BAB I
PENDAHULUAN
1.1 . ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Didalam kehidupan saat ini banyak kita lihat kebiasaan serta pola hidup yang kurang baik bagi kesehatan tubuh. Salah satunya yaitu kebiasaan merokok. Pada kehidupan masyarakat sejak dahulu hingga saat ini kebiasaan merokok merupakan hal yang sangat umum. Kebiasaan ini bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi juga merugikan bagi orang lain yang ada dilingkungan sekitar kita. Hal ini terjadi karena adanya faktor-faktor dari lingkungan, media masa serta iklan-iklan yang sangat berpengaruh dan menyebabkan seseorang itu terpikat pada rokok. Rata-rata perokok berpendapat bahwa merokok dapat megurangi, menghilangkan tekanan (stress) pada hidup saat bekerja maupun belajar atau masalah-masalah yang dihadapi selama di rumah atau di tempat kerja. Disamping itu, merokok juga dianggap memberikan kenikmatan, merangsang timbulnya berbagai ide, menjernihkan pikiran dan menghangatkan suasana.
Menurut data WHO, satu juta manusia pertahun di dunia yang meninggal karena merokok dan 95% diantaranya disebabkan oleh karena kanker paru dan merokok. Kematian karena kanker paru, 50% terjadi pada perokok pasif seperti janin dalam kandungan ibu perokok, anak-anak dari orang tua perokok dan orang dewasa bukan perokok yang berada dalam lingkungan perokok (Sumintari, 1997:2).
Pada umumnya mereka tidak menghiraukan pengaruh negatif yang ditimbulkan oleh kebiasaan merokok tersebut. Dunia kesehatan secara jelas menyatakan bahwa rokok memberikan dampak negatif yang luas bagi kesehatan dengan meningkatkan angka kesakitan, kematian serta penderitaan umat manusia (Sumintari, 1997:2)
Ketagihan dalam mengisap rokok disebabkan karena kandungan nikotin dan tar membuat seseorang itu susah untuk berhenti dari kebiasaan buruk ini. Pihak perusahaan biasanya tidak mencantumkan bahan-bahan yang terkandung dalam produk mereka. Tetapi melalui penelitian dipercayai lebih 4.000 bahan kimia yang terkandung dalam rokok dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi tubuh, salah satunya adalah toksik (Suharjo, 2003:2). Tar, karbon monoksida dan nikotin adalah tiga komposisi utama dalam asap rokok yang mengancam kesehatan terutama melalui pertukaran gas atau sistem cardiovascular (Pelita Brunai, 2005:2). Penggunaan nikotin dalam dosis yang rendah dapat menyebabkan eksitasi yang dirasakan sebagai kenikmatan, tetapi pada dosisi yang tinggi menyebabkan inhibisi setelah eksitasi sepintas yang mendorong perokok ingin terus merokok (Sumintari, 1977:2 ). Dengan adanya gangguan-gangguan pada metabolisme sel serta sistem cardiovascular mempunyai efek terhadap kesehatan serta kondisi fisik yang semakin lama semakin menurun. Apabila setiap hari kita menghisap gas Co maka jalan nafas sari pembuluh darah terhambat, sehingga karbon monoksida lebih mudah terikat pada hemoglobin dari pada oksigen (Nusaindah; 2005:2 ).
Haemoglobin mengikat Co 250 kali lebih mudah dibandingkan mengikat dengan O2. Supaya tubuh kita sehat maka ikatan oksigen dan haemoglobin harus lebih banyak agar dapat meningkatkan kemampuan aerobik. Co banyak, maka akan semakin berkurang daya angkut bagi oksigen dan orang dapat meninggal dunia karena keracunan Co, namun pengaruh Co yang dihirup oleh perokok dengan sedikit demi sedikit dengan lambat namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan nafas dan pembuluh darah.
Asap rokok dapat mengakibatkan batuk yang kuat dan berlebih (chronic bronchitis) dan apabila berterusan, alveoli dalam paru-paru mengembang dan kurang elastik, mengakibatkan penyerapan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida menjadi terhambat. Jika seseorang itu perokok maka pasokan oksigen akan lebih sedikit dibandingkan Co sehingga bisa menyebabkan terjadinya pernafasan yang terengah-engah. Selama seseorang melakukan aktivitas yang berat, maka tubuh mungkin akan memerlukan oksigen sebanyak 20 kali dari normal. Tetapi karena peningkatan curah jantung, maka waktu yang dibutuhkan