BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Anak memulai kehidupannya dengan sedikit sumber daya untuk
menjaga diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau
kebahagiaan dirinya dan orang lain. Anak dapat hidup dan berkembang dengan
bantuan dari orang tuanya, karena anak merupakan harapan orang tua yang akan
melanjutkan cita-cita dan eksistensi kehidupannya, maka orang tua dituntut
memiliki kemampuan dalam merawat, menjaga keamanan, memelihara,
membimbing, mendidik dan memberikan pertolongan.
Dengan kemampuan orang tua tersebut anak secara berangsur-angsur
dididik dan diarahkan, agar tumbuh rasa tanggung jawab. Untuk
menumbuhkannya dimulai dari pemberian berbagai tugas kecil dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan rumah tangga, misalnya : membersihkan meja,
merapikan tempat tidur dan lain-lain.
Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung
jawabnya (Benyamin Spock, 1991 : 38). Untuk mengubah sikap anak secara jitu,
orang tualah yang pertama-tama harus mengubah tanggapannya. Teriakan anak,
malasnya merapikan tempat tidur, dan lain-lain tidak perlu ditanggapi, dengan
mengubah reaksi, seluruh pola akan berubah termasuk si anak. Anak akan belajar
dari tanggapan yang baru dari orang tuanya. Dengan demikian akan
memungkinkan pembimbingan anak untuk bertindak secara tepat dan bertanggung jawab.
Menurut Dak ( 1987 : 64 ) dalam mengajar anak untuk bertindak secara
tanggung jawab, pendidik perlu memperhatikan 2 hal yaitu : (1) Melihat tindakan
yang tidak tepat dari anak sebagai suatu usaha untuk memperoleh peranannya ;
Relasi terhadap tindakan anaklah yang menentukan. Bimbingan terletak dalam
relasi dengan anak-anak.
Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk
mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi
bimbingan sampai ia mencapai usia yang cukup untuk bertanggung jawab.
Bimbingan itu meliputi bimbingan pribadi, sosial, dan karier. Bimbingan belajar
sebaiknya diberikan orang sejak dini. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi
anak untuk belajar (golden age). Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Namun demikian satu hal
perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi belajar anak yang sesungguhnya
adalah mengembangkan rasa tanggung jawab belajar.
Tugas dan pekerjaan membersihkan rumah merupakan ramuan dasar
untuk membantu anak belajar bertanggung jawab. Pekerjaan dan tugas adalah hal
yang konkret, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa pekerjaan harus dilakukan bisa
ditentukan. Dengan demikian anak dapat mengembangkan model mental dan
meningkatkan ketrampilan untuk melakukan pekerjaan atau tugas. Orang tua
harus menyediakan waktu, perhatian, dukungan, dan itikad baik agar anak tidak
kecewa.
Setiap orang tua harus memperhatikan karakteristik anak. Anak akan
mendapat pengertian mengenai pentingnya sikap bertanggung jawab melalui
interaksi sehari-hari dengan orang tua, guru, dan teman-teman sebaya. Jika orang
tua dan guru bisa menyadari bahwa anak akan membuat kesalahan dan karenanya
perlu diberitahu apa kesalahan serta alternatif yang bisa mereka ambil, maka anak
bisa dipastikan anak akan tumbuh dewasa dengan rasa tanggung jawab yang kuat
(Anton Adiwiyoto, 2001 : 12). Terlebih apa yang ditunjukkan itu mengenai
belajar, maka akan tumbuh rasa tanggung jawab belajar yang benar.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kelak hari anak akan memasuki dunia sekolah dengan banyak sikap dan
kemampuan yang kompleks. Berhasil tidaknya mereka di sekolah sangat
ditentukan oleh cara mereka menanggapi batasan dan aturan, serta bagaimana
mereka menerima tanggung jawab. Jika anak terbiasa memiliki rasa tanggung
jawab dan bimbingan belajar dari orang tua, guru di sekolah akan memberikan
dukungan positif dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagai macam
kegiatan belajar baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Perjalanan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperlukan belajar. Agar
lebih efektif dalam belajar, setiap anak harus memiliki rasa tanggung jawab.
Memiliki rasa tanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah.
Tanggung jawab anak yang telah ditanamkan dan diterimanya sejak dini oleh
orang tua akan membantu kegiatan belajar anak di sekolah lebih bermakna yakni
memperoleh hasil belajar yang memuaskan semua pihak.
Hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru kelas IV SD PL
Don Bosco Semarang menunjukkan 7 siswa dari 45 siswa hasil belajar dan
tanggung jawab dalam belajar masih kurang memuaskan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan tanggung jawab dalam belajar dan
prestasi belajar siswa antara lain : pemberian tugas, belajar kelompok dan PR,
tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk skripsi
ini dengan judul ” Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung
Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosko Semarang”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Anak memulai kehidupannya dengan sedikit sumber daya untuk
menjaga diri sendiri dan tanpa tanggung jawab untuk keselamatan atau
kebahagiaan dirinya dan orang lain. Anak dapat hidup dan berkembang dengan
bantuan dari orang tuanya, karena anak merupakan harapan orang tua yang akan
melanjutkan cita-cita dan eksistensi kehidupannya, maka orang tua dituntut
memiliki kemampuan dalam merawat, menjaga keamanan, memelihara,
membimbing, mendidik dan memberikan pertolongan.
