ABSTRAK
Tuntutan konsumen akan kualitas barang yang dibelinya semakin tinggi
dan kecenderungan ini akan diperkuat oleh tekanan persaingan di masa yang akan
datang. Kontrol kualiatas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu. PT. Tupai Adyamas Indonesia sangat
memperhatikan kualitas produknya, terbukti setiap produksinya selalu dilakukan
pemeriksaan dan pengawasan.
Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut. (1)
Bagaimanakah proses pengendalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai
Adyamas Indonesia di Boyolali? (2) Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi proses pengandalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai
Adyamas Indonesia di Boyolali? (3) Dengan menggunakan diagram kontrol P
apakah proses produksi tekstil di PT. Tupai Adyamas Indonesia di Boyolali
berada dalam kontrol? Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah (1) untuk
mengetahui proses pengendalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai Adyamas
Indonesia di Boyolali. (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pengendalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai Adyamas Indonesia di
Boyolali. (3) untuk mengetahui proses pengendalian kualitas tekstil di PT. Tupai
Adyamas Indonesia di Boyolali berada dalam kontrol atau tidak.
Metode pengumpulan data dalam tugas akhir ini adalah dengan metode
dokumentasi, metode literatur, dan metode wawancara. Metode analisis data yang
digunakan adalah diagaram kontrol P sehingga dapat digunakan untuk
mengendalikan produk cacat yang dihasilkan dalam suatu proses produksi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga jenis ketidaksesuaian yaitu
kotor, sobek atau bolong dan salah ukuran. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa jenis ketidaksesuaian yang paling banyak adalah kotor yaitu sebasar
0,050% dan proses produksi tidak terkendali secara statistik dengan nilai GT =
0,001051547. Saran yang penulis sampaikan adalah PT. Tupai Adyamas
Indonesia masih perlu melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan yang
lebih ketat terhadap produk yang dihasilkan karena tingkat kecacatan masih
tinggi. Perlu diadakannya pelatihan kerja, memperbaharui mesin-mesin yang
sudah tua, dan hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama
yang berkaitan dengan upaya pencapaian kualitas produk yang terkendali secara
statistik atau berada dalam kontrol.
Tuntutan konsumen akan kualitas barang yang dibelinya semakin tinggi
dan kecenderungan ini akan diperkuat oleh tekanan persaingan di masa yang akan
datang. Kontrol kualiatas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang
untuk menjaga kestabilan mutu. PT. Tupai Adyamas Indonesia sangat
memperhatikan kualitas produknya, terbukti setiap produksinya selalu dilakukan
pemeriksaan dan pengawasan.
Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut. (1)
Bagaimanakah proses pengendalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai
Adyamas Indonesia di Boyolali? (2) Faktor-faktor apa sajakah yang
mempengaruhi proses pengandalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai
Adyamas Indonesia di Boyolali? (3) Dengan menggunakan diagram kontrol P
apakah proses produksi tekstil di PT. Tupai Adyamas Indonesia di Boyolali
berada dalam kontrol? Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah (1) untuk
mengetahui proses pengendalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai Adyamas
Indonesia di Boyolali. (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
proses pengendalian kualitas produksi tekstil di PT. Tupai Adyamas Indonesia di
Boyolali. (3) untuk mengetahui proses pengendalian kualitas tekstil di PT. Tupai
Adyamas Indonesia di Boyolali berada dalam kontrol atau tidak.
Metode pengumpulan data dalam tugas akhir ini adalah dengan metode
dokumentasi, metode literatur, dan metode wawancara. Metode analisis data yang
digunakan adalah diagaram kontrol P sehingga dapat digunakan untuk
mengendalikan produk cacat yang dihasilkan dalam suatu proses produksi.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh tiga jenis ketidaksesuaian yaitu
kotor, sobek atau bolong dan salah ukuran. Penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa jenis ketidaksesuaian yang paling banyak adalah kotor yaitu sebasar
0,050% dan proses produksi tidak terkendali secara statistik dengan nilai GT =
0,001051547. Saran yang penulis sampaikan adalah PT. Tupai Adyamas
Indonesia masih perlu melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan yang
lebih ketat terhadap produk yang dihasilkan karena tingkat kecacatan masih
tinggi. Perlu diadakannya pelatihan kerja, memperbaharui mesin-mesin yang
sudah tua, dan hasil penelitian diharapkan akan dapat memberikan masukan bagi
perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan terutama
yang berkaitan dengan upaya pencapaian kualitas produk yang terkendali secara
statistik atau berada dalam kontrol.