ABSTRAK
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting bagi dunia industri. Karena pengendalian kualitas yang baik akan dapat menjaga kestabilan mutu. Tujuan pokok dari statistik kendali mutu adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sehingga dapat segera dilakukan tindakan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai untuk diproduksi.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1). apakah kadar air dalam tembakau di koperasi KAREB dalam proses produksi dengan grafik pengendali rata-rata (X) dan grafik pengendali range (R) terkendali secara statistik, (2). apa penyebab proses produksi tidak terkendali secara statistik, (3). bagaimana cara menanggulangi jika proses produksi tidak terkendali secara statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah (1). untuk mengetahui variabilitas atau pemencaran pada proses pengukuran kadar air dalam tembakau terkendali dan berapakah batas pengendali dalam proses produksi tersebut dikategorikan benar-benar terkendali secara statistik, (2). untuk mengetahui penyebabnya proses produksi tidak terkendali secara statistik, (3). untuk mengetahui cara menanggulangi jika proses produksi tidak terkendali secara statistik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah untuk grafik pengendali X BKA = 12,73; Garis Sentral = 12,41 dan BKB = 12,08, dan untuk grafik pengendali R adalah BKA = 1,02; Garis Sentral = 0,45 dan BKB = 0. Karena ada titik yang berada di luar batas pengendali maka data dilakukan satu kali revisi dan hasil revisinya adalah Untuk grafik pengendali R adalah: BKA = 1,12; Garis Sentral = 0,49; BKB = 0. Dan untuk grafik pengendali X adalah BKA = 12,80; Garis Sentral = 12,44; BKB = 12,08.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1). Proses pengukuran kadar air dalam tembakau tidak terkendali dan tidak berjalan wajar karena pada grafik pengendali ()X ada titik yang berada di luar batas pengendali, (2). proses produksi tidak terkendali secara statistik disebabkan oleh faktor manusia, bahan baku dan mesin, (3). tindakan penanggulangan yang dilakukan yaitu pembinaan langsung kepada karyawan, evaluasi karyawan tiap bulan, anasisis daun tembakau, evaluasi bagian penerimaan tembakau dan evaluasi terhadap mesin-mesin.
Saran dalam penelitian ini adalah agar dalam penerapan pengendalian mutu lebih ditingkatkan dan pelaksanaannya mengikutsertakan antara pihak quality control dengan para operator sehingga terjadi komunikasi, dan apabila terjadi suatu kejanggalan dapat langsung ditemukan jalan pemecahannya.
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting bagi dunia industri. Karena pengendalian kualitas yang baik akan dapat menjaga kestabilan mutu. Tujuan pokok dari statistik kendali mutu adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sehingga dapat segera dilakukan tindakan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai untuk diproduksi.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1). apakah kadar air dalam tembakau di koperasi KAREB dalam proses produksi dengan grafik pengendali rata-rata (X) dan grafik pengendali range (R) terkendali secara statistik, (2). apa penyebab proses produksi tidak terkendali secara statistik, (3). bagaimana cara menanggulangi jika proses produksi tidak terkendali secara statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah (1). untuk mengetahui variabilitas atau pemencaran pada proses pengukuran kadar air dalam tembakau terkendali dan berapakah batas pengendali dalam proses produksi tersebut dikategorikan benar-benar terkendali secara statistik, (2). untuk mengetahui penyebabnya proses produksi tidak terkendali secara statistik, (3). untuk mengetahui cara menanggulangi jika proses produksi tidak terkendali secara statistik
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah untuk grafik pengendali X BKA = 12,73; Garis Sentral = 12,41 dan BKB = 12,08, dan untuk grafik pengendali R adalah BKA = 1,02; Garis Sentral = 0,45 dan BKB = 0. Karena ada titik yang berada di luar batas pengendali maka data dilakukan satu kali revisi dan hasil revisinya adalah Untuk grafik pengendali R adalah: BKA = 1,12; Garis Sentral = 0,49; BKB = 0. Dan untuk grafik pengendali X adalah BKA = 12,80; Garis Sentral = 12,44; BKB = 12,08.
Simpulan dari penelitian ini adalah (1). Proses pengukuran kadar air dalam tembakau tidak terkendali dan tidak berjalan wajar karena pada grafik pengendali ()X ada titik yang berada di luar batas pengendali, (2). proses produksi tidak terkendali secara statistik disebabkan oleh faktor manusia, bahan baku dan mesin, (3). tindakan penanggulangan yang dilakukan yaitu pembinaan langsung kepada karyawan, evaluasi karyawan tiap bulan, anasisis daun tembakau, evaluasi bagian penerimaan tembakau dan evaluasi terhadap mesin-mesin.
Saran dalam penelitian ini adalah agar dalam penerapan pengendalian mutu lebih ditingkatkan dan pelaksanaannya mengikutsertakan antara pihak quality control dengan para operator sehingga terjadi komunikasi, dan apabila terjadi suatu kejanggalan dapat langsung ditemukan jalan pemecahannya.