BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakekatnya manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan
hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun
kemampuan psikologis. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu “tidak pernah
statis dan sudah ada sejak awal”. Dapat dikatakan bahwa organisme yang
matang selalu mengalami perubahan yang progresif sebagai hasil dari
tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahanperubahan
tersebut mengakibatkan adanya interaksi yang majemuk.
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, proses pembelajaran
mengalami perkembangan. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha pada pihak individu. Sama halnya dengan manusia
belajarpun mengalami proses kematangan. Ada tiga hal penting yang erat
kaitannya antara kematangan dan belajar. Pertama, karena manusia mampu
belajar, maka keanekaan mungkin terjadi. Perbedaan-perbedaan individu
dalam kepribadian, sikap-sikap dan pola-pola perilaku bukan hanya karena
kematangan namun kematangan dan belajar. Kedua, kematangan memberi
batasan dimana perkembangan tidak dapat memperoleh kemajuan sekalipun
dengan metode belajar yang paling disukai dan dengan motivasi yang kuat
dari pihak yang belajar. Kegagalan dalam belajar dapat disebabkan oleh
kesulitan genetik potensi-potensi yang berkembang. Ketiga, ada “jadwal”
yang pasti untuk belajar. Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap.
Kesiapan dalam belajar menentukan saat kapan belajar itu dapat dan harus
dilakukan. Harris menekankan pentingnya untuk memperoleh kesempatan
belajar bila seorang individu itu telah siap untuk belajar.
Adapun keterlambatan dalam belajar menyebabkan timbulnya berbagai
masalah, misalnya : sulitnya berkonsentrasi, kejenuhan belajar, kebencian
pada suatu mata pelajaran, dan masih banyak masalah belajar lainnya.
Masalah-masalah tersebut memberi dampak, baik pada perkembangan
akademis terjadi kemerosotan nilai hasil belajar, sedangkan pada
perkembangan psikologis anak terlihat dengan adanya perubahan perilaku
anak. Karena merasa kekurangan, anak menjadi minder dan malu bergaul
dalam kelompoknya, tertutup, acuh tak acuk dan terkadang anak menjadi
agresif terhadap teman-teman yang menolak dirinya.
Agar tidak menjadi masalah yang berlarut-larut maka perlu adanya
penyelesaian. Salah satu cara penyelesaian masalah tersebut adalah melalui
bimbingan. Bimbingan diberikan oleh orang yang ahli dan berpengalaman
dalam melakukan bimbingan. Dalam paparan ini, nantinya akan dibahas
tentang bimbingan pada mata pelajaran yang seringkali menjadi hal yang
menakutkan bagi anak, misalnya matematika. Bab yang dibahas yaitu
bimbingan pada operasi hitung campuran. Dalam operasi ini siswa belum
menguasai sepenuhnya konsep matematika pada operasi hitung campuran.
Bimbingan merupakan salah satu komponen yang erat kaitannya
dengan penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan
berlatar belakang beberapa aspek yaitu aspek psikologis, sosiologis, kultural
dan pedagogies. Dalam aspek psikologis terdapat banyak masalah, salah satu
diantaranya adalah masalah belajar. Masalah ini muncul dan terkait erat
dengan perkembangan pendidikan, yang diidentifikasikan dengan adanya
perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti
kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber-sumber dan
sebagainya. Perkembangan ini tentunya akan mempengaruhi kehidupan para
siswa dalam bidang akademik khususnya.
Dengan adanya perubahan ini siswa terpaksa harus menyesuaikan diri
dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai
kesuksesan yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya. Proses
penyesuaian diri tersebut memerlukan bantuan yang terarah dan sistematis
melalui pelayanan bimbingan belajar. Karena bimbingan pada hakikatnya
merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
Dalam pelaksanaan bimbingan diperlukan manajerial yang baik,
karena bimbingan itu sendiri dilaksanakan dengan terarah dan sistematis. Oleh
karena itu, manajerial dalam bimbingan merupakan upaya pembimbing dalam
melaksanakan tugasnya agar mencapai tujuan yang diharapkan. Aspek yang
terkandung dalam manajerial yaitu pencerahan program, evaluasi dan survei.
Pada hakekatnya bimbingan matematika sama halnya dengan bimbingan pada
umumnya, hanya saja ada penambahan dalam proses pelaksanaan bimbingan.
B. MASALAH
Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah, baik bagi diri
pelajar maupun pengajar (guru). Masalah yang muncul dari diri pelajar,
misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif,
mempersiapkan ujian atau ulangan, cara memusatkan perhatian, cara belajar
kelompok, rasa tidak suka pada suatu mata pelajaran tertentu dan lain
sebagainya. Masalah yang akan dibahas dalam paparan ini adalah kebencian
atau rasa tidak suka pada pelajaran matematika. Siswa cenderung beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, jadi mereka merasa tidak
mampu sehingga menimbulkan kejenuhan pada pelajaran matematika, dan
akhirnya berdampak pada nilai matematika yang diperoleh siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas fokus kajian akan membahas pokok
permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses berlangsungnya pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar ?
2. Bagaimanakah pola manajerial bimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika ?
D. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan
adalah :
1. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
melalui berbagai metode.
2. Memberi tuntunan bagi guru dalam memberikan langkah-langkah
bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
E. MANFAAT
a. Manfaat bagi guru
1. Dapat menambah ...
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pada hakekatnya manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan
hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun
kemampuan psikologis. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu “tidak pernah
statis dan sudah ada sejak awal”. Dapat dikatakan bahwa organisme yang
matang selalu mengalami perubahan yang progresif sebagai hasil dari
tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahanperubahan
tersebut mengakibatkan adanya interaksi yang majemuk.
