Abstraksi
Persediaan (inventory) adalah aktiva yang dimiliki perusahaan untuk dijual dalam operasi bisnis normal atau barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam memproduksi barang yang akan dijual. Pemilihan metode persediaan merupakan hal yang penting, karena setiap keputusan yang diambil memiliki konsekuensi ekonomik. Konflik kepentingan antar agen ekonomi dapat timbul ketika sebuah perusahaan harus memilih metode persediaan mana yang diterapkan. Hal ini timbul karena adanya perbedaan hasil ekonomi dari masingmasing metode persediaan. Pemilihan metode persediaan di Indonesia mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14 yang memberikan kebebasan bagi perusahaan untuk menggunakan salah satu alternatif metode persediaan yaitu Masuk Pertama Keluar Pertama (First In First Out), Masuk Terakhir Keluar Pertama (Last In First Out) dan Rata-rata (Average). Dalam hal pemilihan metode persediaan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode persediaan sebagai pertimbangan merupakan hal yang penting. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan di antaranya struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah struktur kepemilikan, ukuran perusahaan dan rasio perputaran persediaan mempengaruhi pemilihan metode persediaan.
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2004. Sampel 93 dalam penelitian ini sebanyak yang terdiri dari 17 perusahaan menggunakan metode FIFO dan 76 perusahaan menggunakan metode rata-rata. Alat analisis statistik yang digunakan adalah regresi logistik dengan tingkat signifikansi 5%. Pengujian menggunakan bantuan program SPSS for Windows versi 11.5.
Hasil pengujian untuk variabel struktur kepemilikan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,960. Nilai signifikansi 0,960 ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Ukuran Perusahaan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011. Nilai signifikansi 0,011 ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan. Rasio perputaran persediaan diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,048. Nilai signifikansi 0,048 ini lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini berarti rasio perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan.
Simpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini adalah (1) Struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap pemilihan metode persediaan. Hal ini dikarenakan hanya sedikit manajer yang memiliki saham pada perusahaan. (2) Ukuran perusahaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilihan metode persediaan. Dimana perusahaaan besar cenderung memilih menggunakan metode persediaan rata-rata yang dapat memperoleh penghematan pajak, sedangkan perusahaan kecil cenderung memilih menggunakan metode persediaan FIFO sehingga akan memperoleh laba yang besar yang akan dapat memperoleh pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya. (3) Rasio perputaran persediaan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pemilhan metode persediaan. Perusahaan yang menggunakan metode rata-rata cenderung memiliki inventory turnover yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang menggunakan metode FIFO. Saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah : Dalam hal pemilihan metode persediaan, hendaknya manajer memilih metode yang tepat bagi kondisi perusahaan dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode persediaan. Sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan besar untuk dapat melakukan penghematan pajak dapat menggunakan metode rata-rata yang dapat menurunkan laba. Sedangkan pada perusahaan kecil, untuk dapat memperoleh dana dari bank atau lembaga keuangan lainnya dapat memilih menggunakan metode FIFO yang dapat meningkatkan laba yang akan dapat memberikan gambaran kinerja yang bagus bagi perusahaan. Perusahaan yang menggunakan metode rata-rata memiliki indikasi inventory turnover yang tinggi, sebaliknya perusahaan yang menggunakan metode FIFO mempunyai indikasi inventory turnover yang rendah. Namun sebagian perusahaan yang menggunakan metode rata-rata pada penilitian ini ada yang memiliki indikasi inventory turnover yang rendah. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menggunakan metode rata-rata pada penelitian ini ada yang memiliki persediaan akhir yang tinggi, sehingga memiliki inventory turnover yang rendah.