INTISARI
Kota Pekalongan merupakan daerah yang terkenal dengan kerajinan batik,
masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengrajin batik.
Kerajinan batik tersebut merupakan salah satu warisan kebudayaan dari masyarakat
Pekalongan dan dilestarikan oleh Museum Batik Pekalongan.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan?, (2) Faktor kendala yang
mempengaruhi pelestarian batik di Museum Batik Pekalongan?, (3) Bagaimana
peran Museum Batik dalam mengenalkan kain batik?. Penelitian ini bertujuan: (1)
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan, (2) Untuk
mengetahui kendala-kendala yang mempengaruhi dalam melestarikan kain batik oleh
Museum Batik, (3) Untuk mengetahui peranan Museum Batik dalam mengenalkan
kain batik,
Manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Memberikan pemahaman kepada
pembaca mengenai sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan, (2)
Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota Pekalongan untuk dapat lebih
meningkatkan peranannya dalam usaha untuk melestarikan kain batik melalui
Museum Batik, (3) Dapat memperkaya khasanah penulisan sejarah kususnya sejarah
lokal Kota Pekalongan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah.
Langkah-langkah penulisannya meliputi: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan
historiografi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara dan studi pustaka.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, latar belakang yang
menyebabkan berdirinya Museum Batik adalah adanya prakarsa dari masyarakat dan
para pengusaha batik, serta Pemerintah Kotamadya Dati II Pekalongan. Melalui
Museum Batik tersebut mempunyai peranan dalam berbagai bidang, antara lain: bagi
pendidikan, masyarakat Pekalongan dan bagi Pemerintah Kota Pekalongan. Selain
itu dalam pengelolaannya juga terdapat beberapa kendala-kendala yang dihadapi oleh
Museum Batik, antara lain: (1) faktor bangunan Museum, yaitu masih relatif sempit;
(2) faktor tenaga kerja, yaitu kurangnya pendidikan mengenai permuseuman; (3)
faktor pendanaan, hal tersebut karena pengelolaannya dipegang oleh Pemerintah
Kota Pekalongan, sehingga terbatas pada Anggaran Belanja Daerah.
Dengan adanya Museum Batik ini dimaksudkan agar warisan kebudayaan
masyarakat Pekalongan ini tidak hilang ditelan waktu. Dan diharapkan dapat dikenal
oleh siapapun baik di dalam negeri maupun luar negeri. Oleh sebab itu, penulis
memberikan saran kepada pemerintah Kota Pekalongan sebagai pengelola Museum
Batik harus dapat meningkatkan ketrampilan petugas-petugas museum yang berperan
dalam merawat dan melestarikan koleksi agar tidak rusak. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan pembinaan kepada petugas mengenai pengelolaan museum.
Kota Pekalongan merupakan daerah yang terkenal dengan kerajinan batik,
masyarakatnya sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengrajin batik.
Kerajinan batik tersebut merupakan salah satu warisan kebudayaan dari masyarakat
Pekalongan dan dilestarikan oleh Museum Batik Pekalongan.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana
sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan?, (2) Faktor kendala yang
mempengaruhi pelestarian batik di Museum Batik Pekalongan?, (3) Bagaimana
peran Museum Batik dalam mengenalkan kain batik?. Penelitian ini bertujuan: (1)
Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan, (2) Untuk
mengetahui kendala-kendala yang mempengaruhi dalam melestarikan kain batik oleh
Museum Batik, (3) Untuk mengetahui peranan Museum Batik dalam mengenalkan
kain batik,
Manfaat dari penelitian ini adalah: (1) Memberikan pemahaman kepada
pembaca mengenai sejarah dan perkembangan Museum Batik Pekalongan, (2)
Sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kota Pekalongan untuk dapat lebih
meningkatkan peranannya dalam usaha untuk melestarikan kain batik melalui
Museum Batik, (3) Dapat memperkaya khasanah penulisan sejarah kususnya sejarah
lokal Kota Pekalongan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah.
Langkah-langkah penulisannya meliputi: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan
historiografi. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik observasi,
wawancara dan studi pustaka.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, latar belakang yang
menyebabkan berdirinya Museum Batik adalah adanya prakarsa dari masyarakat dan
para pengusaha batik, serta Pemerintah Kotamadya Dati II Pekalongan. Melalui
Museum Batik tersebut mempunyai peranan dalam berbagai bidang, antara lain: bagi
pendidikan, masyarakat Pekalongan dan bagi Pemerintah Kota Pekalongan. Selain
itu dalam pengelolaannya juga terdapat beberapa kendala-kendala yang dihadapi oleh
Museum Batik, antara lain: (1) faktor bangunan Museum, yaitu masih relatif sempit;
(2) faktor tenaga kerja, yaitu kurangnya pendidikan mengenai permuseuman; (3)
faktor pendanaan, hal tersebut karena pengelolaannya dipegang oleh Pemerintah
Kota Pekalongan, sehingga terbatas pada Anggaran Belanja Daerah.
Dengan adanya Museum Batik ini dimaksudkan agar warisan kebudayaan
masyarakat Pekalongan ini tidak hilang ditelan waktu. Dan diharapkan dapat dikenal
oleh siapapun baik di dalam negeri maupun luar negeri. Oleh sebab itu, penulis
memberikan saran kepada pemerintah Kota Pekalongan sebagai pengelola Museum
Batik harus dapat meningkatkan ketrampilan petugas-petugas museum yang berperan
dalam merawat dan melestarikan koleksi agar tidak rusak. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan pembinaan kepada petugas mengenai pengelolaan museum.