Dalam kaitannya dengan perkembangan manusia, proses pembelajaran
mengalami perkembangan. Belajar adalah perkembangan yang berasal dari
latihan dan usaha pada pihak individu. Sama halnya dengan manusia
belajarpun mengalami proses kematangan. Ada tiga hal penting yang erat
kaitannya antara kematangan dan belajar. Pertama, karena manusia mampu
belajar, maka keanekaan mungkin terjadi. Perbedaan-perbedaan individu
dalam kepribadian, sikap-sikap dan pola-pola perilaku bukan hanya karena
kematangan namun kematangan dan belajar. Kedua, kematangan memberi
batasan dimana perkembangan tidak dapat memperoleh kemajuan sekalipun
dengan metode belajar yang paling disukai dan dengan motivasi yang kuat
dari pihak yang belajar. Kegagalan dalam belajar dapat disebabkan oleh
kesulitan genetik potensi-potensi yang berkembang. Ketiga, ada “jadwal”
yang pasti untuk belajar. Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap.
Kesiapan dalam belajar menentukan saat kapan belajar itu dapat dan harus
dilakukan. Harris menekankan pentingnya untuk memperoleh kesempatan
belajar bila seorang individu itu telah siap untuk belajar.
Adapun keterlambatan dalam belajar menyebabkan timbulnya berbagai
masalah, misalnya : sulitnya berkonsentrasi, kejenuhan belajar, kebencian
pada suatu mata pelajaran, dan masih banyak masalah belajar lainnya.
Masalah-masalah tersebut memberi dampak, baik pada perkembangan
akademis terjadi kemerosotan nilai hasil belajar, sedangkan pada
perkembangan psikologis anak terlihat dengan adanya perubahan perilaku
anak. Karena merasa kekurangan, anak menjadi minder dan malu bergaul
dalam kelompoknya, tertutup, acuh tak acuk dan terkadang anak menjadi
agresif terhadap teman-teman yang menolak dirinya.
Agar tidak menjadi masalah yang berlarut-larut maka perlu adanya
penyelesaian. Salah satu cara penyelesaian masalah tersebut adalah melalui
bimbingan. Bimbingan diberikan oleh orang yang ahli dan berpengalaman
dalam melakukan bimbingan. Dalam paparan ini, nantinya akan dibahas
tentang bimbingan pada mata pelajaran yang seringkali menjadi hal yang
menakutkan bagi anak, misalnya matematika. Bab yang dibahas yaitu
bimbingan pada operasi hitung campuran. Dalam operasi ini siswa belum
menguasai sepenuhnya konsep matematika pada operasi hitung campuran.
Bimbingan merupakan salah satu komponen yang erat kaitannya
dengan penyelenggaraan pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan
berlatar belakang beberapa aspek yaitu aspek psikologis, sosiologis, kultural
dan pedagogies. Dalam aspek psikologis terdapat banyak masalah, salah satu
diantaranya adalah masalah belajar. Masalah ini muncul dan terkait erat
dengan perkembangan pendidikan, yang diidentifikasikan dengan adanya
perubahan-perubahan dalam berbagai komponen sistem pendidikan seperti
kurikulum, strategi belajar mengajar, alat bantu belajar, sumber-sumber dan
sebagainya. Perkembangan ini tentunya akan mempengaruhi kehidupan para
siswa dalam bidang akademik khususnya.
Dengan adanya perubahan ini siswa terpaksa harus menyesuaikan diri
dengan setiap perkembangan pendidikan yang terjadi untuk mencapai
kesuksesan yang berarti dalam keseluruhan proses belajarnya. Proses
penyesuaian diri tersebut memerlukan bantuan yang terarah dan sistematis
melalui pelayanan bimbingan belajar. Karena bimbingan pada hakikatnya
merupakan salah satu konsekuensi dari perkembangan pendidikan.
Dalam pelaksanaan bimbingan diperlukan manajerial yang baik,
karena bimbingan itu sendiri dilaksanakan dengan terarah dan sistematis. Oleh
karena itu, manajerial dalam bimbingan merupakan upaya pembimbing dalam
melaksanakan tugasnya agar mencapai tujuan yang diharapkan. Aspek yang
terkandung dalam manajerial yaitu pencerahan program, evaluasi dan survei.
Pada hakekatnya bimbingan matematika sama halnya dengan bimbingan pada
umumnya, hanya saja ada penambahan dalam proses pelaksanaan bimbingan.
B. MASALAH
Dalam perbuatan belajar dapat timbul berbagai masalah, baik bagi diri
pelajar maupun pengajar (guru). Masalah yang muncul dari diri pelajar,
misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar yang efektif,
mempersiapkan ujian atau ulangan, cara memusatkan perhatian, cara belajar
kelompok, rasa tidak suka pada suatu mata pelajaran tertentu dan lain
sebagainya. Masalah yang akan dibahas dalam paparan ini adalah kebencian
atau rasa tidak suka pada pelajaran matematika. Siswa cenderung beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit, jadi mereka merasa tidak
mampu sehingga menimbulkan kejenuhan pada pelajaran matematika, dan
akhirnya berdampak pada nilai matematika yang diperoleh siswa.
C. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas fokus kajian akan membahas pokok
permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses berlangsungnya pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar ?
2. Bagaimanakah pola manajerial bimbingan bagi siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematika ?
D. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka tujuan penulisan
adalah :
1. Mengetahui langkah-langkah pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
melalui berbagai metode.
2. Memberi tuntunan bagi guru dalam memberikan langkah-langkah
bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika.
E. MANFAAT
a. Manfaat bagi guru
1. Dapat menambah ...