BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak
untuk dapat memperoleh informasi secara melimpah, cepat dan mudah dari berbagai
sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi
dengan cepat karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti
dan kompetitif .Kemampuan ini membutuhkan pemikiran antara lain berfikir sistematis,
logis, kritis dan berfikir abstrak yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika agar dapat mengunakan pelajaran matematika dalam pemecahan masalah dan
komunikasi mengunakan simbol dan diagram yang dikembangkan melalui pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Pelajaran matematika sebenarya mudah karena pelajaran matematika merupakan
suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah diterima,sehinga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat
sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa selain dengan
permainan hendaknya cara pengajaran pelajaran matematika dimulai proses penalaran
induksi dapat dilakukan diawal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses
penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki dan dikuasai oleh
siswa.
Pada dasarnya pelajaran matematika disekolah selalu menjadi pelajaran yang
mengerikan bagi sebagian siswa,sehingga pada pelajaran matematika kadang ada siswa
yang berubah seratus delapan puluh derajat.contohnya pada pelajaran lain seorang siswa
mau duduk didepan dan menanggapi pertanyaan guru tapi waktu pelajaran matematika ia
akan cenderung diam dan kadang akan pindah kebelakang. Padahal matematika atau yang
sering disebut berhitung selalu hadir dalam kehidupan sehari hari.Tetapi apabila kita lihat
disekolah contohnya saja dikelas II apabila pelajaran matematika dilakukan dengan
monoton pasti akan banyak gagalnya sedangkan apabila pelajaran matematika dikelas II
dilakukan dengan permainan yang mengarah kedalam hal yang serius pasti akan lebih
berhasil.Bahkan dari Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah,1997:6 mengatakan
berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan dalam proses pembelajaran siswa tidak
selalu dapat memehami apa yang disampaikan oleh guru.Banyak faktor psikologis siswa
yang menghambat proses pembelajaran yaitu faktor psikologis siswa yang meliputi
minat,sikap,perhatian,intelegensi,dan pengalaman serta faktor lingkungan yaitu situasi
dan kondisi.Oleh karenanya sebagai calon pengajar hendaknya kita harus atraktif dan
kreatif agar bisa menciptakan hal yang menarik dan menyenangkan dalam mengikutinya
sehingga pelajaran yang selama ini yang menjadi pelajaran yang mengerikan bagi
sebagian siswa bisa menjadi pelajaran yang menyenangkan.
B. Rumusan masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Mengapa pelajaran matematika dirasa selalu menjadi pelajaran yang sulit
bagi sebagian siswa di kelas II?
2. Apakah dengan teknik permainan pada pembelajaran matematika di kelas
II SDN Karang Ayu 03 dapat meningkatkan keterampilan matematika?
3. Apakah ada perubahan tingkat keseriusan siswa di kelas II SDN Karang
Ayu 03 dalam mengikuti pelajaran matematika dengan metode bermain?
C. Tujuan
1. Menumbuhkan minat pada siswa untuk mempelajari matematika.
2. Media permainan mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam
menyelesaikan soal matematika di kelas II
D. Manfaat
1. Bagi guru,sebagai masukan dan bahan acuan guru untuk ...
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak
untuk dapat memperoleh informasi secara melimpah, cepat dan mudah dari berbagai
sumber dan tempat di dunia. Selain perkembangan yang pesat, perubahan juga terjadi
dengan cepat karenanya diperlukan kemampuan untuk memperoleh, mengelola dan
memanfaatkan informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti
dan kompetitif .Kemampuan ini membutuhkan pemikiran antara lain berfikir sistematis,
logis, kritis dan berfikir abstrak yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran
matematika agar dapat mengunakan pelajaran matematika dalam pemecahan masalah dan
komunikasi mengunakan simbol dan diagram yang dikembangkan melalui pembelajaran
yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Pelajaran matematika sebenarya mudah karena pelajaran matematika merupakan
suatu bahan kajian yang memiliki obyek abstrak dan dibangun melalui proses penalaran
deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran
sebelumnya sudah diterima,sehinga keterkaitan antara konsep dalam matematika bersifat
sangat kuat dan jelas.
Dalam pembelajaran matematika agar mudah dimengerti oleh siswa selain dengan
permainan hendaknya cara pengajaran pelajaran matematika dimulai proses penalaran
induksi dapat dilakukan diawal pembelajaran dan kemudian dilanjutkan dengan proses
penalaran deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki dan dikuasai oleh
siswa.
Pada dasarnya pelajaran matematika disekolah selalu menjadi pelajaran yang
mengerikan bagi sebagian siswa,sehingga pada pelajaran matematika kadang ada siswa
yang berubah seratus delapan puluh derajat.contohnya pada pelajaran lain seorang siswa
mau duduk didepan dan menanggapi pertanyaan guru tapi waktu pelajaran matematika ia
akan cenderung diam dan kadang akan pindah kebelakang. Padahal matematika atau yang
sering disebut berhitung selalu hadir dalam kehidupan sehari hari.Tetapi apabila kita lihat
disekolah contohnya saja dikelas II apabila pelajaran matematika dilakukan dengan
monoton pasti akan banyak gagalnya sedangkan apabila pelajaran matematika dikelas II
dilakukan dengan permainan yang mengarah kedalam hal yang serius pasti akan lebih
berhasil.Bahkan dari Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah,1997:6 mengatakan
berdasarkan kenyataan yang ada dilapangan dalam proses pembelajaran siswa tidak
selalu dapat memehami apa yang disampaikan oleh guru.Banyak faktor psikologis siswa
yang menghambat proses pembelajaran yaitu faktor psikologis siswa yang meliputi
minat,sikap,perhatian,intelegensi,dan pengalaman serta faktor lingkungan yaitu situasi
dan kondisi.Oleh karenanya sebagai calon pengajar hendaknya kita harus atraktif dan
kreatif agar bisa menciptakan hal yang menarik dan menyenangkan dalam mengikutinya
sehingga pelajaran yang selama ini yang menjadi pelajaran yang mengerikan bagi
sebagian siswa bisa menjadi pelajaran yang menyenangkan.
B. Rumusan masalah
Dengan memperhatikan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Mengapa pelajaran matematika dirasa selalu menjadi pelajaran yang sulit
bagi sebagian siswa di kelas II?
2. Apakah dengan teknik permainan pada pembelajaran matematika di kelas
II SDN Karang Ayu 03 dapat meningkatkan keterampilan matematika?
3. Apakah ada perubahan tingkat keseriusan siswa di kelas II SDN Karang
Ayu 03 dalam mengikuti pelajaran matematika dengan metode bermain?
C. Tujuan
1. Menumbuhkan minat pada siswa untuk mempelajari matematika.
2. Media permainan mampu meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam
menyelesaikan soal matematika di kelas II
D. Manfaat
1. Bagi guru,sebagai masukan dan bahan acuan guru untuk ...
