ABSTRAK
Lokalisasi Sunan Kuning adalah salah satu lokalisasi yang mempunyai
perkembangan cukup menarik. Sejarah terbentuknya lokalisasi Sunan Kuning
diawali dari di kumpulkannya para wanita tuna susila yang berkeliaran di jalan
sekitar tahun 1960-an. Supaya kota menjadi bersih kemudian mereka dijadikan
satu disebuah kampung yang bernama Karang Kembang. Akibat dari pemekaran
kota Karang Kembang dirasa sudah tidak cukup lagi untuk menampung jumlah
para Wanita Tuna Susila yang semakin banyak. Untuk itu Pemerintah Daerah
Kota Semarang memindahkannya ke sebuah bukit yang jauh dari pemukiman
penduduk yaitu di daerah Kalibanteng Kulon. Nama Sunan Kuning sendiri
sebenarnya adalah Soen Koen Ing. Beliau adalah seorang tokoh penyebar agama
Islam yang berasal dari etnis China. Lokalisasi Sunan Kuning resmi ditempati
pada tanggal 29 Agustus 1966. pada tahun 1985 Walikota Semarang pernah ingin
memindahkan lokalisasi Sunan Kuning ke Dukuh Dawung Pudak Payung, tetapi
ditolak karena warganya tidak setuju dengan pemindahan tersebut. Akhirnya
lokalisasi tersebut tidak dipindah dan menetap di Kalibanteng Kulon sampai
sekarang.
Berbagai permasalahan yang terjadi di lokalisasi ini cukup menarik untuk
dibahas sehingga permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah (1).
Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi perpindahan lokalisasi di Sunan
Kuning tahun 1960-2000, (2). Bagaimana perkembangan lokalisasi Sunan Kuning
tahun 1960-2000.
Tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui faktor-faktor yang
melatar belakangi perpindahan lokalisasi di Sunan Kuning tahun 1960-2000, (2).
Untuk mengetahui perkembangan lokalisasi Sunan Kuning tahun 1960-2000.
Metode yang dipakai adalah metode sejarah (Historical Methods), yaitu
dengan langkah-langkah heuristik, kritik sumber, interpretasi dan penulisan
sejarah (historiografi).
Dari hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Sejarah
terbentuknya lokalisasi Sunan Kuning diawali dari berkumpulnya para wanita
tuna susila yang berkeliaran di jalan. Agar kota menjadi bersih mereka
ditempatkan di sebuah kampung yaitu Karang kembang. Banyaknya jumlah
pelacur tidak mampu di tampung lagi dan akhirnya dipindah di Kalibanteng
Kulon oleh pemerintah daerah Kota Semarang. Pada perkembangan selanjutnya
lokalisasi tersebut dikenal dengan sebutan daerah lampu merahnya kota
Semarang, (2). Perkembangan lokalisasi Sunan Kuning membawa pengaruh
terhadap masyarakat sekitar lokalisasi. Banyak penduduk disekitarnya yang
merasa diuntungkan dengan keberadaan lokalisasi Sunan Kuning.
Lokalisasi Sunan Kuning adalah salah satu lokalisasi yang mempunyai
perkembangan cukup menarik. Sejarah terbentuknya lokalisasi Sunan Kuning
diawali dari di kumpulkannya para wanita tuna susila yang berkeliaran di jalan
sekitar tahun 1960-an. Supaya kota menjadi bersih kemudian mereka dijadikan
satu disebuah kampung yang bernama Karang Kembang. Akibat dari pemekaran
kota Karang Kembang dirasa sudah tidak cukup lagi untuk menampung jumlah
para Wanita Tuna Susila yang semakin banyak. Untuk itu Pemerintah Daerah
Kota Semarang memindahkannya ke sebuah bukit yang jauh dari pemukiman
penduduk yaitu di daerah Kalibanteng Kulon. Nama Sunan Kuning sendiri
sebenarnya adalah Soen Koen Ing. Beliau adalah seorang tokoh penyebar agama
Islam yang berasal dari etnis China. Lokalisasi Sunan Kuning resmi ditempati
pada tanggal 29 Agustus 1966. pada tahun 1985 Walikota Semarang pernah ingin
memindahkan lokalisasi Sunan Kuning ke Dukuh Dawung Pudak Payung, tetapi
ditolak karena warganya tidak setuju dengan pemindahan tersebut. Akhirnya
lokalisasi tersebut tidak dipindah dan menetap di Kalibanteng Kulon sampai
sekarang.
Berbagai permasalahan yang terjadi di lokalisasi ini cukup menarik untuk
dibahas sehingga permasalahan yang dikaji dalam penulisan skripsi ini adalah (1).
Faktor-faktor apa saja yang melatar belakangi perpindahan lokalisasi di Sunan
Kuning tahun 1960-2000, (2). Bagaimana perkembangan lokalisasi Sunan Kuning
tahun 1960-2000.
Tujuan penelitian ini adalah (1). Untuk mengetahui faktor-faktor yang
melatar belakangi perpindahan lokalisasi di Sunan Kuning tahun 1960-2000, (2).
Untuk mengetahui perkembangan lokalisasi Sunan Kuning tahun 1960-2000.
Metode yang dipakai adalah metode sejarah (Historical Methods), yaitu
dengan langkah-langkah heuristik, kritik sumber, interpretasi dan penulisan
sejarah (historiografi).
Dari hasil penelitian diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Sejarah
terbentuknya lokalisasi Sunan Kuning diawali dari berkumpulnya para wanita
tuna susila yang berkeliaran di jalan. Agar kota menjadi bersih mereka
ditempatkan di sebuah kampung yaitu Karang kembang. Banyaknya jumlah
pelacur tidak mampu di tampung lagi dan akhirnya dipindah di Kalibanteng
Kulon oleh pemerintah daerah Kota Semarang. Pada perkembangan selanjutnya
lokalisasi tersebut dikenal dengan sebutan daerah lampu merahnya kota
Semarang, (2). Perkembangan lokalisasi Sunan Kuning membawa pengaruh
terhadap masyarakat sekitar lokalisasi. Banyak penduduk disekitarnya yang
merasa diuntungkan dengan keberadaan lokalisasi Sunan Kuning.