Abstaraksi
Primkop Polwiltabes Semarang merupakan salah satu bentuk badan usaha yang berkedudukan di wilayah Kepolisian Kota Besar Semarang yang anggotanya terdiri dari anggota Polri, PNS dan Purnawirawan Polri. Mengingat wujud nyata koperasi pada saat ini bukan hanya sekedar sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial akan tetapi lebih dari pada itu, merupakan suatu badan usaha yang melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi dan berorientasi untuk meningkatkan pendapatan dengan tidak menghilangkan adanya motif sosial. Kecermatan dalam pencatatan akuntansi akan membantu terwujudnya efisiensi kerja, oleh karena itu dirasa sangat perlu untuk mengetahui bagaimana sistem dan prosedur akuntansi kegiatan usaha. Salah satunya adalah pengeluaran untuk biaya pembelian persediaan yang merupakan pengeluaran rutin serta mempunyai nilai yang cukup besar. Yang lebih penting adalah suatu pedoman atau aturan yang berupa prosedur pembelian.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana unit organisasi yang terkait pembelian dan tugas masing-masing bagian ? (2) Dokumen atau formulir apa saja yang digunakan dalam melakukan pembelian ? (3) Bagaimana prosedur pembelian yang ideal di Primkop Polwiltabes Semarang secara teoritis ? Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui bagaimana unit organisasi yang terkait pembelian dan tugas masing-masing bagian, (2) Untuk mengetahui dokumen atau formulir apa saja yang digunakan dalam melakukan pembelian, (3) Untuk mengetahui bagaimana prosedur pembelian yang ideal di Primkop Polwiltabes Semarang secara teoritis.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik wawancara langsung dengan pembimbing lapangan, pegawai dan pejabat fungsional dan pejabat struktural di Primkop Polwiltabes Semarang, observasi pelaksanaan kegiatan audit, serta pengumpulan data dengan metode kepustakaan. Data yang terkumpul dianalisis dengan analisis deskriptif kualitiatif dalam bentuk pernyataan dan uraian, serta memberikan saran perbaikan prosedur pembelian persediaan yang dilaksanakan di Primkop Polwiltabes Semarang.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa prosedur pembelian persediaan yang dilaksanakan Primkop Polwiltabes Semarang sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku tetapi sifatnya sederhana. Ada dua kelemahan yaitu tidak adanya formulir order pembelian dan laporan penerimaan barang yang dibuat rangkap dan tidak adanya formulir dalam pembuatan tembusan dan pendistribusian pembelian yang terjadi.
Berdasarkan hasil analisis peneliti menyarankan pada Primkop Polwiltabes Semarang sebagai berikut : formulir order pembelian dan laporan penerimaan barang yang sebelumnya tidak dibuat rangkap supaya dibuat rangkap, dalam pembuatan tembusan dan pendistribusiannya perlu diadakan pembenahan dalam membuat formulir-formulir yang dibutuhkan.