SARI
Penulisan ini bertujuan merekontruksi perjalanan Partai Katolik dan Vikariat
Apostolik Semarang antara tahun 1940 – 1961. Perkembangan misi mulai
menunjukkan hasil dengan dibaptisnya 171 orang di Sedangsono tahun 1904. Pada
tahun-tahun selanjutnya terbentuk Vikariat Apostolik Semarang dengan ciri khas
yang membedakan dengan Vikariat Apostolik yang lain. Di wilayah ini berdiri Partai
Katolik. Bagaimana kedua unsur yang berbeda ini saling mempengaruhi dan
bekerjasama, melalui kegiatan penelitian akan diperoleh jawaban yang akurat.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana latar
belakang terbentuknya Vikariat Apostolik Semarang?, (2) Bagaimana Perkembangan
Vikariat Apostolik Semarang dalam penyebaran misi-misi Gereja dari tahun 1940
sampai tahun 1961?, (3) Bagaimanakah muncul dan perkembangan Partai Katolik di
wilayah Vikariat Apostolik Semarang?, (4) Bagaimana pengaruh dan peranan Partai
Katolik bagi perkembangan Vikariat Apostolik Semarang?. Penelitian ini bertujuan:
(1) Mengetahui latar belakang terbentuknya Vikariat Apostolik Semarang. (2) Untuk
mengetahui perkembangan Vikariat Apostolik Semarang dalam penyebaran misimisi
Gereja dari tahun 1940 – 1961. (3) Mengetahui munculnya dan perkembangan
Partai Katolik di wilayah Vikariat Apostolik Semarang. (4) Mengetahui pengaruh
dan peranan Partai Katolik pada perkembangan Vikariat Apostolik Semarang.
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah wilayah Apostolik Semarang
tahun 1940-1961, dengan terbentuknya Keuskupan Agung Semarang, serta resolusi
partai-partai Katolik membentuk partai tunggal yaitu Partai Katolik tahun 1949.
Metode dalam penulisan ini adalah metode sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Gereja atau Vikariat
Apostolik Semarang dan Partai Katolik adalah dua hal yang berbeda, namun Vikariat
Apostolik Semarang tidak membatasi umatnya untuk melakukan kegiatan politik
terutama dalam mendukung pemerintahan Republik Indonesia. Hal itu juga
menunjukkan bahwa umat Katolik adalah warga negara Indonesia bukan seperti
anggapan selama ini bahwa agama Katolik adalah agama kolonial.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta untuk
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara pada umat Katolik, terutama
untuk peningkatan karya misi agama Katolik yang akhir ini makin redup.
Penulisan ini bertujuan merekontruksi perjalanan Partai Katolik dan Vikariat
Apostolik Semarang antara tahun 1940 – 1961. Perkembangan misi mulai
menunjukkan hasil dengan dibaptisnya 171 orang di Sedangsono tahun 1904. Pada
tahun-tahun selanjutnya terbentuk Vikariat Apostolik Semarang dengan ciri khas
yang membedakan dengan Vikariat Apostolik yang lain. Di wilayah ini berdiri Partai
Katolik. Bagaimana kedua unsur yang berbeda ini saling mempengaruhi dan
bekerjasama, melalui kegiatan penelitian akan diperoleh jawaban yang akurat.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana latar
belakang terbentuknya Vikariat Apostolik Semarang?, (2) Bagaimana Perkembangan
Vikariat Apostolik Semarang dalam penyebaran misi-misi Gereja dari tahun 1940
sampai tahun 1961?, (3) Bagaimanakah muncul dan perkembangan Partai Katolik di
wilayah Vikariat Apostolik Semarang?, (4) Bagaimana pengaruh dan peranan Partai
Katolik bagi perkembangan Vikariat Apostolik Semarang?. Penelitian ini bertujuan:
(1) Mengetahui latar belakang terbentuknya Vikariat Apostolik Semarang. (2) Untuk
mengetahui perkembangan Vikariat Apostolik Semarang dalam penyebaran misimisi
Gereja dari tahun 1940 – 1961. (3) Mengetahui munculnya dan perkembangan
Partai Katolik di wilayah Vikariat Apostolik Semarang. (4) Mengetahui pengaruh
dan peranan Partai Katolik pada perkembangan Vikariat Apostolik Semarang.
Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah wilayah Apostolik Semarang
tahun 1940-1961, dengan terbentuknya Keuskupan Agung Semarang, serta resolusi
partai-partai Katolik membentuk partai tunggal yaitu Partai Katolik tahun 1949.
Metode dalam penulisan ini adalah metode sejarah.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Gereja atau Vikariat
Apostolik Semarang dan Partai Katolik adalah dua hal yang berbeda, namun Vikariat
Apostolik Semarang tidak membatasi umatnya untuk melakukan kegiatan politik
terutama dalam mendukung pemerintahan Republik Indonesia. Hal itu juga
menunjukkan bahwa umat Katolik adalah warga negara Indonesia bukan seperti
anggapan selama ini bahwa agama Katolik adalah agama kolonial.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, serta untuk
meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara pada umat Katolik, terutama
untuk peningkatan karya misi agama Katolik yang akhir ini makin redup.