ABSTRAK
Gambaran perekonomian Kabupaten Demak pada tahun ke tahun ditandai
dengan laju pertumbuhan yang meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tiap tahun yang merupakan alat
pengukur potensi dari suatu wilayah dan kemakmuran ekonomi penduduk
Kabupaten. PDRB mendapatkan dukungan dari 9 sektor lapangan usaha (kegiatan
ekonomi) yang mencakup sektor pertanian, industri pengolahan, listrik, bangunan,
perdagangan, angkutan. Bank dan jasa. Namun dari tahun ke tahun sector yang
menempati urutan tertinggi sebagai pendukung perekonomian Kabupaten Demak
adalah sector pertanian.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data skunder yaitu data
yang sudah dioalah kemudian dianalisis lanjut. Tujuan analisis data adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh nilai tambah bruto subsektor pertanian terhadap
PDRB di Kabupaten Demak, dan dengan melihat PDRB periode 1994-2004.
Populasi dari penelitian ini adalah PDRB di Kabupaten Demak, yang
diperoleh dari data PDRB atas dasar harga berlaku. Sampel dari penelitian ini
adalah nilai tambah bruto subsektor pertanian atas dasar harga berlaku di
Kabupaten Demak tahun 1994-2004.
Untuk pengujian ini, digunakan variabel Xi dan Y. Xi menyatakan nilai
tambah subsektor ke-i (i = 1,2,…,5) dan Y menyatakan besarnya PDRB. Uji
Statistik yang dipakai adalah uji normalitas untuk menguji kenormalan data.
Kemudian dilakukan analisis regresi linier sederhana dan analisis linier ganda
untuk mengetahui pengaruh nilai tambah subsektor pertanian terhadap PDRB di
Kabupaten Demak.
Berdasarkan uji normalitas diperoleh sampel berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS (lampiran 9) diperoleh nilai sig = 0,000<0,05
maka Ho ditolak jadi model regresi linier. Pada tabel coefficients (lampiran 9)
diperoleh bentuk persamaan regresinya
1 2 3 4 5 Yˆ = 144515,4 +1,894X −1,329X +1,020X + 6,225X +1,493X .
Berdasarkan analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi r = 0,999. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Dari hasil pengolahan
SPSS diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,998 atau 99,8%. Ini
menunjukkan bahwa secara bersama-sama subsektor pertanian memberikan
kontribusi sebesar 99,8% dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan
perhitungan ramalan PDRB (lampiran 11) diperoleh hasil ramalan untuk tahun
2005 sebesar 3.126.719,4 juta rupiah dan untuk tahun 2006 sebesar 3.361.723,3
juta rupiah.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh saran bahwa untuk
peningkatan PDRB tahun berikutnya diperlukan adanya dukungan dari subsektor
tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan
dan hasil-hasilnya, subsektor kehutanan dan perburuan, dan subsektor perikanan
untuk itu pemerintah Kabupaten Demak perlu memberikan perhatian dan
kebijakan khusus bagi kelima subsektor pertanian tersebut.
Gambaran perekonomian Kabupaten Demak pada tahun ke tahun ditandai
dengan laju pertumbuhan yang meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tiap tahun yang merupakan alat
pengukur potensi dari suatu wilayah dan kemakmuran ekonomi penduduk
Kabupaten. PDRB mendapatkan dukungan dari 9 sektor lapangan usaha (kegiatan
ekonomi) yang mencakup sektor pertanian, industri pengolahan, listrik, bangunan,
perdagangan, angkutan. Bank dan jasa. Namun dari tahun ke tahun sector yang
menempati urutan tertinggi sebagai pendukung perekonomian Kabupaten Demak
adalah sector pertanian.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data skunder yaitu data
yang sudah dioalah kemudian dianalisis lanjut. Tujuan analisis data adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh nilai tambah bruto subsektor pertanian terhadap
PDRB di Kabupaten Demak, dan dengan melihat PDRB periode 1994-2004.
Populasi dari penelitian ini adalah PDRB di Kabupaten Demak, yang
diperoleh dari data PDRB atas dasar harga berlaku. Sampel dari penelitian ini
adalah nilai tambah bruto subsektor pertanian atas dasar harga berlaku di
Kabupaten Demak tahun 1994-2004.
Untuk pengujian ini, digunakan variabel Xi dan Y. Xi menyatakan nilai
tambah subsektor ke-i (i = 1,2,…,5) dan Y menyatakan besarnya PDRB. Uji
Statistik yang dipakai adalah uji normalitas untuk menguji kenormalan data.
Kemudian dilakukan analisis regresi linier sederhana dan analisis linier ganda
untuk mengetahui pengaruh nilai tambah subsektor pertanian terhadap PDRB di
Kabupaten Demak.
Berdasarkan uji normalitas diperoleh sampel berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil pengolahan SPSS (lampiran 9) diperoleh nilai sig = 0,000<0,05
maka Ho ditolak jadi model regresi linier. Pada tabel coefficients (lampiran 9)
diperoleh bentuk persamaan regresinya
1 2 3 4 5 Yˆ = 144515,4 +1,894X −1,329X +1,020X + 6,225X +1,493X .
Berdasarkan analisis korelasi diperoleh koefisien korelasi r = 0,999. Hal ini
menunjukkan adanya hubungan antara variabel X dan Y. Dari hasil pengolahan
SPSS diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,998 atau 99,8%. Ini
menunjukkan bahwa secara bersama-sama subsektor pertanian memberikan
kontribusi sebesar 99,8% dan sisanya dipengaruhi faktor lain. Berdasarkan
perhitungan ramalan PDRB (lampiran 11) diperoleh hasil ramalan untuk tahun
2005 sebesar 3.126.719,4 juta rupiah dan untuk tahun 2006 sebesar 3.361.723,3
juta rupiah.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diperoleh saran bahwa untuk
peningkatan PDRB tahun berikutnya diperlukan adanya dukungan dari subsektor
tanaman bahan makanan, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan
dan hasil-hasilnya, subsektor kehutanan dan perburuan, dan subsektor perikanan
untuk itu pemerintah Kabupaten Demak perlu memberikan perhatian dan
kebijakan khusus bagi kelima subsektor pertanian tersebut.