BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aceh yang mempunyai rentetan sejarah panjang sejak proklamasi 17 Agustus 1945, sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alamnya, kaya akan budaya dan adat istiadat, sangat berpotensi untuk maju mengejar ketinggalan dari daerah-daerah lain.
Posisi Aceh Timur pada peta Nusantara yaitu di ujung paling timur dari Provinsi Daerah Istimewa Aceh, berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatra Utara dan merupakan Pintu Gerbang (Babah Pinto). Aceh Timur memiliki potensi dan komoditi seperti, perkebunan, perikanan, pertanian, pertambangan serta kebudayaan dan adat istiadat yang sangat beragam.
Kabupaten Aceh Timur merupakan salah satu dari 13 kabupaten/kota madya di Provinsi Aceh memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dipunyai oleh daerah kabupaten lainnya, karena Aceh Timur terdiri dari 3 perkauman yaitu : Tamiang, Aceh dan Gayo. Minimnya fasilitas, sarana dan prasarana untuk mengembangkan kebudayaan serta menjaga kelestarian adat istiadat, menyebabkan masyarakat perlahan-lahan melupakan kebudayaannya sendiri.
Daerah Aceh Timur disamping memiliki seni budaya yang beranekaragam, juga mempunyai berbagai objek parawisata yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan keberadaanya seperti, Air Terjun Bandung Kecamaayan Karang Baru dan lain-lain. Sayang kurangnya informasi terhadap obyek wisata didaerah ini yang diterima oleh masyarakat luas. Bidang pendidikan merupakan bidang penciptaan sumber daya, sangat diperlukan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.
Dalam rangka otonomi daerah, maka setiap daerah harus memaksimalkan potensi daerah yang dimilikinya, menggunakan kekayaan teknologi untuk mempromosikan potensi kekayaan daerah, baik dalam bidang pendidikan, agama maupun kebudayaan dan adat istiadat. Mempersiapkan diri untuk menghadapi era bisnis global serta teknologi yang semakin maju. Kebudayaan dan adat istiadat Aceh Timur yang begitu unik dan beraneka ragam akan punah, apabila pihak-pihak yang berwenang serta dukungan dari masyarakat tidak mengelola secara serius. Apalagi dengan kondisi Aceh yang seperti sekarang ini Daerah Operasi militer. Seharusnya pemirintah dan pihak-pihak yang berkepentingan lebih memikirkan hal tersebut.
B. Perumusan Masalah
Dengan adanya permasalahan diatas maka permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana cara untuk membuat suatu sistem yang tepat dan efisien untuk dapat menginformasikan Aceh Timur khususnya Kota Langsa, baik dalam segi Sejarah, Kebudayaan, Geografi dan Perekonomian.
Setiap daerah memiliki potensi sendiri-sendiri, dan tentunya perlu dikembangkan oleh daerah itu sendiri, Aceh Timur khususnya Langsa dalam penulisan ini. Guna membantu usaha pengembangan, pelayanan informasi kebudayaan dalam menghadapi Otonomi Daerah sangatlah penting. Dalam penulisan ini tentu penulis bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kebudayaan Aceh Timur khususnya Kota Langsa.
C. Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan mengenai Sistem Informasi Tentang kebudayaan Aceh Timur dalam Menghadapi Otonomi Daerah tersebut, maka sistem ini terbatas pada hal :
1. Penyajian Informasi Sejarah Aceh baik umum maupun khusus .
2. Penyajian Informasi kebudayaan Aceh Timur, khususnya Kota Langsa.
3. Penyajian Informasi Geografi.
4. Penyajian Informasi Perekonomian.
D. Tujuan Penelitian
Adapun penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu Sistem Informasi Kebudayaan Aceh Timur yang nantinya dapat bermanfaat bagi masyarakat Daerah Aceh Timur, khususnya Kota Langsa.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Terkait
Penelitian ini dapat memberikan bantuan yang dapat mempermudah pencarian data atau informasi tentang Aceh Timur, khususnya Kota Langsa.
2. Masyarakat Aceh serta pihak lain
Dapat melihat dan memperoleh informasi Aceh Timur secara lengkap dengan mudah khususnya Kota Langsa.
3. Bagi Peneliti
Dapat memberikan wawasan baru mengenai Aceh Timur itu sendiri dan memberikan kontribusi kepada instansi terkait serta mendapatkan pengalaman
F. Metode Penelitian
Teknik pengumpulan data yang diterapkan :
a. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara Tanya jawab secara langsung kepada sumber-sumber data yang selaras dengan topik penelitian, dalam hal ini instansi Atau lembaga terkait serta sumber data lainnya.
b. Observasi, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap keadaan yang terjadi di tempat penelitian.
c. Studi Putaka, pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca atau mempelajari literatur-literatur yang relevan dengan tema penelitian.