BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir dewasa ini telah membawa umat manusia ke taraf kehidupan yang lebih baik dibandingkan dengan taraf kehidupan sebelumnya. Seiring dengan perkembangannya telah menarik perhatian banyak orang dalam pemanfaatan teknologi nuklir baik yang bersifat kimia maupun radioaktif. Di Indonesia pengembangan dan pemanfaatan teknologi nuklir digunakan untuk tujuan damai antara lain dalam bidang kedokteran, bidang industri, bidang pertanian, bidang hidrologi dan bidang arkeologi. Efek samping dari pemanfaatan teknologi modern adalah adanya limbah yang harus dikelola keberadaannya agar tidak berdampak negatif bagi manusia ataupun lingkungannya. Kemajuan industri perlu penanganan yang serius dan perawatan yang berkesinambungan, tidak terkecuali pada industri-industri galvanising. Sejalan dengan perkembangan teknologi, kebutuhan logam akan semakin meningkat, terutama besi dan baja yang banyak digunakan dalam bidang konstruksi bangunan, baik gedung, tower dan lain sebagainya. Kualitas besi dan baja yang dibutuhkan perlu diperhatikan, sehingga adanya korosi dalam bahanbahan tersebut harus dibatasi untuk memenuhi kualitas besi dan baja yang Korosi merupakan reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat dilingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki, yang sering disebut perkaratan.
Korosi dapat dicegah dengan melindungi besi atau baja dari interaksi dengan lingkungannya diantaranya dengan pengecatan, elektroplating dan galvanisasi. Galvanisasi merupakan metode yang dianggap lebih menguntungkan dari segi ekonomi karena ketahanannya dapat mencapai kurun waktu ± 50 tahun. Galvanisasi atau Hot Dip Galvanize (HDG) adalah suatu cara untuk menghambat terjadinya korosi. Prinsip dari HDG ini yaitu logam seng dipanaskan sampai lebur, kemudian logam dasar (setelah melalui proses perlakuan pendahuluan) dicelupkan ke dalam seng lebur tersebut sehingga terjadi pelapisan. Untuk menghasilkan kualitas galvanis yang baik, maka perlu dilakukan pengontrolan yang teratur terhadap kandungan zat-zat tiap tahap proses galvanisasi. Salah satu proses yang dilalui adalah rinsing, proses ini bertujuan untuk pembilasan sisa-sisa asam yang masih menempel pada besi. Dari sisa limbah bak rinsing inilah akan dianalisis kadar logam berat yang berhasil tercuci. Limbah adalah hasil buangan proses aktivitas manusia yang sudah tidak dimanfaatkan kembali. Setiap hari jumlah limbah yang terbuang dan mengotori lingkungan semakin bertambah jumlahnya. Kondisi seperti ini tidak diimbangi dengan upaya penanganan limbah secara tepat. Kita pun sepatutnya menyadari akan bahaya yang dapat ditimbulkan dari kurang tanggapnya pada permasalahan yang timbul dari limbah ini. Salah satu contoh kecil aktivitas manusia yaitu pada kegiatan pabrik galvanising. Pabrik galvanising juga menghasilkan limbah sebagai hasil buangan proses aktivitasnya.
Sebelum limbah cair dibuang ke lingkungan perlu diketahui jenis unsur dan kadar dari unsur tersebut apakah melebihi dari batas-batas yang ditentukan apa tidak maka limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu. Pengolahan limbah cair maupun padat harus dilakukan dengan cermat, dimulai dengan perencanaan yang tepat dan teliti. Pelaksanaan pembangunan fasilitas instalasi pengolahan limbah (IPAL) atau unit pengolahan limbah (UPL) yang benar, serta pengoperasian UPL yang cermat.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN). AAN adalah metode analisis sampel atau sampel untuk mengetahui unsur-unsur yang terdapat di dalam bahan atau sampel yang didasarkan pada pengukuran keradioaktifan imbas jika suatu bahan atau sampel diiradiasi dengan neutron. Sampel limbah cair sebelum dianalisis diaktivasi menggunakan sumber neutron dari Reaktor Kartini. Setelah diaktivasi kemudian sampel limbah cair dicacah menggunakan spektrometri-_ selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif, dan dikenal dengan AAN. Metode ini digunakan untuk menentukan banyak unsur secara serentak tanpa merusak sampel dan waktu analisisnya relatif cepat. Prinsip kerja dari metode ini apabila suatu sampel yang mengandung beberapa macam unsur diiradiasi dengan neutron maka akan terjadi interaksi neutron dengan inti unsur-unsur tersebut.
Dalam penelitian ini AAN termasuk dalam kategori neutron thermal dengan tenaga datang 0,025 eV. Apabila sampel limbah cair ditempatkan dalam fluks neutron yang berasal dari reaktor dan mengalami penyerapan neutron akan menghasilkan isotop radioaktif dengan umur paruh tertentu. Jika inti atom suatu bahan yang belum diketahui komposisisnya ditembaki dengan berkas neutron, maka terjadi ketidak stabilan inti dan akan memancarkan sinar dengan tenaga