Abstraksi
Globalisasi memacu arus informasi dan alih teknologi serta mengubah konsumen menjadi lebih peka terhadap kualitas dan harga suatu produk. Oleh sebab itu, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas produk. Perusahaan harus mampu memanfaatkan peluang dan terus menerus memperbaiki dan memperbaharui strategi. PT. Sandang Nusantara Unit Patal Secang adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi benang dengan bahan baku kapas dan bahan pembantu selain kapas. Dalam pengendalian kualitas perusahaan tersebut, masih terdapat produk cacat diatas batas toleransi sebesar 2% yang pada minggu ke-16 dan ke-17 yaitu sebesar 2,58% dan 2.27%.
Six sigma sebagai salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip pengendalian kualitas, memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan luar biasa dengan terobosan yang aktual. Six sigma merupakan alat penting bagi manajemen produksi untuk menjaga,memperbaiki, mempertahankan kualitas produk dan terutama untuk mencapai peningkatan kualitas menuju zero defect.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, sedangkan metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah metode Six Sigma yang melalui lima tahapan analisis yaitu define, measure, analyze, improve, dan control. Analisis regresi linier digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah produksi terhadap produk cacat, yang digunakan untuk memprediksi tingkat kecacatan produk oleh pihak manajemen perusahaan. Analisis regresi dengan membuat persamaan regresi Y = β(X).
Analisis hasil penelitian menggunakan metode six sigma untuk mengetahui pengendalian kualitas dengan melalui beberapa tahap, yaitu tahap pendefinisian (define), adalah mendefinisikan masalah standar kualitas dalam proses produksi perusahaan, mendefinisikan rencana tindakan yang harus dilakukan serta menetapkan sasaran dan tujuan peningkatan kualitas six sigma. Sedangkan pada tahap pengukuran (measure) dihitung nilai Upper Control Limit (UCL), Lower Control Limit (LCL) serta perhitungan DPMO dan Sigma pada tiga penyebab cacat tertinggi yaitu crossing, ring dan gembos. Berdasarkan perhitungan nilai Sigma, rata-rata nilai sigma perusahaan adalah 4.37 dengan 2042 Defect per million Opportunitas (DPMO). Pada tahap analyze dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas benang dan kemampuan proses perusahaan cukup baik serta faktor-faktor utama penyebab produk cacat adalah unsur mesin. Tahap selanjutnya adalah improve dengan melakukan perawatan dan perbaikan mesin secara berkala, mengawasan karyawan bagian produksi dan pemilihan kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi serta pengelompokan produk cacat berdasarkan jenis dan mesin, melakukan pengamatan setiap minggu, pendataan cacat produksi dilakukan secara detail, pengontrolan produk cacat dilakukan dengan baik, skill dan kesadaran operator harus ditingkatkan, Supervisor bertanggung jawab terhadap produk cacat masing-masing area. Tahap terakhir adalah control dengan melakukan pencatatan dan penimbangan produk cacat dari masing-masing jenis dan mesin, melaporkan hasil penimbangan kepada supervisor, dan pengawasan terhadap kegiatan produksi oleh ketua bagian produksi secara terus menerus. Hasil analisis regresi linier menyimpulkan bahwa ada pengaruh jumlah produksi terhadap produk cacat yaitu sebesar 0,011 %.
Berdasarkan analisis peneliti, faktor-faktor yang menyebabkan produk cacat yang paling dominan adalah mesin kemudian diikuti faktor karyawan, faktor metode dan faktor bahan baku sebagai sebab lain yang membentuk produk akhir.
Dalam penelitian ini disarankan agar sebaiknya perusahaan meningkatkan kapabilitas sigma, meningkatkan kemampuan proses dengan cara melakukan perbaikan terhadap mesin, karyawan, metode dan bahan baku.