Dengan kemampuan orang tua tersebut anak secara berangsur-angsur
dididik dan diarahkan, agar tumbuh rasa tanggung jawab. Untuk
menumbuhkannya dimulai dari pemberian berbagai tugas kecil dalam kehidupan
sehari-hari di lingkungan rumah tangga, misalnya : membersihkan meja,
merapikan tempat tidur dan lain-lain.
Anak yang diberi tugas tertentu akan berkembang rasa tanggung
jawabnya (Benyamin Spock, 1991 : 38). Untuk mengubah sikap anak secara jitu,
orang tualah yang pertama-tama harus mengubah tanggapannya. Teriakan anak,
malasnya merapikan tempat tidur, dan lain-lain tidak perlu ditanggapi, dengan
mengubah reaksi, seluruh pola akan berubah termasuk si anak. Anak akan belajar
dari tanggapan yang baru dari orang tuanya. Dengan demikian akan
memungkinkan pembimbingan anak untuk bertindak secara tepat dan bertanggung jawab.
Menurut Dak ( 1987 : 64 ) dalam mengajar anak untuk bertindak secara
tanggung jawab, pendidik perlu memperhatikan 2 hal yaitu : (1) Melihat tindakan
yang tidak tepat dari anak sebagai suatu usaha untuk memperoleh peranannya ;
Relasi terhadap tindakan anaklah yang menentukan. Bimbingan terletak dalam
relasi dengan anak-anak.
Orang tua yang penuh perhatian tidak akan membiarkan anak untuk
mengerjakan sesuatu sendiri, melainkan orang tua harus menemani dan memberi
bimbingan sampai ia mencapai usia yang cukup untuk bertanggung jawab.
Bimbingan itu meliputi bimbingan pribadi, sosial, dan karier. Bimbingan belajar
sebaiknya diberikan orang sejak dini. Usia dini merupakan kesempatan emas bagi
anak untuk belajar (golden age). Oleh karena itu kesempatan ini hendaknya
dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk proses belajar anak. Namun demikian satu hal
perlu mendapatkan perhatian, bahwa orientasi belajar anak yang sesungguhnya
adalah mengembangkan rasa tanggung jawab belajar.
Tugas dan pekerjaan membersihkan rumah merupakan ramuan dasar
untuk membantu anak belajar bertanggung jawab. Pekerjaan dan tugas adalah hal
yang konkret, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa pekerjaan harus dilakukan bisa
ditentukan. Dengan demikian anak dapat mengembangkan model mental dan
meningkatkan ketrampilan untuk melakukan pekerjaan atau tugas. Orang tua
harus menyediakan waktu, perhatian, dukungan, dan itikad baik agar anak tidak
kecewa.
Setiap orang tua harus memperhatikan karakteristik anak. Anak akan
mendapat pengertian mengenai pentingnya sikap bertanggung jawab melalui
interaksi sehari-hari dengan orang tua, guru, dan teman-teman sebaya. Jika orang
tua dan guru bisa menyadari bahwa anak akan membuat kesalahan dan karenanya
perlu diberitahu apa kesalahan serta alternatif yang bisa mereka ambil, maka anak
bisa dipastikan anak akan tumbuh dewasa dengan rasa tanggung jawab yang kuat
(Anton Adiwiyoto, 2001 : 12). Terlebih apa yang ditunjukkan itu mengenai
belajar, maka akan tumbuh rasa tanggung jawab belajar yang benar.
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kelak hari anak akan memasuki dunia sekolah dengan banyak sikap dan
kemampuan yang kompleks. Berhasil tidaknya mereka di sekolah sangat
ditentukan oleh cara mereka menanggapi batasan dan aturan, serta bagaimana
mereka menerima tanggung jawab. Jika anak terbiasa memiliki rasa tanggung
jawab dan bimbingan belajar dari orang tua, guru di sekolah akan memberikan
dukungan positif dalam mengembangkan pengetahuan dan berbagai macam
kegiatan belajar baik kegiatan intrakurikuler maupun kegiatan ekstrakurikuler.
Perjalanan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan diperlukan belajar. Agar
lebih efektif dalam belajar, setiap anak harus memiliki rasa tanggung jawab.
Memiliki rasa tanggung jawab erat kaitannya dengan prestasi di sekolah.
Tanggung jawab anak yang telah ditanamkan dan diterimanya sejak dini oleh
orang tua akan membantu kegiatan belajar anak di sekolah lebih bermakna yakni
memperoleh hasil belajar yang memuaskan semua pihak.
Hasil pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru kelas IV SD PL
Don Bosco Semarang menunjukkan 7 siswa dari 45 siswa hasil belajar dan
tanggung jawab dalam belajar masih kurang memuaskan. Berbagai upaya telah
dilakukan oleh guru untuk meningkatkan tanggung jawab dalam belajar dan
prestasi belajar siswa antara lain : pemberian tugas, belajar kelompok dan PR,
tetapi belum menunjukkan hasil yang memuaskan.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk skripsi
ini dengan judul ” Pengaruh Bimbingan Belajar Orang Tua Terhadap Tanggung
Jawab Belajar Anak Kelas IV SD Pangudi Luhur Don Bosko Semarang”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :