BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Walet bukan burung ternakan, walau dapat hidup di dalam rumah yang sengaja disediakan sebagai tempat hunian. Walau sifat hidupnya liar, walet yang bias mencapai ratusan ribu ekor dalam satu rumah itu masih dapat dikelola untuk menghasilkan sarang burung bernilai puluhan juta rupiah per kg. Pengelolaan tepat akan membuat burung itu lestari, berkembang biak pesat, sekaligus menghasilkan sarang yang lebih banyak pula.
“Memikat walet masuk rumah dapat dilakukan secara pasif, semi pasif, dan aktif,” tutur para pakar dan praktisi. Walet dapat dibudidayakan di seluruh Nusantara, tetapi sebaran paling merata hanya terdapat di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan NTB. Penentuan lokasi pengembangan sangat penting, karena perilaku dan kebiasaan hidup walet membutuhkan daerah penyangga yang cocok.
Memiliki rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi, ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Upaya mengelola walet gua dan walet rumah telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu di jawa. Tujuannya agar populasi dan produksi sarang walet terjaga lestari. Ini penting demi kelanjutan bisnis para pengusaha itu sendiri. Bisnis sarang walet dengan pasaran langsung ke Cina telah berlangsung secara tradisional dan turun temurun tempo dulu.
Kini upaya mengelola, budidaya, dan bisnis walet telah berjalan lebih modern. Peminat dan investor baru pun semakin banyak. Mereka ada yang berhasil, tapi ada juga yang kecewa karena gagal. Penanaman modal untuk budidaya walet perlu studi kelayakan yang memadai agar tidak lenyap begitu saja. Memang, sepintas budidaya walet terasa sangat sederhana dan mudah. Setelah terjun di lapangan, ternyata banyak factor yang harus diperhitungkan. Macam-macam kendala harus diatasi.
Keberhasilan membangun rumah walet dan mengelola produksi sangat tergantung pada metode yang dikembangkan. Pengembangan walet membutuhkan rencana dan aturan yang tertib dengan berpijak pada azas kelestarian serta keseimbangan daya dukung lingkungan. Faktor-faktor itu mutlak harus diperhitungkan untuk menjaga keseimbangan populasi maupun produksi sesuai kemampuan daya dukung yang tersedia.
Mengingat begitu rumitnya tata cara beternak burung walet ini, maka muncul inisiatif untuk membantu para peternak walet dalam mendapatkan informasi yang mereka butuhkan, yaitu dengan jalan merancang sebuah sistem informasi yang akan memuat berbagai informasi seputar walet, mulai dari teknik pembuatan rumah sampai ke teknik pemasaran sarang burung walet.
1.2. Pokok Masalah
Pokok permasalahan kenapa mengangkat permasalahan burung walet ini yaitu, karena melihat perkembangan bisnis usaha kecil saat ini cukup memadai untuk dijadikan suatu mata pencarian yang tetap, selama dikelolah dengan serius dan seksama. Seteleh memperhatikan dari sekian banyak bidang bisnis usaha kecil ternyata usaha sarang burung walet lah yang dianggap cukup memadai untuk di dalami dan dijadikan sebagai bidang usaha tetap. Selain perawatan dan pengelolaan yang tidak terlalu membutuhkan pekerja yang banyak, ternyata sarang burung walet juga dapat menghasilkan keuntungan yang bernilai jutaan rupiah. Yang diperlukan untuk modal awal dalam beternak burung walet hanya sebuah tempat yang strategis (jauh dari kebisingan dan tidak kumuh), selanjutnya tinggal bagaimana cara menarik perhatian dari burung walet sehingga mau menempati tempat yang telah sediakan.
Untuk membantu para calon pengusaha bisnis kecil dalam melakukan pengelolaan bidang usahanya, terutama para peternak walet agar bisa mendapatkan informasi yang mereka cari guna membimbing mereka menuju ke arah pengelolaan bisnis kecil yang baik. Sistem informasi yang akan dirancang akan berisi informasi tentang bagaimana berternak walet yang benar, mulai dari pengenalan tipe burung walet hingga ke bagaimana cara memasarkan sarang burung ini nantinya.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat teknik peternakan walet ini tidak sebatas hanya pada bagaimana cara mengembangbiakkan walet saja, tetapi juga bagaimana cara memilih jenis walet, menetukan tipe sarang hingga ke pemilihan rumah yang ideal, dan banyak lagi hal lainnya. Maka sistem informasi yang akan dibuat ini hanya akan dibatasi pada hal-hal berikut ini :
1. Informasi jenis walet.
2. Informasi jenis sarang walet.
3. Informasi hama walet.
4. Informasi Rumah Walet.
5. Penyediaan informasi pemeliharaan walet yang baik.
1.4. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari perancangan sistem informasi ini yaitu agar para peternak walet bisa mendapatkan informasi yang mereka butuhkan tanpa harus datang ke badan instansi ataupun membolak-balik buku. Dengan demikian mereka bisa menghemat waktu dan tenaga, sehingga pekerjaan mereka dapat menjadi lebih mudah. Selain itu dimaksudkan agar nantinya sistem informasi ini dapat digunakan oleh badan instansi pemerintah sehingga bisa ditempatkan di tempat-tempat tertentu yang mudah dijangkau oleh masyarakat umum.
1.5. Metode Pengumpulan Data
Cara-cara yang digunakan untuk pengumpulan data dan informasi yang mendukung kelengkapan serta kelancaran dalam penyelesaian Tugas Akhir yang berjudul “BELAJAR BERTERNAK WALET MELALUI KOMPUTER” ini antara lain:
1. Mengumpulkan referensi dari buku-buku dan majalah-majalah tentang budidaya walet.
2. Wawancara langsung kepada para peternak walet
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam penyusunan laporan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah, pokok masalah, batasan masalah, maksud dan tujuan, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Penjelasan mengenai budidaya walet, mulai dari jenis walet, sarang walet, guna sarang walet, rumah walet hingga ke teknik perawatan dan pemasarannya.
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Dalam bab ini akan dibahas masalah perancangan sistem yang dibuat, penjelasan sistem serta perancangan berkas yang dibutuhkan dan perencanaan masukan dan rencana keluaran.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas tentang jalannya program dan manfaat dari sistem.
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini akan dirangkum kesimpulan dan saran dari pembahasan yang telah disajikan.