BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dalam melaksanakan pembangunan nasional, faktor yang sangat berpengaruh
adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik segi fisik
maupun mentalnya akan sangat mendorong laju pembangunan nasional tersebut. Oleh
karena itu usaha-usaha yang mengarah kepada kepentingan kualitas sumber daya manusia
merupakan bagian terpenting dan mutlak dilaksanakan secara seksama dan terpadu dalam
segala kehidupan yang meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Usaha di atas ditempuh melalui jalur pendidikan baik formal, informal maupun
nonformal. Adapun dalam pelaksanaannya diperlukan keterpaduan dari berbagai unsur
pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat agar dapat berjalan secara terarah dan
terpadu. Keterpaduan unsur-unsur tersebut sekaligus untuk penyempurnaan pendidikan.
Salah satu bentuk operasional penyempurnaan pendidikan adalah pembenahan kurikulum .
Pemberlakuan kurikulum KBK Sekolah Dasar (SD) yang merupakan upaya
menyempurnakan,kurikulum sebelumnya, dalam arti stuktur, tujuan, dan materi
pendidikan yang tercantum didalamnya adalah merupakan suatu usaha untuk
menterjemahkan Tujuan Pendidikan Nasional menjadi program pendidikan yang lebih
terperinci dan operasional. Perubahan kurikulum pendidikan ini, akan mempengaruhi
kualitas siswa SD yang dihasilkan melalui proses pembelajaran.
Kualitas siswa SD yang diharapkan adalah yang mampu mengembangkan tiga aspek
(ranah) kemampuan secara serasi, seimbang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiga
aspek (ranah) kemampuan tersebut adalah:
1. Aspek kognitif, yaitu berkembangnya pengetahuan, pemahaman dan penalaran terhadap
unsur-unsur, perkembangan, kesinambungan, saling hubungan dan pengaruh.
2. Aspek afektif, yaitu tumbuhnya sikap menghargai nilai dan perilaku yang sesuai dengan
norma-norma yang ada..
3. Aspek psikomotor, yaitu berkembangnya ketrampilan individual maupun kolektif ( IG.
Widja, 1989: 27-29)
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka diperlukan keterpaduan komponenkomponen
proses belajar mengajar seperti: guru, siswa, tujuan, materi, media, metode
maupun lingkungan. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Berdasarkan kenyataannya dilapangan, dalam proses pembelajaran siswa tidak
selalu dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Banyak faktor yang
menghambat proses pembelajaran yaitu faktor psikologis siswa yang meliputi minat,
sikap, perhatian, intelegensi, dan pengalaman serta faktor lingkungan yaitu situasi dan
kondisi (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1997: 6).
Karena banyaknya faktor yang menghambat proses pembelajaran, dalam hal ini
proses pembelajaran dapat diatasi dengan media pembelajaran sehingga bahan ajar yang
disampaikan guru menjadi jelas dan menarik perhatian siswa. (Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah, 1997: 6). Salah satu media pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar adalah media gambar. Media gambar memiliki keunggulan
diantaranya mudah didapat, dibuat, dan digunakan. Selain itu media gambar juga sangat
praktis dan ekonomis.
Pada umumnya gambar sangat tepat untuk media pembelajaran yang melibatkan
penggunaan aktivitas motorik secara terpadu dengan aktivitas lainnya. Salah satunya
adalah pelajaran matematika. Dalam dunia pendidikan, matematika berperan sebagai
bahasa simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat..
Kegunaan matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan kuantitatif,
tetapi juga dalam penataan cara berfikir terutama dalam hal pembentukan kemampuan
menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan
masalah (Mulyadi dalam Darlim. 2002: 2).
Menurut pengamatan sementara yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar
mengajar matematika bersifat monoton, diperoleh pemahaman bahwa dalam mengikuti
pelajaran siswa selalu dituntut mendengarkan informasi dari guru, sehingga banyak
diantara siswa yang merasa bosan. Akhirnya melakukan aktivitas diluar pelajaran
matematika seperti mencoret-coret buku, mengganggu temannya, menggambar dan lain
sebnagainya.
Pada umumnya siswa sangat kesulitan dalam mempelajari matematika dikarenakan
siswa sangat alergi terhadap materi matematika. Hal ini disebabkan siswa terlebih dahulu
merasa ketakutan terhadap matematika, karena siswa belum mengetahui cara-cara
mempelajari matematika yang lebih mudah. Selain itu pada umumnya siswa kurang
berminat terhadap pelajaran matematika karena kemampuan inteligensinya tidak
mencukupi untuk memecahkan soal-soal matematika. Oleh sebab itu kebanyakan siswa
mencari kesibukan /aktivitas dilaur pelajaran. Bahkan kadang kala suka mengganggu
siswa lain. Hal ini dilakukan sebagai bentuk konpensasi atas ketiadakmampuannya
dalam mengikuti pelajaran matematika.
