BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi akuntan di Indonesia pada masa yang akan datang menghadapi tantangan yang sangat berat. Untuk itu kesiapan yang menyangkut profesionalisme profesi mutlak diperlukan. Profesionalisme suatu profesi mensyaratkan 3 hal utama yang harus dimiliki oleh setiap anggota profesi tersebut yaitu keahlian ( skill ), karakter ( character ), dan pengetahuan ( knowledge ).
Proses pembentukan profesionalisme profesi berawal dari pendidikan profesi berawal dari pendidikan profesi, dalam hal ini pendidikan akuntansi di perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan, bertujuan menyediakan sumber pengetahuan dan pengalaman belajar ( knowledge and learning experience ) bagi para mahasiswanya. Tujuan tersebut dicapai melalui bentuk kegiatan belajar mengajar yang disebut kuliah. Kuliah merupakan bentuk interaksi antara dosen, mahasiswa, dan pengetahuan/ketrampilan. Kuliah dan dosen merupakan salah satu sumber pengetahuan utama bagi para mahasiswa. Namun pendidikan tinggi akuntansi seharusnya tidak hanya menekankan pada kebutuhan keahlian ( skill ) dan pengetahuan ( knowledge ) yang bersifat teoritis, tetapi juga harus mampu mensosialisasikan kepada mahasiswanya hal – hal yang berhubungan dengan dunia praktik dan lingkungan kerja profesi akuntansi.
Di Indonesia, proses pendidikan dan pengajaran akuntansi dipandang belum mampu menghasilkan lulusan yang professional, yang siap terjun ke dunia bisnis ( Machfoedz, 1997 ).Proses tersebut meliputi: desain kurikulum, desain silabus, struktur pengajaran dan sistem pengajaran. Hal lain yang menyebabkan perlunya restrukturisasi pendidikan akuntansi adalah adanya indikasi bahwa para lulusan pendidikan akuntansi di perguruan tinggi meninggalkan bangku kuliah dengan persepsi yang kurang tepat mengenai lingkungan kerja profesi akuntan. Tentu saja hal ini tidak sesuai dengan yang diungkapkan Hanno dan Turner ( 1995 ) bahwa pendidikan akuntansi harus mampu memberikan “ a knowlwdge of business and their environtment “ ( dalam Machfoedz, 1997 ).
Dalam penelitiannya, Carcello et al. ( 1991 ) melakukan studi dengan membandingkan harapan mahasiswa akuntansi dan pengalaman akuntan pemula di kantor akuntan public. Studi ini mendapatkan bukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara harapan mahasiswa dengan pengalaman akuntan pemula dalam sebagian besar item yang diteliti. Tentu saja hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah yang salah satunya ialah ketidakpuasan kerja bagi para lulusan akuntansi ketika mereka terjun ke lapangan pekerjaan.
Adanya perbedaan persepsi tersebut dan akibat yang ditimbulkan telah dibahas di dalam beberapa literature, yang mana proses pendidikan akuntansi yang diterapkan juga memiliki pengaruh di dalamnya ( Carcello et al., 1991 ). Menurut Clikeman dan Henning ( 2000 ) perilaku dan keyakinan mahasiswa berubah selama mereka menempuh pendidikan profesi. Demikian juga dengan Sudibyo ( 1995 ) yang menyatakan bahwa dunia pendidikan akuntansi juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku etika akuntan yang merupakan bagian dari profesi akuntan.
Salah satu profesi akuntan yang paling popular di masyarakat dan khususnya di kalangan mahasiswa akuntansi adalah profesi akuntan publik.