BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Akuntansi menghasilkan informasi yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan. Informasi itu sendiri adalah data atau fakta yang diolah dan disajikan dengan cara tertentu sehingga mempunyai makna bagi yang berkepentingan terhadap informasi tersebut. Akuntansi hanyalah menyediakan aspek informasi tentang satu unit organisasi yaitu informasi kuantitatif yang dituangkan dalam bentuk laporan keuangan (Suwardjono, 2002,8).
Suatu data akan merupakan informasi bila data tersebut menambah pengetahuan bagi pembacanya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa untuk menjadi informasi suatu data harus mempunyai nilai informasi. Agar dapat dikatakan mempunyai nilai dalam pengambilan keputusan, suatu informasi harus (Suwardjono, 2002;11) :
1. Menambah pengetahuan pengambil keputusan, baik pengetahuan saat ini maupun masa yang akan datang.
2. Menambah keyakinan pemakai informasi mengenai profitabilitas dan terealisasinya suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian (mengurangi ketidakpastian).
3. Mengubah keputusan atau prilaku (tindakan).
Laporan keuangan akan menjadi lebih bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi, apabila dengan informasi laporan keuangan tersebut dapat di prediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan mengolah lebih lanjut laporan keuangan melalui proses perbandingan, evaluasi, dan analisis trend akan diperoleh prediksi tentang apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Disinilah arti penting suatu analisis laporan keuangan (Prastowo, 1995;29).
Menurut Hanafi dan Halim (1995;34), karakteristik kualitatif dari laporan keuangan antara lain adalah relevan dan mempunyai nilai prediksi serta umpan balik. Informasi yang relevan dapat membantu pemakai laporan keuangan untuk membentuk harapan dan kesimpulan mengenai hasil-hasil masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang. Informasi akuntansi mempunyai nilai prediksi apabila informasi tersebut dapat dipakai untuk memprediksi lebih akurat berdasarkan informasi masa lalu dan saat sekarang. Informasi memiliki kemampuan umpan balik apabila informasi tersebut dapat dipakai untuk mengkonfirmasikan kesimpulan-kesimpulan tertentu mengenai masa lalu. Informasi yang mempunyai nilai keduanya (prediksi dan umpan balik) bisa dipakai untuk memprediksi masa mendatang lebih tepat lagi.
Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif, tergantung untuk apa suatu analisis di lakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (helfert, 1991).
Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan kegunaan rasio keuangan antara lain (Jurisly, 2004;3); Menguji kegunaan rasio keuangan untuk memprediksi kebangkrutan perusahaan (Winakor dan Smith, 1930; Altman, 1968; Dambolena dan Khoury, 1980; Whittred dan Zimmer, 1984; Houghton, 1984; Robertson, 1985; Thomson, 1991), Memprediksi keuntungan saham (O’conner, 1973;Ou dan Penman, 1989;Barlev dan Livnal, 1990), dan memprediksi perubahan laba (Freeman dkk, 1982; Ou, 1990; Penman, 1992; Machfoedz, 1994; Zainuddin dan Hartono, 1999).
Berdasarkan uraian diatas, penggunaan rasio keuangan yang bersumber dari informasi laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi. Hal tersebut didukung berbagai temuan dari penelitian yang telah dilakukan, maka penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut dan membuktikan temuan-temuan empiris mengenai rasio keuangan, khususnya yang menyangkut kemampuan rasio keuangan sebagai alat prediksi.
Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Informasi keuangan perusahaan, terutama probabilitas diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber ekonomi yang mungkin dikendalikan untuk masa depan, sehingga dapat memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan kas