Adanya indikasi aktivitas siswa diluar pelajaran matematika merupakan dampak
psikologis dari anggapan siswa terhadap pelajaran matematika. Secara umum siswa
berasumsi bahwa pelajaran ini sulit sehingga menjadi mata pelajaran yang sangat
menakutkan bagi siswa yang akhirnya berpengaruh pada interaksi proses belajar
mengajar.
Kondisi proses belajar mengajar seperti tersebut diatas sudah barang tentu
berdampak pada hasil belajar matematika. Perolehan rata-rata hasil belajar matematika
yang sangat rendah perlu ditindaklanjuti oleh guru kelas dengan memperbaiki proses
belajar mengajar. Maka dalam proses bel;ajar mengajar dapat memanfaatkan media
gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru matematika akan
menguntungkan guru. Keuntungan itu dintaranya adalah :
1. Membantu guru dalam menjelaskan konsep-konsep abstrak kepada siswa, sehingga
siswa lebih mudah untuk mengkonkritkan konsep.
2. Membantu guru dalam mengingat kembali materi pembelajan matematika.
3. Media gambar akan membangkitkan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang ada
disekitar siswa.
4. Media gambar memudahkan siswa dalam mengapresiasikan kemampuannya dalam
menjawab permasalahan matematika.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk menyusun tugas
akhir yang berjudul “Peran Bimbingan Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Media Gambar di Kelas IV SD Negeri
Karangayu 03, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah penggunaan media gambar mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas
siswa dalam menyelesaikan soal matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03,
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007?
2. Apakah penggunaan media gambar mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03, Kecamatan
Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007?
C. Tujuan
1. Media gambar mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03, Kecamatan
Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
2. Media gambar mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03, Kecamatan Semarang Barat, Kota
Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
D. Manfaat:
1. Bagi guru, sebagai ...
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dalam melaksanakan pembangunan nasional, faktor yang sangat berpengaruh
adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas baik segi fisik
maupun mentalnya akan sangat mendorong laju pembangunan nasional tersebut. Oleh
karena itu usaha-usaha yang mengarah kepada kepentingan kualitas sumber daya manusia
merupakan bagian terpenting dan mutlak dilaksanakan secara seksama dan terpadu dalam
segala kehidupan yang meliputi pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
Usaha di atas ditempuh melalui jalur pendidikan baik formal, informal maupun
nonformal. Adapun dalam pelaksanaannya diperlukan keterpaduan dari berbagai unsur
pendidikan yaitu keluarga, sekolah dan masyarakat agar dapat berjalan secara terarah dan
terpadu. Keterpaduan unsur-unsur tersebut sekaligus untuk penyempurnaan pendidikan.
Salah satu bentuk operasional penyempurnaan pendidikan adalah pembenahan kurikulum .
Pemberlakuan kurikulum KBK Sekolah Dasar (SD) yang merupakan upaya
menyempurnakan,kurikulum sebelumnya, dalam arti stuktur, tujuan, dan materi
pendidikan yang tercantum didalamnya adalah merupakan suatu usaha untuk
menterjemahkan Tujuan Pendidikan Nasional menjadi program pendidikan yang lebih
terperinci dan operasional. Perubahan kurikulum pendidikan ini, akan mempengaruhi
kualitas siswa SD yang dihasilkan melalui proses pembelajaran.
Kualitas siswa SD yang diharapkan adalah yang mampu mengembangkan tiga aspek
(ranah) kemampuan secara serasi, seimbang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tiga
aspek (ranah) kemampuan tersebut adalah:
1. Aspek kognitif, yaitu berkembangnya pengetahuan, pemahaman dan penalaran terhadap
unsur-unsur, perkembangan, kesinambungan, saling hubungan dan pengaruh.
2. Aspek afektif, yaitu tumbuhnya sikap menghargai nilai dan perilaku yang sesuai dengan
norma-norma yang ada..
3. Aspek psikomotor, yaitu berkembangnya ketrampilan individual maupun kolektif ( IG.
Widja, 1989: 27-29)
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, maka diperlukan keterpaduan komponenkomponen
proses belajar mengajar seperti: guru, siswa, tujuan, materi, media, metode
maupun lingkungan. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Berdasarkan kenyataannya dilapangan, dalam proses pembelajaran siswa tidak
selalu dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Banyak faktor yang
menghambat proses pembelajaran yaitu faktor psikologis siswa yang meliputi minat,
sikap, perhatian, intelegensi, dan pengalaman serta faktor lingkungan yaitu situasi dan
kondisi (Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, 1997: 6).
