SARI
Organisasi Aisyiyah merupakan organisasi komponen wanita
persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 19 Mei
1917. Organisasi Aisyiyah merupakan gerakan wanita, keislaman dan kekinian,
maka gerakannya pun tidak surut oleh wanita sejarah. Aisyiyah selalu tampil
dalam memperjuangkan hak dan peran wanita dalam dunia politik dan domestik,
menentang diskriminasi gender, menentang perlakuan kekerasan dalam dunia
domestik dan publik, perlindungan hak-hak kesehatan, dan perlindungan anak
seperti halnya dengan Aisyiyah Kota Semarang yang selalu berperan dalam
memperjuangkan hak wanita.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah sejarah
organisasi Aisyiyah di Semarang tahun 1967-1997.(2) bagaimanakah peranan
organisasi Aisyiyah di bidang pengangkatan derajat kaum wanita di Semarang.(3)
faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan hambatan organisasi Aisyiyah
dalam mengangkat derajat kaum wanita di Semarang.
Tujuan penelitian ini adalah (1) merekonstruksi sejarah organisasi
Aisyiyah di Semarang tahun 1967-1997.(2) menganalisis peranan organisasi
Aisyiyah di bidang pengangkatan derajat kaum wanita di semarang. (3)
menganalisis faktor-fakor yang menjadi pendukung dan hambatan organisasi
Aisyiyah dalam mengangkat derajat kaum wanita di Semarang.
Manfaat dari penelitian ini (1) mengetahui sejarah berdirinya organisasi
Aisyiyah di Semarang serta peranannya dalam pengangkatan derajat kaum wanita
tahun 1967-1997, guna menambah wawasan tentang organisasi Aisyiyah
khususnya dan Muhammadiyah umumnya. (2) untuk memperluas wawasan dalam
upaya mencermati perjalanan suatu organisasi sosial serta dampaknya bagi
perkembangan masyarakat. (3) menambah sumber kepustakaan sejarah, yang
membahas organisasi Aisyiyah khususnya dan Muhammadiyah umumnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yaitu
heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara dan studi pustaka.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kedudukan wanita yang dianggap
rendah telah mempengaruhi organisasi Aisyiyah di kota Semarang,
perkembangan peran dari organisasi Aisyiyah berjalan lambat, hal ini dikarenakan
adanya pandangan masyarakat yang mendeskripsikan wanita, faktor yang
mendukung kegiatan organisasi Aisyiyah adalah adanya kesamaan berjuang
menegakkan masyarakat yang Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghoffur.
Adapun yang menjadi penghambat adalah tidak adanya panutan dalam
masyarakat, tidak adanya kader untuk kelangsungan organisasi. Cara
mengatasinya adalah dengan meningkatkan pengembangan sumber daya kader
dari angkatan muda yang sifatnya dinamis dan meningkatkan pengawasan kader.
Dari uraian diatas dapat disimpulkaan, organisasi Aisyiyah merupakan
bagian dari Muhammadiyah. Organisasi Aisyiyah berperan dalan bidang
pendidikan, sosial dan dakwah. Sementara itu ajaran dari Kartini dan ajaran
Aisyiyah memiliki kesamaan yaitu mengangkat derajat kaum wanita agar sejajar
dengan kaum pria tapi harus sesuai dengan kodrat wanita dan ajaran Islam.
Organisasi Aisyiyah Kota Semarang hendaknya memenuhi kebutuhan
masyarakat yang sejalan dengan perkembangan zaman misalnya mendirikan panti
jompo, tempat penitipan anak dan mendirikan Biro Konsultasi Remaja
diantaranya kekerasan terhadap anak, masalah narkoba, dll.
Organisasi Aisyiyah merupakan organisasi komponen wanita
persyarikatan Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta pada tanggal 19 Mei
1917. Organisasi Aisyiyah merupakan gerakan wanita, keislaman dan kekinian,
maka gerakannya pun tidak surut oleh wanita sejarah. Aisyiyah selalu tampil
dalam memperjuangkan hak dan peran wanita dalam dunia politik dan domestik,
menentang diskriminasi gender, menentang perlakuan kekerasan dalam dunia
domestik dan publik, perlindungan hak-hak kesehatan, dan perlindungan anak
seperti halnya dengan Aisyiyah Kota Semarang yang selalu berperan dalam
memperjuangkan hak wanita.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah sejarah
organisasi Aisyiyah di Semarang tahun 1967-1997.(2) bagaimanakah peranan
organisasi Aisyiyah di bidang pengangkatan derajat kaum wanita di Semarang.(3)
faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan hambatan organisasi Aisyiyah
dalam mengangkat derajat kaum wanita di Semarang.
Tujuan penelitian ini adalah (1) merekonstruksi sejarah organisasi
Aisyiyah di Semarang tahun 1967-1997.(2) menganalisis peranan organisasi
Aisyiyah di bidang pengangkatan derajat kaum wanita di semarang. (3)
menganalisis faktor-fakor yang menjadi pendukung dan hambatan organisasi
Aisyiyah dalam mengangkat derajat kaum wanita di Semarang.
Manfaat dari penelitian ini (1) mengetahui sejarah berdirinya organisasi
Aisyiyah di Semarang serta peranannya dalam pengangkatan derajat kaum wanita
tahun 1967-1997, guna menambah wawasan tentang organisasi Aisyiyah
khususnya dan Muhammadiyah umumnya. (2) untuk memperluas wawasan dalam
upaya mencermati perjalanan suatu organisasi sosial serta dampaknya bagi
perkembangan masyarakat. (3) menambah sumber kepustakaan sejarah, yang
membahas organisasi Aisyiyah khususnya dan Muhammadiyah umumnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yaitu
heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Teknik pengumpulan data
yang digunakan yaitu wawancara dan studi pustaka.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kedudukan wanita yang dianggap
rendah telah mempengaruhi organisasi Aisyiyah di kota Semarang,
perkembangan peran dari organisasi Aisyiyah berjalan lambat, hal ini dikarenakan
adanya pandangan masyarakat yang mendeskripsikan wanita, faktor yang
mendukung kegiatan organisasi Aisyiyah adalah adanya kesamaan berjuang
menegakkan masyarakat yang Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghoffur.
Adapun yang menjadi penghambat adalah tidak adanya panutan dalam
masyarakat, tidak adanya kader untuk kelangsungan organisasi. Cara
mengatasinya adalah dengan meningkatkan pengembangan sumber daya kader
dari angkatan muda yang sifatnya dinamis dan meningkatkan pengawasan kader.
Dari uraian diatas dapat disimpulkaan, organisasi Aisyiyah merupakan
bagian dari Muhammadiyah. Organisasi Aisyiyah berperan dalan bidang
pendidikan, sosial dan dakwah. Sementara itu ajaran dari Kartini dan ajaran
Aisyiyah memiliki kesamaan yaitu mengangkat derajat kaum wanita agar sejajar
dengan kaum pria tapi harus sesuai dengan kodrat wanita dan ajaran Islam.
Organisasi Aisyiyah Kota Semarang hendaknya memenuhi kebutuhan
masyarakat yang sejalan dengan perkembangan zaman misalnya mendirikan panti
jompo, tempat penitipan anak dan mendirikan Biro Konsultasi Remaja
diantaranya kekerasan terhadap anak, masalah narkoba, dll.