Abstraksi
Perkembangan pasar modal di Indonesia berdampak peningkatan permintaan akan audit laporan keuangan oleh para pemakai informasi keuangan sebagai prediksi dan pengambilan keputusan dalam berinvestasi. Sehingga memicu audit untuk bekerja secara lebih professional. Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri. Jika terjadi penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Pelaksanaan audit oleh auditor telah diatur oleh Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dari Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI, 2001) khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak penigkatan kualitas hasil auditnya. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor. Lamanya waktu penyelesaian audit ini dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi tersebut dipublikasikan.
Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering dinamai dengan audit delay. Faktorfaktor yang mungkin mempengaruhi audit delay yaitu (1) Ukuran perusahaan yang diukur dengan total asset perusahaan. perusahaan besar akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan kecil.(2) klasifikasi Industri , perusahaan manufaktur membutuhkan audit delay yang lama hal ini disebabkan asset yang dimiliki berbentuk fisik seperti persediaan, aktiva tetap dan aktiva tidak berwujud. (3) Laba rugi perusahaan, perusahaan yang melaporkan kerugian akan meminta auditor untuk mengatur waktu auditnya lebih lama dibandingkan biasanya.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ukuran perusahaan, klasifikasi industri, extraordinary item, laba rugi perusahaan dan opini auditor berpengaruh terhadap audit delay secara simultan maupun parsial dan sejauh mana pengaruh yang diberikan.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan go publik di BEJ tahun 2003-2005 dengan jumlah sampel 810 perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay sedangkan variabel independennya adalah ukuran perusahaan, klasifikasi industri, dan laba rugi perusahaan.Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode dokumenter. Alat analisis data yang digunakan statistik deskriptif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dengan uji F dan uji t.
Hasil penelitian secara simultan (uji F) diperoleh Fhitung 19.067> Ftabel 2.211artinya ukuran perusahaan, klasifikasi industri, dan laba rugi perusahaan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap audit delay. Koefisien determinasi (R2) 0.066 atau 6.6% artinya variabel independent mempengaruhi variabel dependent sebesar 6.6% dan sisanya 93.7% dipengaruhi oleh faktor lain. Secara parsial ukuran perusahan diketahui nilai thitung -0.244< ttabel1.9679 artinya ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay. Klasifikasi industri diketahui nilai thitung 6.898> ttabel1.9688 artinya klasifikasi industri berpengaruh terhadap audit delay. Laba rugi perusahaan diketahui nilai thitung 1.989> ttabel 1.9679 artinya laba rugi perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar menggunakan data primer dan menambah variabel yang mungkin berpengaruh untuk menguji audit delay, karena masih banyak faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap audit delay yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.