Karena banyaknya faktor yang menghambat proses pembelajaran, dalam hal ini
proses pembelajaran dapat diatasi dengan media pembelajaran sehingga bahan ajar yang
disampaikan guru menjadi jelas dan menarik perhatian siswa. (Dirjen Pendidikan Dasar
dan Menengah, 1997: 6). Salah satu media pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar adalah media gambar. Media gambar memiliki keunggulan
diantaranya mudah didapat, dibuat, dan digunakan. Selain itu media gambar juga sangat
praktis dan ekonomis.
Pada umumnya gambar sangat tepat untuk media pembelajaran yang melibatkan
penggunaan aktivitas motorik secara terpadu dengan aktivitas lainnya. Salah satunya
adalah pelajaran matematika. Dalam dunia pendidikan, matematika berperan sebagai
bahasa simbolis yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat..
Kegunaan matematika bukan hanya memberi kemampuan dalam perhitungan kuantitatif,
tetapi juga dalam penataan cara berfikir terutama dalam hal pembentukan kemampuan
menganalisis, membuat sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan
masalah (Mulyadi dalam Darlim. 2002: 2).
Menurut pengamatan sementara yang dilakukan oleh guru dalam proses belajar
mengajar matematika bersifat monoton, diperoleh pemahaman bahwa dalam mengikuti
pelajaran siswa selalu dituntut mendengarkan informasi dari guru, sehingga banyak
diantara siswa yang merasa bosan. Akhirnya melakukan aktivitas diluar pelajaran
matematika seperti mencoret-coret buku, mengganggu temannya, menggambar dan lain
sebnagainya.
Pada umumnya siswa sangat kesulitan dalam mempelajari matematika dikarenakan
siswa sangat alergi terhadap materi matematika. Hal ini disebabkan siswa terlebih dahulu
merasa ketakutan terhadap matematika, karena siswa belum mengetahui cara-cara
mempelajari matematika yang lebih mudah. Selain itu pada umumnya siswa kurang
berminat terhadap pelajaran matematika karena kemampuan inteligensinya tidak
mencukupi untuk memecahkan soal-soal matematika. Oleh sebab itu kebanyakan siswa
mencari kesibukan /aktivitas dilaur pelajaran. Bahkan kadang kala suka mengganggu
siswa lain. Hal ini dilakukan sebagai bentuk konpensasi atas ketiadakmampuannya
dalam mengikuti pelajaran matematika.
Adanya indikasi aktivitas siswa diluar pelajaran matematika merupakan dampak
psikologis dari anggapan siswa terhadap pelajaran matematika. Secara umum siswa
berasumsi bahwa pelajaran ini sulit sehingga menjadi mata pelajaran yang sangat
menakutkan bagi siswa yang akhirnya berpengaruh pada interaksi proses belajar
mengajar.
Kondisi proses belajar mengajar seperti tersebut diatas sudah barang tentu
berdampak pada hasil belajar matematika. Perolehan rata-rata hasil belajar matematika
yang sangat rendah perlu ditindaklanjuti oleh guru kelas dengan memperbaiki proses
belajar mengajar. Maka dalam proses bel;ajar mengajar dapat memanfaatkan media
gambar untuk meningkatkan hasil belajar matematika.
Penggunaan media gambar yang dilakukan oleh guru matematika akan
menguntungkan guru. Keuntungan itu dintaranya adalah :
1. Membantu guru dalam menjelaskan konsep-konsep abstrak kepada siswa, sehingga
siswa lebih mudah untuk mengkonkritkan konsep.
2. Membantu guru dalam mengingat kembali materi pembelajan matematika.
3. Media gambar akan membangkitkan imajinasi siswa terhadap hal-hal yang ada
disekitar siswa.
4. Media gambar memudahkan siswa dalam mengapresiasikan kemampuannya dalam
menjawab permasalahan matematika.
Berdasarkan beberapa alasan tersebut di atas, penulis tertarik untuk menyusun tugas
akhir yang berjudul “Peran Bimbingan Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Media Gambar di Kelas IV SD Negeri
Karangayu 03, Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah penggunaan media gambar mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas
siswa dalam menyelesaikan soal matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03,
Kecamatan Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007?
2. Apakah penggunaan media gambar mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03, Kecamatan
Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007?
C. Tujuan
1. Media gambar mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam
menyelesaikan soal matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03, Kecamatan
Semarang Barat, Kota Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
2. Media gambar mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
matematika dikelas IV, SD Negeri Karangayu 03, Kecamatan Semarang Barat, Kota
Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.
D. Manfaat:
1. Bagi guru, sebagai ...