ABSTRAK
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting bagi dunia industri. Karena pengendalian kualitas yang baik akan dapat menjaga kestabilan mutu. Tujuan pokok dari statistik kendali mutu adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga/pergeseran proses sehingga dapat segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai untuk diproduksi.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1. apakah variabilitas atau pemencaran pada proses pengukuran kadar air dalam teh kering terkendali dan berapakah batas pengendali dimana proses produksi tersebut dikategorikan benar-benar terkendali secara statistik; 2. apa penyebabnya dan bagaimana cara menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah 1. untuk mengetahui variabilitas atau pemencaran pada proses pengukuran kadar air dalam teh kering dengan menggunakan statistik kendali mutu dan mengetahui batas pengendali dimana proses produksi tersebut dikategorikan benar-benar terkendali secara statistik; 2. untuk mengetahui penyebab dan cara menanggulanginya jika proses produksi tidak terkendali secara statistik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
Hasil analisis pengendalian kualitas stasistik, untuk grafik pengendali R tidak ada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun bawah maka proses produksi terkendali secara statistik. Sedangkan untuk grafik pengendali Xada titik yang berada di luar batas pengendali atas maupun bawah maka proses di luar kontrol. Selanjutnya dilakukan revisi sampai proses produksi benar-benar terkendali secara statistik.
Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa variabilitas atau pemencaran pada proses pengukuran kadara air dalam teh kering terkendali dan berjalan wajar.Sedangkan batas pengendali dimana proses produksi terkendali secara statistik adalah untuk grafik pengendali R yaitu BPA=3,53; R=1,60; BPB= 0 dan untuk grafik pengendali X yaitu BPA=6,31; X=5,30; BPB=4,29. Karena pada grafik pengendali X ada titik yang berada di luar batas pengendali maka proses produksi tidak terkendali. Faktor yang menyebabkannya adalah manusia, bahan baku dan lingkungan sehingga Unit Perkebunan Tambi khususnya bagian quality control harus secepatnya menanggulanginya dan perlu melakukan pengendalian kualitas dan pengawasan lebih ketat.