BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Initial Public Offering (IPO) adalah mekanisme yang harus dilakukan perusahaan saat melakukan penawaran saham pertama kalinya kepada khalayak ramai di pasar perdana. Dalam melakukan IPO, perusahaan harus menerbitkan prospektus sebelum melakukan listing di BEJ. Informasi yang terdapat dalam prospektus akan digunakan investor untuk pengambilan keputusan di bursa. Informasi dalam prospektus memberikan gambaran tentang kondisi, propek ekonomi, rencana investasi, ramalan laba, dan dividen yang akan dijadikan dasar dalam pembuatan keputusan. Penilaian investor terhadap kondisi dan prospek perusahaan akan menentukan besarnya dana yang dapat diperoleh perusahaan dari pasar modal.
Perusahaan yang melakukan IPO cenderung melakukan manajemen laba. Hal ini disebabkan informasi mengenai perusahaan yang belum go public relatif sulit diperoleh oleh investor karena investor hanya mengandalkan informasi yang terdapat dalam prospektus. Prospektus adalah dokumen yang berisikan informasi tentang perusahaan penerbit sekuritas dan informasi lainnya yang berkaitan dengan sekuritas yang ditawarkan.
Prospektus berisi informasi keuangan dan non keuangan. Informasi keuangan terdiri dari neraca (balance sheet), laporan laba rugi (income statement), laporan arus kas (cash flow statement), dan penjelasan atas laporan keuangan (notes of financial statement). Sedangkan informasi non keuangan berisi informasi mengenai underwriter, auditor independen, konsultan hukum, nilai penawaran saham, prosentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan informasi lain yang mendukung (Broude, 1997; DuCharme et al., 2000 dalam Elvina Sulistiawati, 2006). Informasi dalam prospektus tersebut dibutuhkan investor dalam proses pembuatan keputusan di bursa.
Teoh et al (1998) dalam Erni Ekawati (2006) menemukan discretionary current accrual disekitar IPO lebih tinggi untuk perusahaan yang sedang melakukan IPO dibandingkan dengan perusahaan yang tidak sedang melakukan IPO (non issuer). Sehingga Teoh et al (1998a) menyimpulkan perusahaan yang sedang IPO melakukan manajemen laba.
Manajemen laba merupakan intervensi langsung dalam proses laporan keuangan dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat tertentu, baik bagi manajer maupun bagi perusahaan. Motivasi manajer melakukan manajemen laba berkaitan dengan adanya informasi akuntansi. Informasi akuntansi diharapkan akan dapat meminimalkan konflik pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (Watt & Zimmerman, 1990 dalam Gumanti, 2000). Pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan mencakup manajer,