ABSTRAK
Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid sintesis yang banyak digunakan dalam bahan anti nyamuk. Pyrethroid menyebabkan penghambatan enzim mikrosom sel hati, berpotensi toksik dan menyebabkan peroksidasi lipid pada sel hati. Apabila terjadi kerusakan hati, maka SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) dalam darah akan meningkat.Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang berperan sebagai pereduksi radikal bebas dan mencegah oksidasi peroksidasi asam lemak tidak jenuh. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas antioksidan vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar allethrin.
Penelitian ini menggunakan desain post test randomized control design. Populasi yang digunakan adalah tikus putih jantan yang terpapar allethrin 8 jam/ hari selama 45 hari. Sampel yang digunakan yaitu 16 tikus putih jantan yang terbagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I kontrol, II dengan perlakuan vitamin C 1,8 mg, III vitamin E 1,44 mg dan IV mendapatkan vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg. Perlakuan diberikan selama 45 hari. Pengambilan serum darah pada hari ke- 46 kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT dan SGPT. Data yang diperoleh berupa kadar SGOT dan SGPT dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan uji BNT.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar SGOT dan SGPT cenderung menurun. Hasil ANAVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian antioksidan vitamin C dan E berpengaruh signifikan pada kadar SGOT dan SGPT (p<0,05) tikus putih. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa rata-rata kadar SGOT masing-masing perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada kelompok III dengan IV.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antioksidan vitamin C dan E dapat menormalkan kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar allethrin.