SARI
Rendahnya keterampilan menyimak wawancara siswa memerlukan adanya perbaikan proses pembelajaran. Pada umumnya, pembelajaran menyimak yang berlangsung kurang efektif. Siswa menganggap keterampilan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit dan siswa merasa kurang termotivasi dalam pembelajaran tersebut.
Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana peningkatan keterampilan menyimak wawancara dan perubahan perilaku siswa kelas VII-B SMP 10 Semarang dalam pembelajaran keterampilan menyimak wawancara setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan media audiovisual berupa VCD melalui pendekatan kooperatif metode NHT. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi peningkatan keterampilan menyimak wawancara dan perubahan perilaku siswa kelas VII-B SMP 10 Semarang dalam pembelajaran menyimak wawancara setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan media audiovisual berupa VCD melalui pendekatan kooperatif metode NHT.
Penelitian ini ingin menerapkan media VCD yang berisi rekaman teks wawancara dengan seorang tokoh atau narasumber dan pendekatan kooperatif metode NHT dalam pembelajaran keterampilan menyimak wawancara. Hal ini dimaksudkan untuk membantu dan memotivasi siswa dalam menemukan hal-hal penting dari teks yang disimak, menuliskan isi wawancara dalam bentuk paragraf, dan mengungkapkan secara lisan isi wawancara. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP 10 Semarang dengan sumber data siswa kelas VII-B yang berjumlah 39 siswa. Penelitian ini dilakukan 2 siklus yaitu siklus I dan siklus II, yang tiap siklus terdiri atas 4 tahap yaitu perencanaan, pengamatan, tindakan, dan refleksi. Langkah pembelajarannya yaitu: (1) siswa menyimak VCD, (2) siswa menuliskan hal-hal penting, (3) siswa berkelompok dan diberi nomor yang berbeda dalam tiap kelompok, (4) dalam kelompok siswa mendiskusikan isi wawancara kemudian ditulis dalam bentuk paragraf, (5) guru menyebut salah satu nomor, kemudian siswa yang nomornya disebut mengangkat tangan, lalu guru menyebut salah satu nama kelompok, (6) siswa yang terpilih maju untuk presentasi hasil kerja kelompok, dan (7) melalui langkah yang sama kelompok lain memberikan tanggapan.
Hasil penelitian siklus I menunjukkan perolehan nilai siswa masih dalam kategori cukup yaitu sebesar 65,20 dan belum memenuhi target yang telah ditetapkan yaitu 70,00 dalam kategori baik. Begitu juga berdasarkan hasil refleksi, masih ada siswa yang tidak dapat melihat dan mendengar dengan jelas media, masih ada siswa yang tidak menyukai isi rekaman, tidak cocok dengan anggota kelompok sehingga ramai dengan anggota kelompok lain, serta malu dan grogi ketika mengungkapkan isi wawancara. Oleh karena itu, peneliti melakukan tindakan-tindakan perbaikan pada pembelajaran siklus II, yaitu (1) mengganti isi rekaman teks wawancara yang lebih menarik; (2) mengubah posisi media supaya dapat dilihat dan didengar oleh seluruh siswa; (3) mengatur posisi duduk tiap-tiap kelompok, supaya tidak saling mengganggu; (4) memberi penghargaan pada 3 kelompok terbaik. Reaksi siswa, siswa lebih tertarik dan antusias terhadap pembelajaran, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang positif. Perubahan perilaku ini mengakibatkan peningkatan hasil tes keterampilan menyimak wawancara siswa sebesar 14,28%, yaitu 65,20 pada siklus I menjadi 74,51 pada siklus II.
Berdasarkan analisis data tes dan nontes dapat disimpulkan, bahwa keterampilan menyimak wawancara dengan menggunakan media audiovisual dan pendekatan kooperatif metode NHT pada siswa kelas VII-B SMP 10 Semarang mengalami peningkatan dan terjadi perubahan perilaku ke arah positif. Penulis menyarankan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia supaya menggunakan media audiovisual berupa VCD dan menerapkan pembelajaran kooperatif metode NHT dalam pembelajaran menyimak wawancara. Bagi siswa hendaknya sering berlatih menyimak, agar dapat menangkap informasi wawancara yang disimak dengan baik. Bagi peneliti diharapkan melakukan penelitian dengan menggunakan media dan metode yang lain, untuk menambah khasanah ilmu bahasa.