ABSTRAK
Penulis tertarik untuk mengkaji Peranan Pangeran Walangsungsang Dalam
Merintis Kesultanana Cirebon 1445-1529 M, dikarenakan kesultanan Cirebon
merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang sampai saat sekarang ini
masih eksis diperintah oleh Sultan-sultan penerus.Walaupun sultan sudah tidak
mempunyai kekuasaan untuk memerintah secara mutlak masyarakat Cirebon.
Sultan hanya berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana adat saja.
kesultanan Cirebon pernah menjadi suatu Negeri berdaulat yang diakui oleh
kerajaan-kerajaan lain, baik kerajaan di Nusantara, maupun kerajaan dari
Mancanegara. Terbentuknya Kesultanan Cirebon tidak terlepas dari peran
pangeran Walangsungsang yang mampu memberdayakan daerah Cirebon, baik
dari segi ekonomi, sosial, maupun politik, sehingga menjadi salah satu kesultanan
besar di Nusantara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan yang dilakukan
pangeran Walangsungsang, dalam upaya awal merintis serta membentuk satu
kerajaan Islam yang mampu berdaulat. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode historis atau metode sejarah. Langkah-langkah dalam metode
sejarah atau historis terbagi dalam empat langkah yaitu, heuristik, kritik sumber,
interpretasi, dan historiografi. Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang
digunakan adalah pengamatan atau observasi, dan studi pustaka.. Manfaat dari
penelitian ini adalah, secara teoritik memberikan penjelasan tentang perananperanan
pangeran Walangsungsang dalam merintis kesultanan Cirebon,
mengungkap kan fakta tentang usaha-usaha yang dilakukanya dalam merintis
kesultanan Cirebon, serta usahanya dalam menyiarkan agama Islam di daerah
Cirebon. Secara praktis manfaat yang diperoleh adalah, dapat dijadikan sebagai
pertimbangan, pemikiran, dan perbandingan dalam penelitian selanjutnya, serta
dapat memberikan pengetahuan baru dalam khasanah sejarah lokal dan nasional
mengenai proses Islamisasi dan terbentuknya kesultanan Cirebon, baik terhadap
pengajaran sejarah, maupun masyarakat luas.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pangeran Walangsungsang
merupakan putra dari prabu Jaya Dewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja,
penguasa dari kerajaan sunda pakuan Pajajaran. Pangeran Walangsungsang
terlahir dari seorang ibu yang bernama Subanglarang. Beliau mempunyai dua
saudara kandung yang bernama Rara Santang dan raja Sengara. Peranan awal
yang dilakukan oleh pangeran Walangsungsang dalam mengembangkan daerah
Cirebon yakni pada saat beliau menjabat sebagai Pangraksa bumi. Beliau berhasil
mengembangkan ekonomi masyarakatnya dengan pemberdayaan hasil laut,
khususnya Rebon / Udang kecil menjadi terasi dan petis yang mrupakan
komoditas perdagangan yang banyak diminati oleh masyarakat skitar Cirebon
pada saat itu. Dalam bidang agama pangeran walangsungsang berhasil
menyiarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon dan sekitarnya, sehingga
daerah Cirebon mampu menjadi salah satu daerah pusat penyiaran agama Islam di tanah Jawa, khususnya daerah tatar Pasundan / jawa Barat sekarang ini. Dalam proses syiar Islamnya beliau menggunakan Istana Pakungwati menjadi tempat untuk mengajarkan agama Islam kepada Santrinya. Disamping itu beliau
mendirikan mesjid yang diberi nama Mesjid Pejalagrahan, untuk kaum muslim
daerah Cirebon beribadat. Mesjid yang dibangun pangeran Walangsungsang ini
merupakan Mesjid pertama di daerah Cirebon.
Penulis tertarik untuk mengkaji Peranan Pangeran Walangsungsang Dalam
Merintis Kesultanana Cirebon 1445-1529 M, dikarenakan kesultanan Cirebon
merupakan salah satu kerajaan Islam di Pulau Jawa yang sampai saat sekarang ini
masih eksis diperintah oleh Sultan-sultan penerus.Walaupun sultan sudah tidak
mempunyai kekuasaan untuk memerintah secara mutlak masyarakat Cirebon.
Sultan hanya berfungsi sebagai penanggung jawab dan pelaksana adat saja.
kesultanan Cirebon pernah menjadi suatu Negeri berdaulat yang diakui oleh
kerajaan-kerajaan lain, baik kerajaan di Nusantara, maupun kerajaan dari
Mancanegara. Terbentuknya Kesultanan Cirebon tidak terlepas dari peran
pangeran Walangsungsang yang mampu memberdayakan daerah Cirebon, baik
dari segi ekonomi, sosial, maupun politik, sehingga menjadi salah satu kesultanan
besar di Nusantara.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan yang dilakukan
pangeran Walangsungsang, dalam upaya awal merintis serta membentuk satu
kerajaan Islam yang mampu berdaulat. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode historis atau metode sejarah. Langkah-langkah dalam metode
sejarah atau historis terbagi dalam empat langkah yaitu, heuristik, kritik sumber,
interpretasi, dan historiografi. Sedangkan tekhnik pengumpulan data yang
digunakan adalah pengamatan atau observasi, dan studi pustaka.. Manfaat dari
penelitian ini adalah, secara teoritik memberikan penjelasan tentang perananperanan
pangeran Walangsungsang dalam merintis kesultanan Cirebon,
mengungkap kan fakta tentang usaha-usaha yang dilakukanya dalam merintis
kesultanan Cirebon, serta usahanya dalam menyiarkan agama Islam di daerah
Cirebon. Secara praktis manfaat yang diperoleh adalah, dapat dijadikan sebagai
pertimbangan, pemikiran, dan perbandingan dalam penelitian selanjutnya, serta
dapat memberikan pengetahuan baru dalam khasanah sejarah lokal dan nasional
mengenai proses Islamisasi dan terbentuknya kesultanan Cirebon, baik terhadap
pengajaran sejarah, maupun masyarakat luas.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pangeran Walangsungsang
merupakan putra dari prabu Jaya Dewata yang bergelar Sri Baduga Maharaja,
penguasa dari kerajaan sunda pakuan Pajajaran. Pangeran Walangsungsang
terlahir dari seorang ibu yang bernama Subanglarang. Beliau mempunyai dua
saudara kandung yang bernama Rara Santang dan raja Sengara. Peranan awal
yang dilakukan oleh pangeran Walangsungsang dalam mengembangkan daerah
Cirebon yakni pada saat beliau menjabat sebagai Pangraksa bumi. Beliau berhasil
mengembangkan ekonomi masyarakatnya dengan pemberdayaan hasil laut,
khususnya Rebon / Udang kecil menjadi terasi dan petis yang mrupakan
komoditas perdagangan yang banyak diminati oleh masyarakat skitar Cirebon
pada saat itu. Dalam bidang agama pangeran walangsungsang berhasil
menyiarkan agama Islam kepada penduduk Cirebon dan sekitarnya, sehingga
daerah Cirebon mampu menjadi salah satu daerah pusat penyiaran agama Islam di tanah Jawa, khususnya daerah tatar Pasundan / jawa Barat sekarang ini. Dalam proses syiar Islamnya beliau menggunakan Istana Pakungwati menjadi tempat untuk mengajarkan agama Islam kepada Santrinya. Disamping itu beliau
mendirikan mesjid yang diberi nama Mesjid Pejalagrahan, untuk kaum muslim
daerah Cirebon beribadat. Mesjid yang dibangun pangeran Walangsungsang ini
merupakan Mesjid pertama di daerah Cirebon.