SARI
Berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting karena di dalamnya mengandung informasi yang ingin disampaikan. Namun, pada proses pembelajaran masih sering terjadi misunderstanding informasi antara guru dengan siswa. Pembelajaran berbicara pun belum dilaksanakan dengan baik Berdasarkan hasil observasi, kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2005/2006 adalah kelas yang tingkat keterampilan berbicaranya paling rendah.
Rumusan masalah penelitian ini yaitu bagaimana perubahan perilaku belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang dalam menyampaikan informasi setelah diberikan tindakan pembelajaran dengan teknik information gap? Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi perubahan perilaku belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang dalam menyampaikan informasi setelah diberikan tindakan pembelajaran melalui teknik information gap.
Penelitian ini menerapkan teknik information gap dalam pembelajaran menyampaikan informasi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri atas 2 siklus, masing-masing terdiri atas 4 tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Sumber datanya adalah siswa kelas VIII-D SMP Negeri 5 Semarang tahun ajaran 2005/2006 sebanyak 46 siswa. Teknik yang diterapkan yaitu: siswa berlatih berbicara, guru menampilkan gambar dan menghadirkan narasumber, guru melakukan simulasi dan pemodelan, siswa bertanya kepada narasumber, dan siswa menyampaikan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan perilaku siswa yang positif. Tindakan yang dilakukan guru pada siklus I berupa pemberian simulasi dan pemodelan cara menyampaikan informasi dengan teknik information gap, memberi rumus 5W+H dalam menyampaikan informasi, memberi siswa kesempatan berlatih berbicara, dan memberi pilihan gambar dengan tema sama. Siswa memberi reaksi positif dengan cara menyampaikan informasi sesuai tindakan guru. Berdasarkan refleksi siklus I perlu adanya pengubahan tema.
Tindakan perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II berupa: mengubah tema dengan 7 tema berbeda, menunjukkan kesalahan yang masih dilakukan siswa dan cara memperbaikinya, serta memberi penegasan rumus 5W+H dalam menyampaikan informasi. Siswa memberi reaksi lebih positif karena siswa lebih maksimal melakukan pembelajaran. Perubahan perilaku belajar siswa ditunjukkan dengan: pada pembelajaran siklus I, siswa masih banyak yang ramai, bercanda sendiri, kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya, merasa bosan, dan bermalas-malasan. Namun, pada pembelajaran siklus II siswa terlihat lebih tenang, serius, lebih bertanggung jawab, dan antusias mengikuti pembelajaran. Perubahan perilaku itu mengakibatkan peningkatan keterampilan menyampaikan informasi sebesar 18,75% yaitu 68,30 pada siklus I menjadi 81,11 pada siklus II.
Dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan perilaku belajar siswa ke arah positif yang diikuti dengan peningkatan keterampilan menyampaikan informasi siswa setelah diterapkan pembelajaran menyampaikan informasi dengan teknik information gap.