajaran yang tadinya kurang dalam
menerima pelajaran maka dengan memfokuskan pada unsur – unsur ini
diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. Di laoran ini saya akan
menguraikan cara menangani dan memberi bimbingan pada anak yang mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika kelas V. nama peserta didik :
Annita Evi.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian masalah dapat diuraikan rumusan masalah diantaranya :
Bagaimana cara memberikan bimbingan pada peserta didik / anak yang
mengalami kesulitan belajar matematika.
D. TUJUAN
Tujuan saya dalam memberikan bimbingan terhadap anak / peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar yaitu supaya saya mengetahui perubahan sikap
dan perilaku serta hasil prestasi setelah saya memberikan bimbingan pada
anak yang mengalami kesulitan belajar matematika.
E. MANFAAT
Manfaat peranan bimbingan guru terhadap peserta didik / anak yang
mengalami kesulitan belajar adalah supaya ...
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai
prinsip – prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa
aktiv itas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Konsep tentang belajar telah banyak didefinisikan oleh para pakar psikologi.
Gagne dan Barliner ( 1983: 252 ) menyatakan bahwa belajar merupakan
proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari
pengalaman. Morgan et.al. ( 1986: 140 ) menyatakan belajar merupakan
perubahan relative pemanen yang terjadi karena hasil dari praktik atau
pengalaman. Slavin ( 1994: 152 ) menyatakan bahwa belajar merupakan
perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Gagne ( 1977: 3 )
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan
manusia, yang berlangsung selama periode waktu tertentu, dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Dari keempat pengertian
tersebut tampak bahwa konsep tentang beljar mengandung tiga unsur utama,
yaitu :
1. Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku. Untuk mengukur apakah
seseorang telah belajar, maka diperlukan perbandingan antara perilaku
sebelum dan setelah mengalami kegiatan belajar. Apabila terjadi
perbedaan perilaku, maka dapat disimpulkan bahwa seseorang telah
belajar. Perilaku tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
tertentu, seperti menulis, membaca, berhitung yang dilakukan secara
sendiri – sendiri, atau kombinasi dari pelbagai tindakan, sperti seseorang
guru yang menjelaskan materi pembelajaran di samping memberi
penjelasan secara lisan juga menulis di papan tulis, dan memberikan
pertanyaan.
2. Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses pengalaman.
Perubahan perilaku karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti
tinggi dan berat badan, dan kekuatan fisik tidak disebut sebagai hasil
belajar.
3. Perubahan perilaku karena belajar bersifat relative permanen. Lamanya
perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang adalah sukar untuk
diukur. Biasanya perubahan perilaku dapat berlangsung selama satu hari,
satu minggu, satu bulan, atau bahkan bertahun – tahun.
Belajar merupakan sebuah system yang di dalamnya terdapat pelbagai unsure
yang saling kait – mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku ( Gagne,
1977: 4 ). Beberapa unsur yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Pembelajar, dapat berupa peserta didik, pembelajar, warga belajar, dan
peserta pelatihan. Pembelajar memiliki organ penginderaan yang
digunakan untuk menangkap rangsangan ; otak yang digunakan untuk
mentransformasikan hasil penginderaannya ke dalam memori yang
kompleks; dan syarat atau otot yang diguanakan untuk menampilkan
kinerja yang menunjukkan apa yang telah dipelajari. Rangsangan
(stimulus) yang diterima oleh pembelajar kemudian diorganisir dalam
bentuk kegiatan syarat, beberapa rangsangan itu disimpan di dalam
memorinya. Kemudian memori tersebut diterjemahkan ke dalam tindakan
yang dapat diamati sperti gerakan syarat atau otot dalam merespon
sesuatu.
2. Rangsangan (stimulus). Peristiwa yang merangsang penginderaan
pembelajar disebut situasi stimulus. Dalam kehidupan seseorang terdapat
banyak stimulus yang berada di lingkungannya. Suara, sinar, warna, panas,
dingin, tanaman, gedung, dan orang adalah stimulus yang selalu berada di
lingkungan seseorang. Agar pembelajar mampu belajar optimal, ia harus
memfokuskan pada stimulus tertentu yang diminati.
3. Memori, Memori pembelajar berisi pelbagai kemampuan yang berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dihasilkan dari aktivitas belajar
sebelumnya.
4. Respon. Tindakan yang dihasilkan dari aktualisasi memori disebut respon.
Pembelajar yang sedang mengamati stimulus, maka memori yang ada di
dalam dirinya kemudian memberikqan respon terhadap stimulus tersebut.
Respon dalam pembelajaran diamati pada akhir proses belajar yang
disebut perubahan perilaku atau perubahan kinerja (performance).
Keempat unsur belajar tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Aktivitas belajar akan terjadi pada diri pembelajar apabila terdapat interaksi antara
situasi stimulus dengan isi memori sehingga perilakunya berubah dari waktu
sebelum dan setelah adanya situasi stimulus tersebut. Perubahan perilaku pada
diri pembelajar itu menunjukkan bahwa pembelajar telah melakukan aktivitas
belajar.
B. MASALAH
Dari uraian – uraian latar belakang terdapat beberapa unsure diantaranya
pembelajar, rangsangan (stimulus), memori, respon. Unsur – unsur ini dapat
menghasilkan perubahan perilaku dalam pembelajaran yang tadinya kurang dalam
menerima pelajaran maka dengan memfokuskan pada unsur – unsur ini
diharapkan dapat memperoleh hasil yang optimal. Di laoran ini saya akan
menguraikan cara menangani dan memberi bimbingan pada anak yang mengalami
kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika kelas V. nama peserta didik :
Annita Evi.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian masalah dapat diuraikan rumusan masalah diantaranya :
Bagaimana cara memberikan bimbingan pada peserta didik / anak yang
mengalami kesulitan belajar matematika.
D. TUJUAN
Tujuan saya dalam memberikan bimbingan terhadap anak / peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar yaitu supaya saya mengetahui perubahan sikap
dan perilaku serta hasil prestasi setelah saya memberikan bimbingan pada
anak yang mengalami kesulitan belajar matematika.
E. MANFAAT
Manfaat peranan bimbingan guru terhadap peserta didik / anak yang
mengalami kesulitan belajar adalah supaya ...